Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dua pemimpin dunia jadi jagoan aksi di tengah konspirasi internasional. Heads of State, film penuh ledakan dan sarkasme. (dok. Amazon MGM Studios/Heads of State)

Intinya sih...

  • Chemistry Cena-Elba kurang digali, naskah tidak memberikan ruang cukup untuk interaksi yang lucu dan tajam.

  • Humor canggung dan kurang mengocok perut, adegan slapstick dan dialog satir seringkali meleset.

  • Aksi seru berkat sentuhan sutradara Ilya Naishuller, menyajikan hiburan lewat adegan aksi yang solid.

Apa jadinya jika Presiden Amerika Serikat dan Perdana Menteri Inggris harus turun tangan langsung melawan teroris? Itulah premis menarik yang coba diangkat oleh film Heads of State, yang ditayangkan secara ekslusif di Prime Video pada 2 Juli 2025. Diproduksi Amazon MGM Studios dan disutradarai oleh Ilya Naishuller (Hardcore Henry, Nobody), film ini memasangkan dua bintang besar John Cena dan Idris Elba—sebagai pemimpin negara yang tak hanya berdebat soal kebijakan, tapi juga beraksi di lapangan dengan cara yang cukup “barbar”.

Namun sayangnya, meski premisnya menjanjikan dan didukung oleh jajaran pemain papan atas, Heads of State tidak sepenuhnya berhasil menggabungkan elemen aksi dan komedi dengan mulus. Beberapa momen memang menghibur, tapi sisanya terasa datar. Berikut ulasan lengkapnya!

1. Chemistry Cena-Elba yang potensial tapi kurang digali

Dua karakter utama yang bertolak belakang, tapi sayang dinamika mereka kurang tergali maksimal. (dok. Amazon MGM Studios/Heads of State)

Sebagai dua pemimpin negara yang dipaksa bekerja sama di tengah krisis, Will Derringer (John Cena) dan Sam Clarke (Idris Elba) sebenarnya punya dinamika yang menjanjikan. Keduanya mewakili dua karakter kontras: Will yang optimis dan flamboyan, Sam yang serius dan sinis. Perbedaan ini semestinya bisa menciptakan interaksi yang lucu dan tajam seperti layaknya film buddy-comedy klasik.

Sayangnya, chemistry mereka tidak berkembang dengan baik karena naskah yang tidak memberikan ruang cukup. Sebagian besar percakapan mereka hanya berisi saling sindir tanpa dampak, dan terasa hambar meskipun diperankan oleh dua aktor berbakat. Padahal, momen-momen serius mereka justru terasa lebih kuat dibanding bagian komedinya.

2. Humor yang canggung dan gagal mengocok perut

Usaha untuk lucu lewat slapstick dan sindiran politik yang justru terasa hambar dan membosankan. (dok. Amazon MGM Studios/Heads of State)

Sebagai film yang dipasarkan sebagai komedi aksi, Heads of State justru terasa kurang lucu. Banyak adegan slapstick seperti karakter terpeleset, terbakar, atau tersedak asap granat yang ditampilkan dengan harapan mengundang tawa. Namun, semua itu malah terasa klise dan tidak berhasil membangun atmosfer humor yang konsisten.

Sama halnya dengan dialog satir soal politik dan budaya pop, punchline-nya seringkali meleset. Bahkan John Cena yang biasanya kuat dalam peran komedi, seperti dalam Peacemaker, di sini tidak banyak mendapatkan materi yang mendukung. Alhasil, bagian komedi dalam film ini terasa seperti potensi yang tidak dimaksimalkan.

3. Aksi seru berkat sentuhan sutradara Ilya Naishuller

Ilya Naishuller menyajikan adegan aksi eksplosif yang jadi highlight utama film ini. (dok. Amazon MGM Studios/Heads of State)

Untungnya, Heads of State tetap menyajikan hiburan lewat adegan aksi yang solid. Ilya Naishuller, yang dikenal lewat film aksi inovatif, menghadirkan momen penuh ledakan, tembak-menembak, dan pertarungan tangan kosong yang dikemas dengan gaya energik. Penonton akan disuguhi visual yang cepat dan intens, khas Naishuller.

Adegan seperti kejar-kejaran mobil, penyergapan mendadak, hingga pertarungan di udara membuat film ini tidak pernah terasa sepenuhnya membosankan. Meskipun kisahnya datar, setidaknya elemen aksi membuat penonton tetap betah menyaksikan hingga akhir.

4. Priyanka Chopra Jonas tampil memikat dan menjadi kejutan

Tampil menawan dan mematikan, Priyanka mencuri perhatian di setiap adegan pertarungan. (dok. Amazon MGM Studios/Heads of State)

Di tengah ketidakstabilan nada film, Priyanka Chopra Jonas muncul sebagai penyegar. Ia memerankan Noel Bisset, agen MI6 yang mengawal Sam dan Will setelah mereka terjebak di wilayah musuh. Dengan koreografi pertarungan yang rapi dan intens, Priyanka sukses mencuri perhatian setiap kali ia muncul di layar.

Dikenal karena sering melakukan stunt-nya sendiri, Priyanka memberikan performa yang kuat dan penuh karisma. Bahkan tanpa dialog panjang, aksinya mampu menyampaikan keberanian dan kepiawaian karakternya. Ia adalah satu-satunya karakter yang benar-benar terlihat nyaman dan efektif dalam dunia aksi film ini.

5. Narasi politis yang menarik tapi kurang mendalam

Premis politik menjanjikan tapi gagal dieksekusi secara dalam. Fokus justru beralih ke aksi dan ledakan. (dok. Amazon MGM Studios/Heads of State)

Film ini sebenarnya mencoba mengangkat isu politik global dengan membalutnya dalam cerita aksi. Ada tema tentang teknologi pengawasan, konspirasi internasional, hingga sindiran ringan terhadap alur kekuasaan modern. Premisnya menjanjikan, apalagi dengan dua tokoh sentral dari negara adidaya yang harus menyelamatkan dunia.

Namun, semua potensi itu hanya disentuh permukaannya saja. Alih-alih mengeksplorasi konflik secara lebih mendalam, film lebih memilih untuk bermain aman dengan cerita hitam-putih yang mudah ditebak. Bahkan twist yang muncul di akhir tidak cukup kuat untuk mengangkat keseluruhan cerita yang terasa datar.

Secara keseluruhan, Heads of State adalah film yang lebih cocok dinikmati sebagai hiburan ringan tanpa ekspektasi tinggi. Chemistry dua tokoh utamanya cukup menarik, tetapi tidak dimanfaatkan sepenuhnya. Kelemahan pada naskah dan humor yang kurang menggigit menjadi penghambat utama bagi film ini untuk bersinar sebagai film aksi-komedi.

Namun, jika kamu mencari tontonan popcorn movie dengan adegan laga yang seru dan penampilan memukau dari Priyanka Chopra Jonas, film ini tetap layak dicoba. Meski bukan yang terbaik dalam genre-nya, Heads of State masih punya cukup bahan untuk jadi tontonan akhir pekan yang menghibur.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team