Mengenal Keris sebagai Bagian dari Tosan Aji

Intinya sih...
- Keris adalah senjata tradisional Jawa bernilai budaya, simbol keberanian dan kebangsawanan, serta memiliki makna filosofis mendalam.
- Keris punya peran dalam upacara adat Jawa, seperti pernikahan, dan memiliki gaya khas Jogja dan Surakarta dengan makna filosofis yang berbeda.
- Perubahan zaman membuat keris mengalami perkembangan fungsi dari senjata pertahanan diri menjadi bagian kelengkapan busana adat Jawa, tetapi tetap menyimpan makna filosofis.
Keris adalah salah satu senjata tradisional Jawa yang bernilai budaya. Sebagai bagian dari Tosan Aji, keris menjadi simbol keberanian, kebijaksanaan dan kebangsawanan. Terbuat dari logam dengan bentuknya yang indah, unik, dan memiliki makna filosofis mendalam.
Dilansir laman resmi Keraton Yogyakarta, Tosan Aji sudah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda. Maka, ini lebih dari sekadar senjata, tapi juga identitas budaya yang pantas dijaga kelestariannya.
Yuk, kenalan lebih dekat dengan keris sebagai bagian dari Tosan Aji.
1.Bukan cuma senjata tapi juga digunakan dalam upacara adat Jawa
Berasal dari kata Tosan yang artinya besi, dan aji yang berarti dihormati. Oleh karena itu, ada nilai sakralnya yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa.
Keris tak hanya berfungsi sebagai senjata untuk melindungi diri dari serangan musuh, tapi juga punya peran dalam kegiatan khusus. Dikutip dari jurnal Keadiluhungan Keris dalam Budaya Jawa, Sumintarsih dalam Nurnaningsih menjelaskan bahwa keris juga digunakan dalam berbagai upacara maupun ritual adat.
Contohnya yaitu pada upacara pernikahan Jawa, mempelai laki-laki mengenakan keris sebagai pelengkap busana pengantin. Dalam konteks ini, keris melambangkan kehormatan, sikap tanggung jawab untuk siap membina rumah tangga bersama pasangannya.
2.Makna dari keris gaya Surakarta dan Jogja
Jogja dan Surakarta memiliki gaya keris dengan makna filosofis khas masing-masing. Dalam jurnal Pelestarian Budaya Keris di Surakarta pada Era Masa Kini yang ditulis Afifah, disebutkan bahwa keris gaya Jogja sebagai pusaka Ngayang Batin, sedangkan gaya Surakarta disebut Macak Baris.
Keris gaya Jogja dikenal sebagai pusaka yang Ngayang Batin, dilansir laman griyokulo.com. Ngayang berarti melambung dengan sengaja, dan batin memiliki arti rasa hati. Maka, makna filosofinya menggambarkan bahwa keris gaya Jogja bernilai spiritual tinggi, mampu menyentuh hati pemiliknya sehingga semakin bersyukur, serta memuji keagungan Tuhan.
Sementara pada pusaka-pusaka gaya Surakarta yang disebut Macak Baris, macak berarti menghias diri, dan bares artinya baik atau rapi. Seiring waktu pengucapannya menjadi Macak Baris, menggambarkan pusaka gaya Surakarta memiliki tampilan elegan, mewah, dan terawat.
Kedua gaya keris ini menunjukkan bahwa warisan budaya Jawa tak hanya menonjolkan keindahan sebatas pandangan mata, tetapi juga memiliki pesan mendalam untuk kehidupan manusia.
3.Fungsi Keris dari Masa ke Masa
Perubahan zaman membuat keris mengalami perkembangan fungsi. Masih dikutip dari jurnal karya Nurnaningsih, dijelaskan bahwa zaman dulu keris berfungsi sebagai senjata untuk pertahanan diri dari beragam serangan seperti musuh maupun binatang buas. Selain itu, juga dianggap sebagai pusaka berharga dan lambang kebesaran Raja.
Semakin majunya zaman, kini fungsi keris telah bergeser karena juga menjadi bagian dari kelengkapan busana adat Jawa. Dalam pernikahan, keris menjadi pelengkap estetika sehingga dihiasi dengan berlian pada pangkal hulu. Bahkan, sarung kerisnya juga dihias dengan lapisan emas, ini jadi simbol kehormatan pemakainya.
Meski ada pengembangan fungsi, namun keris tetap menyimpan makna filosofis. Dalam pernikahan adat Jawa, keris yang dikenakan pengantin laki-laki dihiasi untaian bunga melati. Bunga melati melambangkan keharuman, kasih sayang, dan kelembutan, maka menjadi penyeimbang dari fungsi senjata tradisional ini ketika dipakai sebagai pelengkap busana pengantin.
Bahkan, dalam situasi tertentu ketika pengantin laki-laki berhalangan hadir saat akad nikah, sebilah keris dapat dijadikan simbol pengganti kehadirannya. Ini menunjukkan peran keris sebagai produk budaya yang sangat dihormati.
Keris sebagai bagian dari Tosan Aji memiliki nilai-nilai tinggi gak hanya dari estetikanya, melainkan juga historis dan filosofisnya. Pengakuan dari UNESCO terhadap senjata tradisional Jawa menjadi bukti pentingnya menjaga, dan ikut mengenalkan warisan budaya ini ke generasi masa kini dan seterusnya.