cuplikan Riot of Truth (youtube.com/SmartSociologyUNY)
Secara keseluruhan, Riot of Truth tampil cukup menghibur dengan pesan yang kuat. Gagasan utama film ini berhasil tersampaikan dengan jelas dan emosional, terutama melalui alur cerita yang dekat dengan kehidupan pelajar. Unsur komedi yang diselipkan juga terasa pas, memberi jeda di tengah narasi yang cukup serius.
Dari sisi teknis, masih terdapat beberapa kekurangan minor seperti alur yang sedikit terburu-buru dan ekspresi akting yang belum sepenuhnya natural di beberapa adegan. Namun, hal ini tertutupi oleh kekuatan naskah dan pemilihan musik latar yang mendukung emosi cerita. Visual dan audio pun secara umum konsisten dan mampu menghidupkan suasana.
Sebagai karya mahasiswa, film ini memiliki potensi besar jika terus diasah. Dengan pengembangan lebih lanjut, Riot of Truth bisa menjadi contoh bagaimana karya visual dapat menjadi sarana edukasi dan kritik sosial yang efektif.
Media Expo #3 di UNY menjadi wadah penting bagi mahasiswa untuk menyampaikan keresahan sosial lewat karya yang kreatif. Melalui film pendek seperti Riot of Truth (2025), mahasiswa tidak hanya mengasah kemampuan teknis dan artistik, tetapi juga belajar menjadi bagian dari agen perubahan sosial.
Semangat untuk mengkritisi ketimpangan lewat medium yang dekat dengan generasi muda patut diapresiasi. Film ini tak hanya menjadi tontonan, tapi juga ajakan untuk berpikir lebih dalam tentang bagaimana sistem pendidikan seharusnya memberi ruang yang adil bagi semua siswa.