Potret RM Soerjopranoto (budaya.jogjaprov.go.id)
Teater “Soerjopranoto: 6 Tubuh si Raja Mogok” terlaksana atas fasilitas dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud RI) yang memberikan tema kepahlawanan nasional yang berasal dari domisili masing-masing. Nama Eyang Soerjopranoto mungkin tak sebesar nama pahlawan lain, termasuk jika dibandingkan adiknya yakni Ki Hadjar Dewantara. Namun dirinya adalah contoh pemberani yang menggunakan kekuasaan demi keadilan.
"Kami memilih Eyang Soerjopranoto karena menurut kami lini hidupnya, narasi hidupnya, penting untuk disampaikan," ujar Gilang.
Acara yang berlangsung selama enam hari tersebut digodog apik dan teratur dengan beragam pendekatan artistik, seperti partisipatoris, spekulasi fiksi, aktivasi arsip dan reenactment sejarah. Ditambah, pemilihan tempat yang menjadi rute kunjungan selama acara yang masih bersinggungan dengan Eyang Soerjopranoto.
Salah satunya adalah Aula Boedi Oetomo di SMA N 11 Yogyakarta, dulunya merupakan lokasi Kongres Boedi Oetomo, tempat Eyang Soerjopranoto menyampaikan ketidaksetujuan dirinya atas tindakan semena-mena Belanda kepada pribumi. Situs lainnya tak kalah menarik, Pabrik Gula Madukismo, Makam Raja-raja Kotagede, dan Ndalem Nototarunan.
Dari seni karya Komunitas Sakatoya yang mengangkat cerita Eyang Soerjopranoto, diharapkan dapat menjadi jembatan antara masa lalu dengan saat ini lantaran nilai-nilai yang masih relevan. Kisahnya tidak hanya sesuai untuk orang dewasa, tapi juga lintas usia dan gender.