Mengenal Jodang, Peti Kayu dalam Tradisi Lamaran Adat Jawa

- Prosesi lamaran adat Jawa punya benda unik, jodang, sebagai wadah oleh-oleh dan simbol restu keluarga bagi calon pengantin.
- Lamaran menunjukkan keseriusan calon pengantin laki-laki, membawa hantaran sebagai simbol keseriusan niatnya meminang calon pengantin perempuan.
- Jodang berisi makanan khas dan perlengkapan lain yang melambangkan harapan untuk kehidupan pernikahan yang baik.
Setiap tahapan tradisi pernikahan adat Jawa punya keunikan yang layak dilestarikan, termasuk benda berukuran besar yang ada saat prosesi lamaran. Sebuah peti kayu khas yang digunakan untuk membawa oleh-oleh dan beragam barang seserahan lainnya yaitu jodang.
Bukan sekadar wadah biasa, tapi juga simbol restu keluarga bagi calon pengantin Jawa. Benda ini biasa dibawa oleh keluarga calon pengantin laki-laki untuk calon istrinya. Berikut penjelasan tentang jodang, fungsi, dan apa saja isinya dalam prosesi lamaran adat Jawa.
1.Lamaran, tradisi meminang adat Jawa

Lamaran adalah salah satu tahapan menuju pernikahan dalam adat Jawa. Tradisi ini menunjukkan keseriusan calon pengantin laki-laki untuk meminang calon pengantin perempuan. Ada pertemuan keluarga besar untuk membicarakan niat baik membangun rumah tangga.
Rombongan dari pihak laki-laki yang terdiri dari orangtua, saudara dekat, serta beberapa kerabatnya mendatangi rumah pihak perempuan. Pada momennya, pihak laki-laki juga membawa hantaran sebagai oleh-oleh sekaligus simbol keseriusan niatnya meminang calon pengantin perempuan.
Dalam momen lamaran, ketika sudah mencapai kesepakatan menuju jenjang pernikahan, maka akan dilanjutkan membahas penentuan hari baik pernikahan. Lebih dari formalitas, tradisi ini juga cerminan nilai-nilai budaya kearifan lokal dalam membangun rumah tangga.
2.Jodang, wadah hantaran dalam sesi lamaran

Saat sesi lamaran adat Jawa, hantaran yang dibawa pihak laki-laki tidak diserahkan begitu saja, ada tempat yang digunakan untuk meletakkan barang-barang seserahan. Wadah itu disebut jodang, sebuah peti khusus.
Jodang terbuat dari bahan kayu, berukuran besar karena seluruh barang seserahan dimasukkan ke dalamnya. Bagian atas dirancang agar bisa dibuka-tutup untuk memasukkan dan mengeluarkan barang seserahan. Lalu, ujungnya terdapat lubang untuk memasukkan batang bambu. Batang bambu tersebut berfungsi sebagai alat memikul.
Nah, karena ukurannya besar dan berat, maka butuh sekitar empat orang laki-laki untuk memikulnya sampai rumah calon pengantin perempuan. Ini menunjukkan kekompakan dan kesungguhan pihak laki-laki dalam mengemban tanggung jawab kepada calon istrinya.
3.Makanan khas yang jadi salah satu bawaannya sarat akan makna

Jodang gak sekadar wadah oleh-oleh, tapi juga tempat yang berisi makanan khas sarat akan makna dalam proses menuju pernikahan. Salah satu menu yang ada di dalam jodang yaitu, makanan berbahan dasar beras ketan seperti wajik dan jenang.
Tak sekadar enak, beras ketan memiliki tekstur lengket setelah dimasak, ini melambangkan agar hubungan rumah tangga calon pengantin harmonis dan erat tak terpisahkan. Begitu juga hubungan pengantin dengan keluarga besarnya dari semua pihak.
Makanan beras ketan mencerminkan doa dan harapan agar kehidupan pernikahan dijalani dengan penuh keberkahan, kekuatan menghadapi tantangan, dan keharmonisan. Dengan demikian, elemen makanan khas di dalam jodang sekaligus membawa pesan filosofis baik.
4.Ragam hantaran dalam jodang

Hantaran yang dibawa pihak laki-laki gak hanya berisi makanan, tapi juga perlengkapan lain yang melambangkan kesiapan calon pengantin. Dikutip dari jurnal “Perkembangan Bentuk Hantaran Pengantin pada Pernikahan Putri Jenggolo Sidoarjo” karya Galuh, dkk menjelaskan bahwa terdapat dua peti jodang berisi hantaran, di mana yang satu berisi makanan, dan jodang lainnya berisi kebutuhan perlengkapan calon pengantin perempuan yang disebut hantaran sak pengadek.
- Hantaran makanan berisi berbagai jenis kue dan hidangan khas yang disusun rapi, lalu dimasukkan ke dalam jodang makanan. Jenis kue meliputi kue lengket seperti lemper, koci-koci, dan dadar gulung yang melambangkan harapan hubungan baik dan erat kedua calon mempelai. Ada juga kue keringnya seperti nastar, sagu, putri salju, dan lainnya yang melambangkan kebahagiaan rumah tangga. Kemudian juga terdapat ikan bandeng goreng dan udang goreng yang melambangkan kemakmuran hidup pernikahan.
- Hantaran sak pengadek berisi berbagai kebutuhan perlengkapan calon pengantin perempuan. Isinya meliputi beragam jenis perhiasan, perlengkapan ibadah, pakaian tradisional, busana pesta lengkap, pakaian dalam, perlengkapan mandi, dan kosmetik.
Adanya dua jodang berisi hantaran saat prosesi lamaran adat Jawa sebagai bentuk penghormatan, tanggung jawab, dan doa-doa harapan terbaik untuk kehidupan pernikahan pengantin. Isinya tidak terpatok pada benda-benda tertentu, bisa juga menyesuaikan kemampuan.
Jodang menjadi salah satu pusat perhatian dalam tradisi lamaran adat Jawa. Bentuknya yang besar dan dibawa oleh beberapa orang menuju rumah calon pengantin perempuan, di dalamnya menyimpan beragam hal yang penuh makna untuk memasuki kehidupan rumah tangga.
Kini, zaman terus berubah, mari bersama-sama membangun semangat agar tradisi ini terus lestari. Pemandangan yang menakjubkan melihat rombongan calon pengantin laki-laki berjalan membawa jodang menuju tempat pertemuan keluarga pengantin perempuan. Perjalanan penuh kebahagiaan yang mengandung nilai-nilai budaya.