Film Petaka Gunung Gede Tak Sekedar Sajikan Jump Scare
- Film Petaka Gunung Gede mengangkat kisah persahabatan dan memberi edukasi untuk menghormati tempat baru
- Adzana Ashel, pemeran utama, menghadapi tantangan memerankan karakter yang sudah tiada dan proses syuting selama 21 hari
- Arla Ailani, pemeran pendukung, berbagi pengalaman pertamanya mendaki gunung dan berharap film ini memberikan dampak positif
Sleman, IDN Times – Diangkat dari kisah nyata, film Petaka Gunung Gede sajikan film horor yang tidak hanya menyajikan jump scare. Film garapan sutradara Azhar Kinoi Lubis ini mencoba memberi edukasi untuk menghormati jika berada di tempat baru, dan memaknai arti persahabatan.
“Pertama yang disampaikan film ini ketika naik gunung (berada di tempat baru) gak boleh sembarangan. Film ini juga mengangkat sahabat sejati itu benaran ada,” ungkap Adzana Ashel yang berperan sebagai Ita, di XXI Jogja City Mall, Kamis (6/2/2025).
1.Memerankan tokoh yang sudah tidak ada jadi tantangan
Adzana Ashel juga menceritakan bagi dirinya tantangan terbesar dalam film ini yaitu ketika harus memerankan orang yang sudah tidak ada. Ia cukup kesulitan untuk mengulik karakter Ita.
“Menurut aku tantangan terbesar sudah gak ada Teh Ita ini, karena sudah gak ada almarhum untuk ngulik karakternya lebih lanjut. Menurutku paling susah mendalami karakter ini, tapi Alhamdulillah ada teh Maya (Maya Azka sahabat Ita), yang membantu memperdalam karakter,” ungkapnya.
Ia juga menceritakan proses syuting sekitar 21 hari, dan tujuh hari di gunung. Sejumlah kejadian mistis pun sempat dialami. “Kalau mistis hari pertama, karena baru pertama, banyak penyesuaian. Banyak ada gangguan-gangguan sedikit,” ujarnya.
2.Jaga mental dan fisik saat di gunung
Sementara bagi Arla Ailani yang berperan sebagai Maya di film ini, mendaki gunung diakuinya merupakan pengalaman pertama. Ia mencoba sharing dengan beberapa pemeran lainnya yang lebih dulu memiliki pengalaman naik gunung.
“Kami juga dibantu 150 porter dalam proses syuting, ada guidenya juga. Tantangan juga mengatur mental, fisik kita saat pendakian. Itu pengalaman yang dialami saat pendakian,” ungkapnya.
3.Berharap beri dampak positif
Ia berharap semakin banyak penonton yang bisa memberikan dampak positif, termasuk doa yang mengalir ke almarhumah.
“Harapan karena ini dari kisah nyata, tema sangat personal, kita berharap ada banyak penonton makin banyak doa baik untuk almarhumah. Berharap orang dapat pesan moral yang ada dibalik film ini, tentang persahabatan atau unsur gak sembarangan di tempat baru seperti gunung,” kata dia.