Mengenal Imposter Syndrome, Bikin Penulis Jadi Gak Percaya Diri

Semua orang yang menulis pantas disebut sebagai penulis

Pernahkah kamu membaca tulisanmu dan berpikir, “Tulisan ini jelek sekali”? Apakah kamu suka membanding-bandingkan tulisanmu dengan tulisan penulis-penulis lain? Pernahkah kamu merasa malu memperkenalkan diri sebagai seorang penulis padahal kamu sudah menghasilkan puluhan hingga ratusan tulisan?

Jika kamu pernah merasakan hal-hal itu, ada kemungkinan kamu familier dengan apa yang disebut sebagai “imposter syndrome.” Memangnya apa sih imposter syndrome itu? Apa dampak dari sindrom itu? Bagaimana cara menghilangkannya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

1. Apa itu imposter syndrome?

Mengenal Imposter Syndrome, Bikin Penulis Jadi Gak Percaya Diriilustrasi seseorang sedih (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Imposter syndrome sangat lekat dengan rasa tidak percaya diri akan kemampuan sendiri. Dalam Bahasa Inggris, “imposter” memiliki arti “penyamar” atau “penipu.” Seorang imposter akan menyamarkan dirinya agar tampak seperti orang lain. Karenanya, imposter syndrome adalah sindrom yang membuat orang yang memilikinya merasa bahwa ia sedang menyamar sebagai sesuatu yang bukan dirinya.

Contohnya, karena sindrom ini, orang yang sering menulis akan berpikir bahwa ia hanyalah seseorang yang menyamar sebagai penulis. Ia merasa bahwa dirinya sebenarnya tidak pantas disebut sebagai penulis. Karena, walaupun ia sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun menulis, ia berpikir bahwa ia tetap tidak tahu cara menghasilkan tulisan yang kreatif dan merasa tidak bisa menulis dengan benar.

2. Siapa saja yang bisa terdampak imposter syndrome?

Mengenal Imposter Syndrome, Bikin Penulis Jadi Gak Percaya Diriilustrasi dua orang mengobrol (unsplash.com/ Priscilla Du Preez)

Semua orang dari berbagai profesi bisa terdampak sindrom ini. Seorang guru bisa merasa bahwa dirinya bukanlah guru yang sebenarnya karena tidak bisa menjaga ketenangan murid-muridnya di kelas. Seorang public speaker bisa berpikir bahwa dirinya bukan seorang public speaker sejati hanya karena ia sering merasa gugup sebelum berbicara di depan umum.

Penulis juga tentunya bisa menghadapi imposter syndrome. Bukan hanya penulis baru saja yang bisa terdampak. Tidak sedikit penulis harus bergulat dengan sindrom ini padahal mereka sudah terkenal dan menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam bidang kepenulisan.

Baca Juga: Mengenal 6 Emosi Dasar Manusia Berdasarkan Ilmu Psikologi

3. Apa dampak dari imposter syndrome?

Mengenal Imposter Syndrome, Bikin Penulis Jadi Gak Percaya Diriilustrasi berpikir (pexels.com/Thirdman)

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, imposter syndrome menyebabkan seseorang menjadi tidak percaya diri. Bagi penulis, sindrom ini sama menyebalkannya dengan writer’s block. Bukan hanya diri penulis yang akan terpengaruhi, tapi karyanya juga menjadi terdampak.

Seorang penulis dengan imposter syndrome cenderung akan menjadi lebih kritis terhadap tulisannya. Mereka berusaha untuk membuat tulisan menjadi sempurna agar orang-orang dapat menganggap bahwa dirinya adalah penulis sejati. Kesempurnaan ini akan membuat mereka jadi terlalu lama mengedit tulisan serta terlalu sering mengkritik diri sendiri. Lama-kelamaan, semangat menulis akan hilang dan tulisan menjadi terbengkalai.

4. Bagaimana cara menghadapi imposter syndrome?

Mengenal Imposter Syndrome, Bikin Penulis Jadi Gak Percaya Diriilustrasi seseorang tidur di tengah belajar (pexels.com/Monstera)

Salah satu cara terbaik untuk mengatasi imposter syndrome adalah dengan terus mengingatkan diri bahwa kamu pantas untuk disebut sebagai penulis. Ingat-ingat semua pujian dan pencapaian yang pernah kamu dapatkan. Cobalah untuk membaca ulang tulisan-tulisan lama untuk melihat seberapa besar kemajuan yang telah kamu buat. Jangan ragu juga untuk bercerita kepada orang-orang terdekat agar mereka dapat menghibur dan membantu meningkatkan rasa percaya dirimu.

Ingatlah bahwa imposter syndrome adalah hal yang lumrah. Hampir semua penulis – dari penulis pemula hingga penulis kawakan – pernah memiliki perasaan tidak percaya diri ini. Karenanya, ketika kamu merasakan perasaan tidak percaya diri itu muncul, jangan kecewa kepada diri sendiri. Lakukan hal-hal yang sudah disebutkan sebelumnya atau berikan waktu bagi diri sendiri untuk beristirahat.

 

Imposter syndrome memang tidak mudah untuk dihilangkan, tapi itu bukan berarti kamu tidak mungkin terbebas darinya. Semoga pengetahuan lebih mendalam mengenai imposter syndrome dapat membantumu menghadapi perasaan tidak menyenangkan ini. Ingatlah bahwa semua orang yang menulis pantas disebut sebagai penulis. Jangan merasa rendah diri dan teruslah berkarya!

Baca Juga: 7 Kebiasaan yang Menguras Stamina Mental, Segera Hindari!

Helmi Elena Photo Community Writer Helmi Elena

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya