Ilustrasi Delivery Order (IDN Times/Sukma Shakti)
Nanda mengungkapkan, tahun ini adalah Ramadan pertamanya berjualan dengan gerobak. Meski begitu, dia bukanlah penjual makanan dadakan yang hanya buka musiman selama Ramadan. Usahanya berjualan croffle sudah dirintisnya sejak akhir 2021.
"Awalnya jualan croffle selama 7 bulan sejak akhir 2021, terus pisah," tuturnya menceritakan awal mula dirinya membuka usaha makanan ini.
Sebelum membuka usaha sendiri di bidang kuliner, mahasiswi UIN Sunan Kalijaga ini mengaku memang senang berdagang. Ketika duduk di bangku SD, ia sempat berjualan es di sekolah, kemudian merambah jualan online ketika SMP-SMA.
Saat kuliah, ia bekerja dengan orang lain. Ketika bekerja itulah, ia bertemu dengan pria bernama Agus Gundul yang menjadi mentornya berbisnis pada awal 2021.
"Awalnya diajari tapi masih belum berani dan belum punya modal. Terus belajar bikin croffle dan diajari naik di merchant aplikasi pesan makanan online. Modal awalnya dari rekanan," ujar Nanda.
Ia memutuskan berjualan croffle karena waktu itu makanan ini tengah viral. "Selain itu, ada yang mengajari, makanya bisa bikin," ucapnya.
Setelah berpisah dengan rekanan, Nanda melanjutkan usaha croffle-nya ini. Namun, waktu itu modalnya hanya cukup untuk ngekos dan membeli bahan baku adonan.
"Akhirnya buka ghost resto (usaha kuliner yang tidak memiliki dapur atau restoran) di kosan dengan memanfaatkan aplikasi pesan makanan online," kata dia. Usaha ghost resto ini dijalaninya sejak Maret 2022 dan masih berjalan hingga sekarang.