Yogyakarta, IDN Times - Pesona dangdut koplo kini tengah menyihir sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk anak mudanya. Terlebih setelah hadirnya tembang-tembang galau berbahasa Jawa, membuat yang sejatinya sedang baik-baik saja, tapi turut sedih karena lagu. Namun, sebelum lagu dangdut sepopuler sekarang, musik dalam skena underground pernah jadi hiburan hampir semua kalangan.
Di Jogja sendiri, musik keras ini digilai terutama oleh anak-anak SMP-SMA pada medio 2010-2014. Walau kini eranya sudah bergeser, komunitas Jogja Every Core (JEC) yang menaungi penikmat musik cadas yang berbasis di Jogja ini terus berupaya mengembalikan kejayaan musik dalam lingkar underground.