10 Pertanyaan yang Belum Terjawab di Anime Mashle: Magic and Muscles

Intinya sih...
- Beberapa alur cerita dalam Mashle: Magic and Muscles kerap menimbulkan pertanyaan di kalangan penggemar, seperti kurangnya pengembangan karakter kunci dan kebingungan terkait narasi yang tidak konsisten.
- Ketidakhadiran para pengajar utama di Easton Academy menimbulkan pertanyaan tentang struktur akademi dan siapa yang bertanggung jawab atas bimbingan siswa.
- Kurangnya penjelasan mengenai Divine Visionaries, kemampuan sihir Finn Ames, dan nasib anggota Magia Lupus menimbulkan kebingungan dan ketidakpuasan di kalangan penonton.
Meskipun Mashle: Magic and Muscles menawarkan hiburan melalui perpaduan humor dan aksi yang menarik, beberapa alur cerita dalam seri ini kerap menimbulkan pertanyaan di kalangan penggemar. Mulai dari pengembangan karakter yang belum tuntas hingga narasi yang tidak konsisten, beberapa bagian cerita terasa membingungkan.
Beberapa karakter kunci seperti Abel, Abyss, dan saudara kandung Mash kurang mendapatkan porsi yang memadai atau penjelasan yang jelas. Selain itu, rivalitas intens dan konflik antar organisasi yang disajikan terkesan tidak memiliki resolusi yang memuaskan. Hal ini menimbulkan beberapa lubang plot yang mengganggu kelancaran dan kedalaman cerita, serta menimbulkan keraguan tentang koherensi dan arah narasi secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa alur cerita Mashle: Magic and Muscles yang membuat penonton bertanya-tanya karena kebingungan!
1. Para pengajar Akademi Sihir Easton gak tampak batang hidungnya
Dalam Mashle, peran para pengajar, khususnya Claude Lucci, sangat menonjol dalam arc ujian masuk Easton, namun kemudian menghilang secara misterius. Claude Lucci, yang bertindak sebagai pengawas ujian, menampilkan sikap tegas dan berwibawa, sehingga diharapkan akan menjadi figur otoritas yang berpengaruh. Namun, setelah ujian masuk, ia dan pengajar lainnya jarang terlihat atau disebut, kecuali Kepala Sekolah Wahlberg.
Ketidakhadiran ini menimbulkan pertanyaan tentang kredibilitas struktur akademi. Sekolah bergengsi seperti Easton seharusnya memiliki staf pengajar yang aktif dan terlibat dalam membimbing siswa, menjaga disiplin, dan memastikan perkembangan mereka. Absennya para pengajar ini menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang bertanggung jawab atas bimbingan dan penegakan aturan di akademi tersebut.
2. Misteri terungkapnya ketiadaan sihir Mash oleh Divine Visionaries
Mash merupakan anomali karena hidup tanpa sihir di dunia yang menjunjung tinggi kekuatan magis. Ia berhasil menyamar sebagai penyihir saat bersekolah di Akademi Sihir Easton, namun akhirnya ketahuan oleh Divine Visionaries. Divine Visionaries, elit tertinggi dalam dunia sihir, bertanggung jawab menjaga tatanan dan menegakkan standar sihir. Namun, bagaimana mereka mengetahui ketidakmampuan Mash tetap menjadi misteri dalam anime.
Beberapa siswa memang memiliki kecurigaan, tetapi tidak ada yang memiliki bukti kuat atau terlihat melaporkan Mash. Mengingat status mereka dan pentingnya sihir dalam masyarakat, seharusnya penemuan keunikan Mash oleh Divine Visionaries menjadi poin penting dalam plot dengan implikasi yang besar. Absennya penjelasan mengenai hal ini membuat penonton bertanya-tanya, bagaimana mereka bisa mengetahui rahasia Mash.
3. Penerimaan Finn ke Akademi Sihir Easton dipertanyakan
Finn Ames, sahabat karib Mash, kerap memberikan bantuan selama mereka bersekolah di Easton. Namun, bagi penonton yang hanya mengikuti versi anime, penerimaan Finn ke Easton menjadi tanda tanya besar mengingat kepribadiannya yang penakut dan penggunaan sihir yang minim. Finn selalu digambarkan sebagai karakter pemalu yang cenderung menghindari konfrontasi dan jarang menunjukkan kemampuan sihir yang berarti. Kemampuan sihirnya yang sekilas terlihat saat melawan Carpaccio Luo Yang dalam ujian Divine Visionary justru menimbulkan inkonsistensi dengan karakternya yang biasanya penakut.
Akademi Sihir Easton dikenal sebagai institusi bergengsi dengan standar tinggi dalam hal bakat dan potensi sihir. Ujian masuknya pun sangat ketat, dirancang untuk menyaring hanya calon-calon penyihir terbaik. Kurangnya kepercayaan diri dan kemampuan sihir yang ditunjukkan oleh Finn tampak bertentangan dengan standar tinggi akademi ini. Ketidaksesuaian ini menciptakan inkonsistensi dalam narasi, membuat penonton mempertanyakan bagaimana Finn bisa memenuhi persyaratan ketat tersebut.
4. Karakter perempuan di Mashle gak berperan banyak
Salah satu kekurangan Mashle adalah kurangnya pengembangan karakter wanita. Meskipun terdapat beberapa penyihir wanita dalam cerita, peran dan kedalaman karakter mereka tidak sebanding dengan karakter pria. Lemon Irvine, salah satu tokoh utama wanita, lebih sering digambarkan sebagai objek kasih sayang Mash daripada menampilkan kemampuan atau kontribusi signifikan dalam plot.
Minimnya pengembangan karakter wanita ini bermasalah karena beberapa alasan. Pertama, hal ini melanggengkan stereotip gender dengan menempatkan karakter wanita dalam peran pendukung atau dangkal. Kedua, hilangnya kesempatan untuk menampilkan dinamika karakter yang lebih beragam dan memperkaya cerita. Dalam sebuah narasi yang berfokus pada kekuatan dan sihir, kurangnya representasi penyihir wanita juga menunjukkan ketidakseimbangan dalam pembangunan dunia, di mana karakter pria mendominasi aksi dan perkembangan cerita.
5. Abel dan Abyss kehilangan momentum di musim kedua
Abel Walker dan Abyss Razor diperkenalkan sebagai antagonis yang kuat pada musim pertama Mashle, menghadirkan ancaman serius bagi Mash dan teman-temannya. Abel dengan sihir bonekanya yang dahsyat, dan Abyss dengan kemampuan mengerikan serta mata uniknya, menjadi hambatan besar yang meningkatkan intensitas dan ketegangan cerita. Namun, kehadiran mereka meredup di musim kedua, bahkan absen dalam konflik penting seperti pertempuran melawan Innocent Zero.
Absennya kedua karakter ini menjadi inkonsistensi yang mencolok. Mengingat kekuatan dan peran mereka sebelumnya, keduanya seharusnya terlibat dalam pertarungan-pertarungan krusial. Pengasingan mereka mengurangi signifikansi karakter dan potensi pengembangan lebih lanjut. Selain itu, hal ini juga mengaburkan kontinuitas dan perkembangan logis cerita, sehingga mengurangi kekompakan alur cerita secara keseluruhan.
6. Anggota Magia Lupus lainnya menghilang tanpa penjelasan
Nasib anggota Magia Lupus pasca-musim pertama tidak dijelaskan secara gamblang. Magia Lupus, di bawah pimpinan Abel Walker, merupakan kekuatan antagonis penting di musim pertama Mashle, dengan setiap anggota memiliki kemampuan sihir yang unik dan dahsyat. Namun, setelah kekalahan mereka, hanya Abel, Abyss, dan Love Cutie yang sempat muncul sebentar, sementara anggota lainnya menghilang begitu saja dari alur cerita.
Absennya penjelasan lebih lanjut mengenai anggota lainnya mengganggu kelangsungan dan logika cerita. Penonton dibiarkan bertanya-tanya tentang konsekuensi kekalahan mereka dan dampaknya terhadap masa depan masing-masing. Ketiadaan karakter-karakter ini juga membatasi potensi pengembangan cerita dan karakter. Meskipun dapat diasumsikan bahwa Magia Lupus telah bubar, tanpa konfirmasi atau penjelajahan yang jelas, hal ini meninggalkan rasa ketidakpuasan bagi penonton.
7. Siswa Easton hampir saling bunuh tanpa konsekuensi
Rivalitas antara asrama Adler, Orca, dan Lang di Easton Academy digambarkan begitu intens, dengan siswa-siswa kerap terlibat dalam konfrontasi brutal yang mengancam nyawa. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengingat para siswa tersebut hampir saling membunuh tanpa konsekuensi yang berarti. Sebagai contoh, Abel hampir membunuh Mash dan teman-temannya serta mengubah siswa lain menjadi boneka hidup. Abyss nyaris menghabisi Rhodes Eamus, sementara Carpaccio melukai Finn dengan parah.
Meskipun terdapat potensi bahaya dan pelanggaran etika yang jelas, pihak akademi seakan menutup mata dan tidak mengambil tindakan tegas. Mungkin karena siswa-siswa tersebut memiliki kekuatan atau kemampuan penyembuhan, sehingga kekerasan dianggap sepele. Meskipun persaingan dapat mendorong semangat berkompetisi dan berkembang, intensitas rivalitas di Easton Academy telah mencapai tingkat yang tidak masuk akal.
8. Innocent Zero, organisasi misterius yang belum terungkap
Organisasi Innocent Zero dan pemimpinnya yang bernama sama masih menjadi misteri dalam anime, sehingga menimbulkan kebingungan dan ketidaklengkapan bagi penonton yang hanya mengikuti versi anime. Sementara manga memberikan penjelasan lebih mendalam tentang pembentukan kelompok, motif, dan latar belakangnya, penonton anime hanya mendapatkan gambaran dangkal tentang Innocent Zero.
Penggunaan nama yang sama untuk organisasi dan pemimpinnya menambah kebingungan, karena tidak jelas apakah referensi tertentu mengacu pada kelompok atau individu. Kurangnya kejelasan dan kedalaman karakter dalam anime (setidaknya hingga saat ini) membuat Innocent Zero terkesan seperti antagonis biasa, mengurangi ketegangan dan minat penonton.
9. Diskriminasi terhadap pengguna non-sihir
Dalam dunia Mashle, individu yang tidak memiliki kemampuan sihir mengalami diskriminasi, pengucilan, pengasingan, bahkan eksekusi. Sistem sosial ini sangat bermasalah karena menciptakan hierarki kaku berdasarkan bakat bawaan, memarginalkan mereka yang berbeda.
Mash Burnedead, tokoh utama dalam cerita, menjadi korban langsung dari prasangka ini. Ketidakmampuannya menggunakan sihir membuatnya terus-menerus menghadapi ancaman dan bahaya. Situasi serupa juga ditemukan dalam kisah-kisah lain seperti My Hero Academia dan Harry Potter, di mana karakter tanpa kekuatan khusus diperlakukan tidak adil. Pesan yang tersirat dalam semua narasi ini adalah peringatan tentang bahaya masyarakat yang mengedepankan keseragaman daripada individualitas, dan menghukum mereka yang berbeda.
10. Asal-usul Mash belum dijelaskan di anime
Dalam anime, Mash diperkenalkan sebagai sosok pendiam dan patuh, namun memiliki kekuatan fisik yang luar biasa, meskipun tidak memiliki kemampuan sihir. Ia ditemukan saat masih bayi dan dibesarkan oleh ayah angkatnya, Regro Burnedead. Namun, asal-usul Mash yang sebenarnya masih menjadi misteri bagi penonton yang hanya mengikuti versi anime.
Manga mengungkap bahwa Mash diciptakan oleh Innocent Zero, menjadikannya putra dari sang antagonis utama. Informasi krusial ini belum disampaikan dalam anime, sehingga penonton tidak mengetahui bagaimana Mash tercipta dan alasan mengapa ia ditinggalkan. Ketiadaan latar belakang ini membuat penonton anime kehilangan konteks penting yang dapat memperkaya narasi, seperti pentingnya warisan Mash dan ancaman yang ditimbulkan oleh Innocent Zero.
Mashle: Magic and Muscles telah berhasil memikat penonton dengan aksi kocak dan karakter-karakter uniknya. Namun, beberapa alur cerita yang membingungkan, seperti ketidakhadiran karakter penting dan minimnya pengembangan karakter wanita, menimbulkan pertanyaan dan ketidakpuasan di kalangan penggemar. Hal ini berdampak pada kelancaran dan kedalaman cerita, meninggalkan beberapa lubang plot yang belum terjawab.
Meski demikian, Mashle tetap menjadi tontonan yang menghibur dengan premis yang unik dan potensi besar. Dengan harapan bahwa pertanyaan-pertanyaan ini akan terjawab di musim mendatang, penggemar masih menantikan bagaimana Mashle akan terus mengembangkan ceritanya dan memberikan pengalaman menonton yang lebih memuaskan.