Mengenal Vanda tricolor, Anggrek Gunung Merapi Beraroma Wangi

28 Sep 2025, 19:37 WIB

Lulu Fatikhatul Maryamah

Anggrek Vanda tricolor (commons.wikimedia.org/Andi mardana)

Intinya sih...

Vanda tricolor adalah anggrek khas lereng Merapi, tahan panas dan erupsi berkat gen HSP70.
Bunganya berwarna putih dengan corak ungu kemerahan, beraroma harum terutama pagi hari, dan tumbuh secara epifit.
Populasinya terus menurun akibat eksploitasi dan kerusakan hutan, sehingga perlu konservasi agar tetap lestari.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lereng Gunung Merapi menyimpan keanekaragaman hayati yang begitu tinggi, mulai dari hewan hingga tumbuhan yang hidup berdampingan dalam satu ekosistem. Dari jutaan makhluk hidup yang tumbuh di dalamnya, ada satu tanaman bunga yang begitu menawan: Vanda tricolor.

Anggrek khas Merapi ini bukan hanya memiliki bunga yang cantik dengan aroma harum, tetapi juga dikenal kuat dan tangguh. Bayangkan saja, eksistensinya tetap terjaga meski berkali-kali diterpa dahsyatnya erupsi gunung berapi. Penasaran dengan pesona anggrek yang satu ini? Yuk, simak lebih dalam kisah tentang Vanda tricolor di bawah ini.

1. Hidup dan tumbuh di lereng Gunung Merapi, Yogyakarta

keberadaan Vanda tricolor di alam (youtube.com/UGM Channel)

Anggrek Vanda tricolor adalah anggrek khas yang hidup secara alami dan tumbuh di lereng Gunung Merapi. Anggrek ini digunakan sebagai ikon Taman Nasional Gunung Merapi. Vanda tricolor tahan terhadap panas dan masih mampu bertahan meski terjadi erupsi Gunung Merapi.

Penelitian Endang Semiarti (2020) yang dipresentasikan pada BIO Web of Conferences mengungkap bahwa anggrek ini memiliki gen HSP70. Gen inilah yang diduga menjadi penyebab mengapa Vanda tricolor dapat hidup di suhu tinggi.

2. Punya warna menarik dengan aroma yang harum

bentuk tanaman, bunga, dan biji Vanda tricolor (Bio Web of Conferences/Endang Semiarti)

Bunga anggrek ini memiliki warna dasar putih dengan pola merah keunguan pada kelopak, serta lidah bunga yang bergradasi ungu dan merah. Ukuran bunganya relatif lebih besar dan warna lebih cerah dibandingkan jenis anggrek lain.

Vanda tricolor memiliki aroma harum, terutama di pagi hari. Menariknya, semakin rendah tempat tumbuhnya, maka aroma bunganya semakin pudar. Di alam, tanaman anggrek ini hidup secara epifit atau menumpang pada tanaman lain tanpa merugikan tanaman yang ditumpanginya

3. Pernah mendapatkan perhatian dari Ratu Belanda

Ratu Maxima bersama dosen UGM sedang menyilangkan Vanda tricolor (instagram.com/ugm.yogyakarta)

Pada 2020, UGM menerima kunjungan dari Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima dalam rangkaian kunjungan kerajaan mereka ke Indonesia. Di UGM, Raja Willem dan Ratu Maxima menyaksikan berbagai karya penelitian dari mahasiswa serta dosen UGM.

Pada kesempatan itu, bersama dengan salah satu dosen UGM, Endang Semiarti, Ratu Maxima melakukan persilangan anggrek merapi Vanda tricolor. Sebagai bentuk penghormatan, hasil persilangan dari anggrek tersebut diberi nama Vanda Tricolor Lindley Queen Maxima.

4. Populasinya di alam terus berkurang

konservasi Vanda tricolor di habitat aslinya (youtube.com/UGM Channel)

Populasi Vanda tricolor di habitat aslinya semakin berkurang akibat pengambilan yang berlebihan, kerusakan hutan, dan erupsi yang tidak terkendali. Maka dari itu, upaya pelestarian terus dilakukan oleh pemerintah setempat.

Beberapa upaya konservasi yang dilakukan di antaranya adalah pengadaan festival Vanda tricolor, seminar konservasi, dan pelatihan kultur in vitro untuk perkembangbiakan anggrek Merapi. Namun, biar bagaimanapun pelestarian terbaik adalah dengan menjaga hutan Merapi tetap lestari demi keselamatan semua makhluk hidup di dalamnya, termasuk anggrek Vanda tricolor.

Keindahan dan keunikan Vanda tricolor bukan sekadar pesona visual, tetapi juga simbol ketangguhan alam lereng Merapi. Menjaga hutan Merapi tetap lestari berarti memberikan rumah bagi Vanda tricolor dan seluruh makhluk hidup lainnya, sekaligus memastikan generasi mendatang masih bisa menikmati keindahan anggrek khas Gunung Merapi ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.