Sering Dianggap Sama, Apa Bedanya Diary dan Jurnal?

Keduanya sama-sama untuk mencatat kehidupan kita

Kamu pasti sudah pernah mendengar istilah buku harian atau diary. Akhir-akhir ini, istilah buku jurnal juga sedang menjadi tren. Diary dan jurnal punya banyak kemiripan. Dua-duanya digunakan untuk mencatat kehidupan kita dan bisa diisi hampir setiap hari. Makanya, banyak orang mengira bahwa diary dan jurnal adalah hal yang sama.

Namun, sebenarnya diary dan jurnal punya perbedaan dalam topik, fungsi, intensitas waktu menulis, dan urutan menulis. Mengenali perbedaan-perbedaan itu penting agar kita bisa secara efektif menggunakan salah satu atau keduanya. Makanya, yuk, cek apa saja perbedaan antara diary dan jurnal di bawah ini!

1. Topik tulisan

Sering Dianggap Sama, Apa Bedanya Diary dan Jurnal?ilustrasi seseorang menulis (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Topik tulisan diary tidaklah terlalu spesifik. Buku ini sering digunakan untuk menumpahkan cerita kita di hari itu. Makanya ada banyak orang yang menganggap diary mereka sebagai teman curhat. Selain itu, diary juga bisa digunakan untuk mencatat daftar pekerjaan yang sudah dan belum diselesaikan di hari itu.

Sebaliknya, jurnal punya topik yang lebih bersifat reflektif. Beberapa orang memanfaatkan jurnal mereka untuk menulis tujuan hidup dan impian. Bagi penulis, tidak sedikit pula yang mempunyai jurnal bertema spesifik untuk mengasah kemampuan menulis mereka. Jurnal mereka digunakan untuk menulis ide-ide cerita sampai sebagai tempat menulis bebas.

2. Fungsi

Sering Dianggap Sama, Apa Bedanya Diary dan Jurnal?ilustrasi seseorang menulis (pexels.com/Ivan Samkov)

Dari topiknya, kita bisa menarik kesimpulan bahwa diary berfungsi sebagai tempat merekam peristiwa. Kita dapat membaca diary untuk mengingat-ingat kembali kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan seminggu, sebulan, hingga bahkan bertahun-tahun yang lalu. Itulah mengapa aplikasi diary umumnya menyediakan tempat untuk kita menaruh foto-foto dokumentasi dari hari tersebut; agar kita bisa dengan jelas mengingat hari itu lewat foto-foto yang sudah disimpan.

Di sisi lain, fungsi jurnal lebih disesuaikan dengan jenisnya. Kalau jurnal digunakan untuk refleksi tujuan dan impian, maka fungsinya adalah untuk mengingatkan kita akan hal-hal tersebut. Jika jurnal diisi dengan potongan-potongan cerita, ide tulisan, dan keterangan karakter, maka jurnal berfungsi sebagai tempat menajamkan kemampuan menulis.

Baca Juga: Konten Time-Sensitive dan Evergreen, Mana yang Paling Cocok Untukmu?

3. Intensitas waktu menulis

Sering Dianggap Sama, Apa Bedanya Diary dan Jurnal?ilustrasi menggunakan handphone (pexels.com/Vlada Karpovich)

Sesuai ketentuan di poin pertama, diary adalah tempat kita menceritakan kejadian sehari-hari. Makanya diary ditulis setiap hari. Ada yang mengisinya di malam hari sebelum tidur, ada juga yang langsung menulisnya setiap kali ada peristiwa menarik. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kita bisa menemukan banyak artikel berisi tips untuk konsisten menulis diary setiap hari.

Untuk jurnal sendiri, tidak sedikit orang yang menargetkan untuk mengisinya setiap hari. Misalnya, ada orang yang ingin mengarahkan hidupnya dengan selalu menulis goals setiap pagi. Penulis juga bisa mengasah kemampuan menulisnya dengan menumpahkan potongan-potongan cerita dalam jurnal setiap hari. Namun, pada umumnya jurnal tidak punya intensitas waktu menulis seketat menulis diary. Jurnal dapat diisi setiap kali kita mendapatkan ide atau konten menarik untuk mengisinya.

4. Urutan menulis

Sering Dianggap Sama, Apa Bedanya Diary dan Jurnal?ilustrasi seseorang bekerja (pexels.com/cottonbro studio)

Karena berisi pengalaman sehari-hari, diary punya urutan yang lebih runut. Misalnya, pada paragraf pertama, kita membahas kejadian di pagi hari, paragraf selanjutnya untuk peristiwa di siang hari, kemudian sore hingga malam. Kalau kamu tipe yang suka langsung menulis ketika ada peristiwa menarik, kamu bisa membuat dua jenis kolom di buku harianmu. Kolom pertama berisi peristiwa yang langsung ditulis, sementara kolom kedua berisi detail kejadian yang lebih runut.

Jurnal tidak serunut diary. Kapanpun inspirasi hadir, jurnal siap menampung. Ingin menulis tentang goals untuk lima tahun lagi, kemudian mundur dengan menulis goals untuk esok hari? Tidak masalah. Apakah kamu penulis dan pada hari ini kamu menulis tentang karakter, kemudian dua hari selanjutnya mengarang bebas, dan di minggu depannya kembali menulis karakter? Boleh-boleh saja. Apapun yang sedang terpikirkan, hal itu bisa langsung ditulis.

 

Secara umum, itulah perbedaan-perbedaan antara diary dan jurnal. Namun, pada akhirnya kedua jenis tulisan itu ada untuk mempermudah diri kita, baik untuk mendokumentasikan kegiatan hingga memperkaya diri. Karenanya, perbedaan-perbedaan itu tidaklah baku. Kita sah-sah saja untuk mengisi diary dan jurnal kita sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan diri sendiri.

Baca Juga: 10 Kata yang Terdengar Asing tapi Masuk ke dalam KBBI

Helmi Elena Photo Community Writer Helmi Elena

Writer | Reader | Cat lover Yuk, mengobrol dengan saya di Instagram @coffeeandgraphite

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya