Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi motif Gurda pada batik Jogja (jnjbatik.com/Batik Yogyakarta Motif Gurda)

Intinya sih...

  • Batik adalah warisan budaya Indonesia yang memiliki motif berbeda di setiap daerah, mencerminkan nilai-nilai masyarakatnya.
  • Motif Gurda yang populer terinspirasi dari burung garuda, simbol kebesaran dan kemuliaan dalam mitologi Hindu.
  • Gurda di Jogja dan Surakarta bentuknya lebih runcing dengan dua sayap terbuka, sementara di Cirebon memiliki sayap melengkung dengan ujung runcing.

Batik telah menjadi warisan budaya Indonesia, setiap daerah punya motif berbeda yang mencerminkan nilai-nilai di masyarakatnya. Gurda adalah motif batik yang populer, terinspirasi dari burung garuda, simbol kebesaran dan kemuliaan, serta keagungan dalam mitologi Hindu.

Pulau Jawa merupakan daerah penghasil batik terbesar, ini gak terlepas dari peran keraton Jogja dan Surakarta (Kusrianto, 2013). Dari lingkungan inilah tercipta motif Gurda dalam batik yang dikenakan oleh Raja dan keluarga keraton lainnya.

Sama-sama menggambarkan burung garuda, namun ternyata ada perbedaannya. Penasaran seperti apa bedanya? Dikutip dari jurnal “Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna Simbolik Motif Gurda pada Batik Larangan Yogyakarta” yang ditulis oleh Septianti (2020), yuk simak perbandingannya berikut ini supaya kamu bisa mengenali.

1.Motif Gurda yang ada di Jogja dan Surakarta

ilustrasi motif Gurda di Surakarta (blibli.com/yulita batik solo)

Motif Gurda yang berkembang di Jogja dan Surakarta memiliki ciri khas sendiri, bentuknya lebih runcing. Terdapat dua sayap dengan posisi terbuka, ada juga yang satu sayap. Tergambar pula ekor yang menjuntai menyerupai bulu merak saat berdiri tegak.

2.Motif Gurda pada daerah Cirebon

ilustrasi motif Gurda pada batik Cirebon (tokopedia.com/abatysee)

Berbeda dari Jogja dan Surakarta, daerah Cirebon memiliki bentuk sayap melengkung dengan ujung runcing pada motif Gurdanya. Bagian badannya menyerupai awan yang bergelombang. Sentuhan ini menambah kesan anggun bagi pemakainya. Pada bagian bawahnya berupa sawat dan mirong yang dihiasi gambar bentuk pohon dan binatang.

3.Motif Gurda pada daerah Garut

ilustrasi motif Gruda pada batik Cirebon (jurnal INVENSI/Septianti)

Berbentuk lar dengan sayap berbentuk daun. Pangkalnya berbentuk sulur yang melengkung seperti spiral. Motif batik ini juga telah mengalami perubahan bentuk, sekarang memiliki tiga bulu dalam bagian satu sayapnya. Kemudian, juga ditambahkan akar-akar, serta bagian lar pangkalnya ditambahkan bentuk bunga.

4.Motif Gurda di daerah Indramayu, Ciamis, Tasikmalaya, dan Pekalongan

ilustrasi motif Gruda di Batik Pekalongan (wikipedia.org/Batik Semen Rama)

Motif Gurda di daerah-daerah tersebut juga sudah mengalami perubahan bentuk. Di Tasikmalaya, motifnya berbentuk lar, terdapat akar yang menjulang tinggi, serta dihiasi daun dan bunga pada bagian ujung sayapnya.

Motif Gurda pada batik punya makna tersendiri yang berkaitan dengan kekuatan dan kemuliaan. Meski, awalnya memiliki ciri khusus dari keraton terkait motifnya, kini telah mengalami perubahan bentuk seperti yang banyak ditemukan di pertokoan. Hal tersebut disebabkan karena beragam faktor seperti pengaruh lingkungan, alam, dan sosial kultural.

Setelah menyimak perbandingannya, semuanya memiliki keunikan dan keindahan yang bermakna dalam sesuai dengan identitas daerahnya. Ini sekaligus jadi bukti bahwa batik lebih dari kain bermotif, tapi sebuah warisan budaya yang estetik dan mengandung filosofi hidup. Dengan mengenal dan memahami perbedaannya, sekarang kamu bisa mengenali saat membelinya.

Editorial Team