ilustrasi kenduri selikuran (desasidoharjo.gunungkidulkab.go.id/Tradisi selikuran)
Tak hanya sebatas ritual keagamaan, kenduri malam selikuran juga bagian dari budaya lokal yang sudah lama dijalankan. Maka, sudah sepantasnya untuk dijaga dan dikenalkan kepada generasi sekarang dan seterusnya. Ini sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur, sekaligus sarana membangun hubungan akrab antarwarga.
Melansir laman desatepus.gunungkidulkab.go.id, kenduri malem Selikuran jadi momen berkumpulnya masyarakat dari beragam kalangan, baik anak-anak, kaum muda, dewasa, hingga orangtua. Acaranya dipersiapkan dengan penuh semangat kebersamaan, sehingga juga menciptakan suasana lingkungan yang harmonis.
Prosesi dipimpin oleh sesepuh setempat atau tokoh agama untuk berdoa bersama, memohon berkah dan kebaikan bagi seluruh masyarakat. Suasana tenang dan khusyuk menyelimuti acaranya. Setelah selesai berdoa, berkat dibagikan sebagai bentuk syukur atas rezeki dan keselamatan.
Melalui kegiatan tradisi rutin tahunan ini, Ramadan semakin berarti dan memberi semangat warga untuk melestarikannya. Sambil memperbanyak ibadah dan perbuatan baik di bulan suci, sambil memperkuat ikatan sosial di tengah kehidupan bermasyarakat.
Tradisi kenduri malem selikuran sekaligus menyampaikan pesan mendalam yaitu Memayu Hayuning Bawono. Alangkah indah dan baiknya ketika semua selaras, antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia dan makhluk lainnya, serta alam semesta. Dengan tahu lebih banyak tentang ini, maka mari junjung tinggi dan terapkan nilai-nilai luhur di dalamnya sambil terus mengenalkan ke generasi mendatang.