Jejak Digital Miftah Viral, Hina Yati Pesek dengan Kata Lonte

Intinya sih...
- Miftah Maulana Habiburrahman dihujat karena cemoohannya kepada Yati Pesek di panggung wayang kulit.
- Video viral menunjukkan Miftah menghina Yati Pesek dengan ucapan yang tidak pantas.
- Yati Pesek, seniman legendaris kelahiran 8 Agustus 1952, telah membintangi beberapa film kenamaan Indonesia.
Buntut panjang dari video viralnya yang menghina pedagang es teh, Utusan Khusus Presiden, Miftah Maulana Habiburrahman, tak cuma panen hujatan dan tuntutan untuk mundur dari jabatannya. Sejumlah video lawas dirinya pun kembali ramai bermunculan. Mulai dari gestur yang dianggap kasar kepada sang istri, hingga yang kembali viral adalah cemoohannya kepada komedian legendaris Yati Pesek di sebuah panggung wayang kulit.
1. Video Miftah menghina Yati Pesek viral di X
Candaan bernada menghina yang dilontarkan Miftah diketahui bukan baru-baru ini terjadi. Hal ini terjadi saat acara gelaran wayang kulit dengan dalang Ki Warseno dengan Yati Pesek sebagai salah satu sinden istimewanya. Penggalan video tersebut viral setelah Zulfikar Akbar, seorang jurnalis melalui akun @zoelfick mengunggahnya di platform X.
Miftah dan Yati Pesek tampak berada di atas panggung berdua yang mana sang komedian baru saja menyanyikan lagu berjudul Bajing Loncat. Miftah memulai obrolan dengan mengatakan "Niki wau lagune Bajing Loncat. Bajingane kulo ajak munggah" yang artinya 'Tadi lagunya Bajing Loncat. Bajingannya saya ajak naik'.
Dari ekspresi Yati Pesek tampak tak nyaman. Namun sebagai sosok profesional, ia menyahut dengan maksud menegur, "Saiki sampeyan arepa enom dadi guruku lho (Sekarang kamu meskipun muda jadi guruku)."
2. Sebut bersyukur karena Yati Pesek jelek
Sayangnya Miftah tak dapat membaca situasi. Ia justru melanjutkan candaan yang tidak seharusnya dilontarkan seorang tokoh agama.
"Kulo niki bersyukur Bude Yati elek. Nek ayu dadi lonte, to?" Atau yang artinya 'saya bersyukur Bude Yati jelek. Kalau cantik jadi pelacur kan?'
Yati Pesek tampak terhenyak sejenak. Dengan nada prihatin ia mengatakan, “Saiki kok dadi suarane koyo ngono. Oh untung Gus, saiki sampeyan ora dadi ustad, ora kiai, (Sekarang kok ngomongnya kayak gitu. Untung Gus, sekarang di sini kamu bukan ustad, bukan kiai).”
Kata 'di sini' yang dimaksud Yati Pesek adalah panggung gelaran wayang sebab kala itu Miftah tak berdakwah dan hanya jadi penonton.
Yati Pesek berkata lagi ke arah dalang, "Dek Warseno, niki arepo cah enom, niki waune gandrung kalih kulo. Mulane dadi... suarane dadi koyo ngono kuwi. (Dek Warseno, dia meskipun masih muda, dulu cinta sama saya, Makanya jadi...ngomongnya seperti itu.)"
"Ngawur kamu," tambahnya lagi kepada Miftah.
3. Profil singkat Yati Pesek
Sangat disayangkan hujatan tersebut dilontarkan kepada seniman legendaris sekelas Yati Pesek yang jelas secara usia lebih senior dari Miftah.
Yati Pesek sendiri kelahiran 8 Agustus 1952 dan merupakan anak dari seniman karawitan sedangkan sang ibu, adalah seorang penari yang bakatnya turun kepada putrinya. Yati lantas memilih merantau ke Yogyakarta dan tampil bersama Ketoprak Mudha Rahayu.
Tak sekadar nyinden, ia juga telah banyak membintangi film beken Indonesia. Di antaranya seperti Teluh dan Yowes Ben 3.