Profil GKR Mangkubumi, Putri Sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X
Intinya sih...
- GKR Mangkubumi, putri pertama Sri Sultan Hamengku Buwono X, memiliki gelar lengkap Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawana Langgeng ing Mataram.
- Lulusan Griffith University Brisbane ini awalnya tak ingin belajar ke luar negeri dan mengakui kesulitan saat pertama kali menetap di Singapura.
- Sebagai lurah putri, GKR Mangkubumi memimpin Abdi Dalem perempuan, menjaga kebudayaan Keraton Yogyakarta, aktif dalam organisasi, dan terlibat dalam bisnis keluarga.
Menjadi anak pertama bukan hal yang mudah, terutama lahir dari putri raja yang bertakhta. Ia adalah GKR Mangkubumi, si sulung yang memiliki tanggung jawab besar atas Keraton Yogyakarta.
Mangkubumi disebut sebagai penjaga kebudayaan keraton dan menduduki berbagai jabatan penting di Jogja. Berikut ini adalah profil GKR Mangkubumi dan sederet fakta dirinya yang menarik buat diketahui!
1. Biodata GKR Mangkubumi
- Nama lahir: GRAj Nurmalitasari
- Nama gelar: Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawana Langgeng ing Mataram.
- Tempat dan tanggal lahir: Bogor, 24 Februari 1972
- Agama: Islam
- Nama Ayah: Sri Sultan Hamengku Buwono X
- Nama Ibu: GKR Hemas
- Agama: Islam
- Nama pasangan: Kanjeng Pangeran Harya Wironegoro
- Nama anak: Putri Raden Ajeng Artie Ayya Fatimasari dan Pangeran Raden Mas Drasthya Wironegoro
2. Latar belakang pendidikan
Kelima anak Sri Sultan Hamengku Buwono X mengenyam pendidikan di luar negeri, termasuk GKR Mangkubumi. Dilansir laman Pramuka DIY, ia pernah bersekolah di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta sebelum kemudian berpindah ke Singapura di International School of Singapore.
Selepas lulus SMA, GKR Mangkubumi melanjutkan pendidikan di beberapa college di California hingga akhirnya memantapkan hati di Griffith University Brisbane, Queensland, Australia. Di kampus tersebut ia lantas mendapat gelar Bachelor Degree bidang Retail Management.
Ada fakta menarik tentang GKR Mangkubumi. Laman Kraton Jogja menyebutkan bahwa perempuan yang memiliki dua anak tersebut mengaku awalnya tak mau belajar ke luar negeri. Awal menetap di Singapura pun terasa sulit buatnya karena tak bisa masak, bersih-bersih rumah, dan minim kemampuan bahasa Inggris. Namun dari pengalaman ini ia menyadari mendapat insight bahwa pelajaran hidup lebih sulit daripada sekolah.
3. Menjabat sebagai lurah dalam Keraton Jogja
Sebagai putri tertua, putri yang pernah menyandang nama Gusti Kanjeng Ratu Pembayun tersebut menjabat sebagai lurah putri. Di sini, ia memimpin Abdi Dalem keparak atau Abdi Dalem perempuan dan Sentana Dalem putri.
Selain itu, ia juga seorang Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Parwabudaya. Kawedanan ini bertugas menjaga inti dari kebudayaan Keraton Yogyakarta. Tugasnya adalah merawat petilasan, mesjid, sampai dengan makam Kagungan Dalem. Ini termasuk dengan melestarikan dan mengedukasi masyarakat tentang tradisi seni klasik Jawa.
Menjadi lurah juga mengharuskan GKR Mangkubumi memimpin beberapa upacara keraton sekaligus bagian dari tanggung jawabnya melestarikan tradisi. Bahkan, ia jika dibandingkan dengan saudara lainnya, beliau adalah yang paling banyak membawakan Tari Bedhaya di Bangsal Kencana. Tari ini diketahui adalah salah satu seni dan ritual yang sakral di Keraton Yogyakarta.
4. Jabatan dalam organisasi dan karier
Tak berpuas diri sibuk dalam ruang lingkup keraton. GKR Mangkubumi terkenal aktif dalam berbagai organisasi. Berikut adalah keorganisasian yang diikutinya dalam sepuluh tahun terakhir:
- Ketua DPD KNPI DIY (2012–2015)
- Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY (2015–sekarang)
- Ketua Kadin DIY (2015–sekarang)
- Wakil Ketua Kwarnas / Ketua Komisi Pengabdian Masyarakat Diarsipkan 2023-06-08 di Wayback Machine. Kwartir Nasional (2018-2023)
Tidak hanya berorganisasi, GKR Mangkubumi turut menjalankan segudang bisnis keluarga. Di antaranya adalah sebagai komisaris di PT Jogja Magasa Iron yang merupakan perusahaan pertambangan yang bergerak dalam bidang pemrosesan penambangan pasir besi di Wates, Kulonprogo, Yogyakarta. Selanjutnya adalah komisaris utama di PT Madubaru PG Madukismo yang tak lain adalah perusahaan yang memproduksi gula dan etanol di Bantul.
Sebagai putri raja yang hidup di zaman modern, GKR Mangkubumi ingin mengupayakan agar semua warga Jogja dapat belajar kembali mengenai sejarah, tradisi, dan budaya Jawa yang adiluhung. Sebab beliao percaya bahwa keraton bukan milik pribadi, tapi milik leluhur yang harus dijaga seutuhnya.