Ilustrasi Berat Badan (Pexels.com/ Ketut Subiyanto)
Mari kita bandingkan latihan kardio dengan latihan plyometrik. Latihan kardio seperti lari bertujuan untuk melatih otot jantung, lebih dari itu lari dapat membakar kalori akibat latihan kardio yang meningkatkan detak jantung. Namun, begitu selesai berlari dan detak jantung kembali normal, tubuh pun berhenti membakar kalori.
Sementara, kalori yang dibakar pada saat latihan pliometrik memang tidak sebanyak kardio karena pliometrik lebih anaerobik daripada kardio. Namun, latihan anaerobik inilah yang kemudian membuat tubuh membakar glikogen dan melatih kekuatan otot yang kemudian mengarah ke pembakaran lemak.
Pada prinsipnya, semakin banyak massa otot semakin banyak juga energi yang dibutuhkan untuk berfungsi secara optimal. Latihan pliometrik akan meningkatkan metabolisme yang lebih tinggi dan tubuh memerlukan oksigen lebih banyak yang pada akhirnya dapat membakar kalori. Inilah yang disebut excess post exercise consumption (EPOC).
EPOC adalah peningkatan konsumsi oksigen dan metabolisme usai berolahraga. Meningkatnya konsumsi oksigen ini berkontribusi pada pengeluaran kalori. EPOC biasanya bertahan antara 12-24 jam. Artinya, meski kamu tidak melakukan apapun, tubuhmu masih membakar kalori setelah berolahraga.