Makna Logo HUT DIY Ke-270, Gunakan Warna Pare Anom yang Khas

- Logo baru DIY menggambarkan semangat Yogyakarta menjaga tradisi sambil beradaptasi dengan kemajuan zaman
- Tema "Jogja Tumata Tuwuh Ngrembaka" menandakan penataan bijaksana, pertumbuhan, dan kesejahteraan yang meningkat
- Warna 'pare anom' pada logo melambangkan kesuburan dan kesejahteraan rakyat, serta gambaran usia DIY yang ke-270
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan merayakan hari jadinya yang ke-270 pada 13 Maret 2025 mendatang. Untuk menyambutnya, Pemerintah DIY pun merilis logo baru pada 14 Februari lalu dengan nuansa hijau, kuning dan merah.
Dikutip dari laman Instagram Humas Pemda DIY, Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono, menuturkan bahwa logo yang diluncurkan menggambarkan semangat Yogyakarta yang terus menjaga tradisi sambil beradaptasi dengan kemajuan zaman. Lewat logo tersebut, Yogyakarta menegaskan diri sebagai daerah yang penuh sejarah, budaya, dan kearifan lokal yang lestari.
1. Mengusung tema"Jogja Tumata Tuwuh Ngrembaka"

Logo baru DIY ini mengusung tema"Jogja Tumata Tuwuh Ngrembaka". Bukan tanpa makna, dikutip dari rilisan Pemda DIY "Jogja Tumata" menggambarkan Yogyakarta yang terus menata diri dengan bijaksana, berlandaskan nilai-nilai luhur dan filosofi yang telah diwariskan oleh para leluhur. Penataan yang dimaksud ini datang dari segala bidang, mulai dari tata kota, budaya, hingga kesejahteraan sosial, sehingga di masa yang akan datang, Yogyakarta semakin harmonis dan berkelanjutan.
Selanjutnya adalah "Jogja Tuwuh", yang dalam bahasa Indonesia tuwuh artinya tumbuh dewasa di mana diharapkan bisa terus memiliki pertumbuhan dan perkembangan. Adanya perkembangan ini pun tetap berpegang teguh pada akar budaya dan terus berkembang sebagai pusat pendidikan, ekonomi kreatif, serta inovasi yang tetap berpijak pada nilai-nilai keistimewaan yang dimilikinya.
Selanjutnya adalah "Jogja Ngrembaka" atau yang artinya kemajuan dan kesejahteraan yang semakin meningkat karena Yogyakarta tidak hanya tumbuh, tetapi juga berkembang dengan pesat, membawa harapan dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakatnya.
2. Makna warna pare anom

Logo baru DIY memiliki keunikan pada warnanya. Selain tone yang lebih cerah dan menggambarkan semangat dan harapan untuk tetap menjadi tanah yang nyaman, lestari, dan sejahtera bagi semua, juga penggunaan tiga warna yakni hijau, kuning dan merah.
Warna ini dikenal dengan nama 'pare anom', warna-warna yang identik dengan Kasultanan Yogyakarta. Warna-warna tersebut adalah perlambang dari kesuburan untuk kesejahteraan rakyat. Dan sebelum menjasi logo DIY yang baru, warna ini juga digunakan pada logo Pemerintahan Kabupaten Kulon Progo.
3. Deskriptif bentuk logo HUT DIY ke-270

Dari segi bentuk, logo baru ini terbilang fresh. Dimulai dengan adanya ikon jathilan sekaligus perwakilan angka '2'. Jathilan juga menjadi gambaran DIY di usianya yang ke-270 terus meneguhkan diri sebagai daerah yang penuh budaya dan kearifan lokal.
Kemudian "Jogja Tumata" yang direpresentasikan melalui motif kawung yang susunannya mirip padi. "Jogja Tuwuh" digambarkan lewat angka '7' yang pada beberapa sisinya dibuat mirip anak panah ke atas untuk mencerminkan pertumbuhan dan perkembangannya.
Dan terakhir "Jogja Ngrembaka" diwakilkan melalui angka '0' untuk menandakan kemajuan dan kesejahteraan yang terus meningkat. Logo DIY juga digambarkan secara dinamis dengan makna mewakili kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan elemen lainnya sekaligus harapan agar daerah ini bisa menghadapi tantangan zaman dengan dinamis, inklusif serta bisa bertahan di era globalisasi tanpa kehilangan jati diri.
Secara keseluruhan, gambaran logo adalah siluet dari angka 270. Angka yang menjadi gambaran usia DIY di tahun 2025 ini.