5 Fakta Negativity Bias, Kecenderungan Fokus pada Hal Negatif

Mengapa kita lebih mudah terjebak dalam hal buruk?

Intinya Sih...

  • Otak cenderung fokus pada pengalaman negatif karena mekanisme kuno yang memperingatkan terhadap bahaya
  • Negativity bias mempengaruhi motivasi, membuat kita lebih termotivasi untuk menghindari kegagalan daripada meraih kesuksesan
  • Berita negatif memiliki dampak besar pada persepsi karena kita lebih cenderung mempercayai dan memberikan bobot pada informasi negatif

Pernahkah kamu merasa hari-harimu diwarnai dengan berita buruk? Atau kamu lebih termotivasi untuk menghindari kegagalan daripada meraih kesuksesan? Nah, kamu mungkin sedang terjebak dalam negativity bias. Fenomena ini merupakan kecenderungan otak kita untuk lebih fokus pada hal-hal negatif.

Sebagai manusia, kita memiliki kemampuan luar biasa untuk belajar dan beradaptasi. Namun, kemampuan ini memiliki sisi negatifnya. Otak kita dirancang untuk memprioritaskan informasi yang berhubungan dengan bahaya dan ancaman. Hal ini membuat kita lebih mudah mengingat dan terpengaruh oleh pengalaman negatif dibandingkan yang positif.

Berikut adalah fakta-fakta menarik tentang negativity bias yang akan membantu kamu memahami fenomena ini dan bagaimana pengaruhnya dalam hidup. Yuk, simak!

1. Negativity bias menunjukkan lebih mudah mengingat pengalaman negatif

5 Fakta Negativity Bias, Kecenderungan Fokus pada Hal Negatifilustrasi menangis (pexels.com/Keira Burton)

Otak manusia secara alami cenderung memberikan perhatian lebih pada pengalaman negatif. Ini terjadi karena mekanisme kuno dalam otak kita yang dirancang untuk memperingatkan kita terhadap bahaya dan ancaman. Sebagai hasilnya, momen-momen yang tidak menyenangkan atau mengecewakan sering kali terukir dalam memori kita dengan lebih kuat daripada pengalaman positif.

Selain itu, pengalaman negatif sering kali diproses lebih mendalam oleh otak kita, membuatnya lebih mudah untuk diakses dan diingat di masa depan. Ini bisa menjelaskan mengapa kita sering kali merenungkan kritik atau kegagalan daripada pujian atau keberhasilan.

2. Negativity bias berpengaruh terhadap motivasi

5 Fakta Negativity Bias, Kecenderungan Fokus pada Hal Negatifilustrasi stres (pexels.com/Karolina Grabowska)

Negativity bias memiliki dampak yang kuat terhadap motivasi kita. Kita cenderung lebih termotivasi untuk menghindari kehilangan atau kegagalan daripada mencapai keberhasilan atau keuntungan. Ini dapat mempengaruhi keputusan kita dan cara kita mengejar tujuan, sering kali membuat kita lebih berhati-hati atau bahkan menghindari mengambil risiko.

Dalam konteks ini, kecenderungan untuk fokus pada hasil negatif dapat menghambat kemampuan kita untuk melihat peluang dan mungkin mengarah pada perilaku menghindari yang berlebihan. Mengenali dan mengatasi negativity bias ini dapat membantu kita menjadi lebih seimbang dalam pendekatan kita terhadap tujuan dan aspirasi.

3. Negativity bias membuat berita buruk lebih dipercaya

5 Fakta Negativity Bias, Kecenderungan Fokus pada Hal Negatifilustrasi cemas (pexels.com/energepic.com)

Berita negatif sering kali memiliki dampak yang lebih besar pada persepsi kita daripada berita positif. Ini karena negativity bias membuat kita lebih cenderung mempercayai dan memberikan bobot lebih pada informasi negatif. Berita buruk cenderung menarik perhatian kita dan memicu respons emosional yang kuat, yang dapat meningkatkan kepercayaan kita pada keakuratan berita tersebut.

Selain itu, media sering kali memanfaatkan negativity bias ini untuk menarik pemirsa atau pembaca. Ini bisa menjelaskan mengapa berita negatif sering kali lebih menonjol dalam siklus berita dan mengapa kita mungkin merasa bahwa dunia lebih berbahaya atau negatif daripada kenyataannya.

Baca Juga: 5 Fakta Contrast Effect, Memengaruhi Emosi dan Persepsi

4. Negativity bias berasal dari asal-usul evolusioner

5 Fakta Negativity Bias, Kecenderungan Fokus pada Hal Negatifilustrasi menangis (pexels.com/MART PRODUCTION)

Negativity bias mungkin memiliki akar dalam evolusi manusia. Dalam lingkungan yang penuh dengan predator dan ancaman lainnya, kemampuan untuk cepat mengenali dan bereaksi terhadap bahaya adalah penting untuk kelangsungan hidup. Oleh karena itu, otak kita telah berkembang untuk menjadi sangat sensitif terhadap sinyal-sinyal negatif.

Namun, di dunia modern, di mana ancaman fisik tidak sebanyak di masa lalu, negativity bias ini sering kali tidak proporsional dengan realitas. Mengakui bahwa ini adalah warisan evolusioner dapat membantu kita memahami mengapa kita bereaksi terhadap ancaman yang sering kali tidak seberbahaya atau sering terjadi seperti yang kita rasakan.

5. Negativity bias memiliki dampak pada hubungan interpersonal

5 Fakta Negativity Bias, Kecenderungan Fokus pada Hal Negatifilustrasi cemas (pexels.com/Andrew Neel)

Dalam hubungan interpersonal, negativity bias dapat menyebabkan kita lebih fokus pada kesalahan atau kekurangan orang lain daripada kebaikan atau kekuatan mereka. Ini dapat menyebabkan persepsi yang terdistorsi dan mungkin merusak hubungan dengan orang lain.

Mengakui adanya negativity bias dapat membantu kita mengembangkan empati dan pengertian yang lebih besar terhadap orang lain. Dengan berusaha untuk melihat gambaran yang lebih seimbang dari orang lain, kita dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan lebih positif.

Negativity bias adalah kecenderungan alami otak manusia, namun hal ini dapat diatasi dengan kesadaran dan usaha. Dengan memahami bagaimana negativity bias bekerja, kamu dapat belajar untuk lebih fokus pada hal-hal positif dalam hidup dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan orang lain. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: 5 Cognitive Bias yang Memengaruhi Kedekatan Pasangan, Apa Saja?

Muhamad Aldifa Photo Community Writer Muhamad Aldifa

Menulis di saat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya