Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Meneladani Kisah RM Soerjopranoto dengan Seni Karya Komunitas Sakatoya

Potret proyek teater “Soerjopranoto: 6 Tubuh si Raja Mogok” dari Komunitas Sakatoya (IDN Times/Dyar Ayu)
Intinya sih...
  • Komunitas Sakatoya hadirkan seni puisi, paduan suara, dan teater untuk memperkenalkan kisah kepahlawanan.
  • Proyek teater "Soerjopranoto: 6 Tubuh si Raja Mogok" digelar di enam situs di Yogyakarta dengan enam sutradara berbeda.
  • Komunitas Sakatoya telah berdiri sejak 2014 dan kerap menggelar karya seni di berbagai event kesenian di Jogja.

Yogyakarta, IDN Times - Belajar sejarah yang menyenangkan identik dengan kunjungan ke museum. Namun, Komunitas Sakatoya memberikan udara segar melalui penampilan seni puisi, paduan suara, hingga teater untuk menarik minat anak muda dengan kisah kepahlawanan. 

Mulai tanggal 3-8 Desember 2024, Komunitas Sakatoya menghadirkan proyek teater  bertajuk “Soerjopranoto: 6 Tubuh si Raja Mogok”. Acara ini digelar meriah dalam enam situs di Yogyakarta, dengan enam sutradara berbeda.

1. Komunitas Sakatoya terbentuk sejak 2014

Potret proyek teater “Soerjopranoto: 6 Tubuh si Raja Mogok” dari Komunitas Sakatoya (IDN Times/Dyar Ayu)

Gilang 'Gilbo' Alamsyah selaku sutradara di hari keempat dalam rentetan acara “Soerjopranoto: 6 Tubuh si Raja Mogok” mengatakan, Komunitas Sakatoya sudah berdiri sejak tahun 2014.  "Komunitas Sakatoya bergerak di bidang managemen seni pertunjukan dengan basecamp di Jogja" ujarnya saat ditemui pada Jumat (6/12/2024) di Kampung Suryoputran, Kota Yogyakarta. 

Aara ini bukan yang pertama kalinya diselenggarakan, sebelumnya karya Komunitas Sakatoya telah digelar di Jakarta dan turut ambil peran dalam berbagai event kesenian di Jogja. 

2. Terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai komunitas lain

Keanggotaan Komunitas Sakatoya bersifat tertutup karena tak serta merta menerima seniman yang hadir sebagai anggota. "Namun kami terbuka untuk berkolaborasi. Sangat terbuka," terang Gilang. 

Proyek teater “Soerjopranoto: 6 Tubuh si Raja Mogok” adalah salah satu hasil kerja sama mereka bersama seniman dari berbagai lintas media, juga komunitas di luar seni, seperti Ikatan Pencak Silat cabang Kota Yogyakarta, dan Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni). 

3. Angkat kisah perjuangan Eyang Soerjopranoto yang masih relevan saat ini

Potret RM Soerjopranoto (budaya.jogjaprov.go.id)

Teater “Soerjopranoto: 6 Tubuh si Raja Mogok” terlaksana atas fasilitas dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud RI) yang memberikan tema kepahlawanan nasional yang berasal dari domisili masing-masing. Nama Eyang Soerjopranoto mungkin tak sebesar nama pahlawan lain, termasuk jika dibandingkan adiknya yakni Ki Hadjar Dewantara. Namun dirinya adalah contoh pemberani yang menggunakan kekuasaan demi keadilan. 

"Kami memilih Eyang Soerjopranoto karena menurut kami lini hidupnya, narasi hidupnya, penting untuk disampaikan," ujar Gilang. 

Acara yang berlangsung selama enam hari tersebut digodog apik dan teratur dengan beragam pendekatan artistik, seperti partisipatoris, spekulasi fiksi, aktivasi arsip dan reenactment sejarah. Ditambah, pemilihan tempat yang menjadi rute kunjungan selama acara yang masih bersinggungan dengan Eyang Soerjopranoto.

Salah satunya adalah Aula Boedi Oetomo di SMA N 11 Yogyakarta, dulunya merupakan lokasi Kongres Boedi Oetomo, tempat Eyang Soerjopranoto menyampaikan ketidaksetujuan dirinya atas tindakan semena-mena Belanda kepada pribumi. Situs lainnya tak kalah menarik, Pabrik Gula Madukismo, Makam Raja-raja Kotagede, dan Ndalem Nototarunan. 

Dari seni karya Komunitas Sakatoya yang mengangkat cerita Eyang Soerjopranoto, diharapkan dapat menjadi jembatan antara masa lalu dengan saat ini lantaran nilai-nilai yang masih relevan. Kisahnya tidak hanya sesuai untuk orang dewasa, tapi juga lintas usia dan gender. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
Dyar Ayu
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Dyar Ayu
EditorDyar Ayu
Follow Us