Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Aura Prisca Medina, dinobatkan sebagai Juara 1 Tokoh Penggerak Lingkungan Kampung dalam Festival Astra 4 Pilar Indonesia. (dok. UMY)
Aura Prisca Medina, dinobatkan sebagai Juara 1 Tokoh Penggerak Lingkungan Kampung dalam Festival Astra 4 Pilar Indonesia. (dok. UMY)

Intinya sih...

  • Aura Prisca Medina, mahasiswa UMY, juara 1 Tokoh Penggerak Lingkungan Kampung di Festival Astra 4 Pilar Indonesia.

  • Prisca mengubah hama keong mas menjadi pupuk organik dan mendayakan UMKM lokal.

  • Prestasi nasional Prisca penuh tantangan, namun ia berencana melanjutkan proyek pemberdayaan masyarakat baru di Malang.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times – Prestasi membanggakan kembali datang dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Di usianya yang baru 19 tahun, Aura Prisca Medina, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, dinobatkan sebagai Juara 1 Tokoh Penggerak Lingkungan Kampung dalam Festival Astra 4 Pilar Indonesia yang berlangsung di Menara Astra, Jakarta, 8–10 Agustus 2025.

Ajang ini diikuti 1.449 proposal dari 16 kategori. Hanya delapan orang yang lolos tahap presentasi, dan tiga finalis diundang ke Jakarta. Dari seleksi ketat tersebut, Prisca berhasil meraih juara pertama berkat inovasi lingkungan yang ia jalankan bersama masyarakat desa binaan.

1. Ubah hama keong mas jadi pupuk organik

Ubah hama keong mas jadi pupuk organik. (instagram.com/dsa_kelirberdikari)

Sejak awal 2025, Prisca aktif sebagai fasilitator di Desa Sejahtera Astra (DSA) Kelir Berdikari Agrikultura, Srumbung, Magelang. Ia tidak hanya mendampingi masyarakat, tetapi juga terjun langsung berdiskusi dengan petani dan kelompok wanita tani.

Salah satu inovasinya ialah memanfaatkan hama keong mas menjadi pupuk organik. Bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Srumbung, mereka melakukan fermentasi keong mas dengan buah busuk dan nitrobakter, kemudian dipakai kembali untuk menyuburkan sawah.

Dari uji coba di lahan 500 meter persegi, produktivitas padi meningkat dari 2.800 kg menjadi 3.100 kg. “Respons masyarakat sangat positif. Mereka berterima kasih karena masalah hama bisa diubah menjadi solusi yang menguntungkan,” ujar Prisca, Sabtu (23/8/2025) dilansir laman resmi UMY.

2. Pemberdayaan UMKM lewat komoditas lokal

ilustrasi salak (pixabay.com/InstagramFOTOGRAFIN)

Selain fokus di sektor pertanian, Prisca juga menggandeng UMKM lokal untuk mengolah hasil bumi unggulan seperti durian, nanas, dan salak. Ia bersama tim bahkan pernah mengolah 15 ton salak dari desa binaan sebagai bagian dari program peningkatan ekonomi masyarakat.

Prisca mengakui tantangan terbesar adalah soal usia. Sebagai fasilitator muda, ia harus membangun kepercayaan petani dan ibu-ibu yang usianya jauh di atasnya.

“Awalnya sulit beradaptasi. Saya 19 tahun, sementara mereka 40–45 tahun. Tapi Alhamdulillah mereka sangat terbuka sehingga kolaborasi bisa berjalan baik,” tuturnya.

3. Perjalanan menuju juara nasional penuh tantangan

Aura Prisca Medina (instagram.com/aurapriscaa)

Prestasi nasional ini tidak diraih dengan mudah. Prisca bercerita sempat ragu mengirimkan proposal karena waktu persiapan singkat. “Jujur saya hampir menolak. Tapi teman saya bilang kesempatan tidak datang dua kali. Akhirnya saya nekat kirim proposal, dan tidak menyangka bisa sampai sejauh ini,” kenangnya.

Dengan dukungan rekannya, Arief Reksa Pambudi, serta manajer DSA Kelir, Prisca mempersiapkan presentasi, video profil, hingga pitching di hadapan dewan juri. Hasilnya, namanya diumumkan sebagai pemenang utama.

Bagi Prisca, kemenangan ini bukan hanya miliknya pribadi. “Ini kemenangan untuk masyarakat yang bekerja sama dengan saya, mulai dari kelompok tani, ibu-ibu, hingga teman-teman. Tanpa mereka saya tidak bisa sampai ke titik ini,” ucapnya haru.

4. Melanjutkan proyek pemberdayaan baru

Aura Prisca Medina (instagram.com/aurapriscaa)

Prisca menegaskan bahwa penghargaan ini hanyalah awal. Ia sudah menyiapkan proyek pemberdayaan masyarakat baru di Malang. Bahkan, ia bercita-cita bisa berkarier di Astra agar terus mendampingi desa-desa binaan di seluruh Indonesia.

Menurutnya, kekuatan program ada pada keberanian mencoba hal baru. “Pertama, saya masih muda dan perempuan, tapi bisa memberdayakan masyarakat marginal. Kedua, inovasinya fresh dan langsung dirasakan manfaatnya,” tambahnya.

Prisca juga memberikan motivasi kepada mahasiswa lain agar berani mengambil peluang. “Maksimalkan apa yang sedang kamu kerjakan. Prestasi itu penting, tapi yang lebih penting adalah kebermanfaatan yang bisa kita berikan bagi orang lain,” pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team