Pak Jamal saat membagikan kisah inspiratifnya (dok. pribadi/Dimas Ponco)
Buka dari pukul 5.30 pagi hingga habis, Jamal menceritakan kegiatannya sehari-hari dalam mempersiapkan kedainya. Dirinya mulai melakukan persiapan dari pukul 3.30 dini hari untuk memulai harinya. Tentunya, membutuhkan motivasi dan kemauan yang tinggi untuk dapat melakukan kegiatannya setiap hari hingga belasan tahun seperti sekarang.
Ia mengaku, kemauannya yang tinggi menjadi bahan bakar dalam menjalani kesehariannya. “Kalau kemauan kita tipis, pasti akan merasa capek. Tapi, kalau kemauan kita keras kita gak akan capek menjalani pekerjaan kita. Kalau capek pun, saya istirahat aja dari sore lepas Asar, langsung hilang capeknya,” lontar Jamal.
Selain itu, menurutnya, menjalani pekerjaan sebagai pedagang cukup rewarding baginya. Hal ini dikarenakan ia senang membangun koneksi dan silaturahmi terhadap pelanggannya. “Kita jadi semangat karena banyak (menambah) saudara dan teman. Setiap hari selalu menambah saudara. Ada yang baru dan ada yang lama membawa kenalan baru,” ungkapnya.
Walau begitu, tidak dapat dimungkiri bahwa Jamal juga ingin mengembangkan warung makannya melalui cabang-cabang baru. Ia berharap untuk bisa dapat membuka cabang baru di sekitar Universitas Gadjah Mada, agar para mahasiswa yang ingin menikmati kreasi Pak Jamal tidak perlu menempuh perjalanan jauh.
“Harapan ke depannya ya kalau bisa ya seperti ini terus, jangan berubah (tetap stabil). Kalau bisa, ada peningkatan dan bisa buka cabang lagi. Rencananya di dekat UGM ngikutin kemauan pelanggan.”