10 Film Indonesia Terbaik 1 Dekade Terakhir versi Collider

- Angga Yunanda membintangi 3 dari 10 film Indonesia terbaik menurut Collider
- Jatuh Cinta Seperti di Film-Film meraih peringkat pertama dengan cerita romantis yang matang dan penghormatan terhadap film Hollywood
- Budi Pekerti mendapat pujian atas kritik sosialnya tentang media sosial dan keberhasilan mencetak box office
- Autobiography dipuji sebagai komentar politik berani, sementara Dua Garis Biru menyentuh isu kehamilan remaja dengan penuh kejujuran dan kepekaan
Collider, situs hiburan film asal Amerika Serikat, baru saja merilis daftar film Indonesia terbaik. Sampel penilaian film Indonesia terbaik diambil dalam satu dekade terakhir. Namun, tidak ada film horor Indonesia yang berhasil menembus daftar Collider.
Menariknya, aktor Angga Yunanda menjadi aktor dalam 3 dari 10 film Indonesia terbaik. Salah satunya adalah film Budi Pekerti. Apa saja film Indonesia terbaik versi Collider dalam 10 tahun terakhir?
1. Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023)

Jatuh Cinta Seperti di Film-Film pantas menduduki peringkat pertama. Collider memuji film Yandy Laurens ini sukses menyampaikan surat cinta kepada sinema tanpa terasa klise. Ditambah sudut pandang cinta yang diangkat juga lebih dewasa.
Menurut Collider, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film menghadirkan penghormatan yang luas terhadap film-film Hollywood mainstream. Tak heran jika film ini berhasil masuk daftar film romantis rating tertinggi di Letterboxd pada 2023. Saksikan Jatuh Cinta Seperti di Film-Film secara streaming di Netflix.
2. Istirahatlah Kata-Kata (2016)

Istirahatlah Kata-Kata menceritakan kisah Wiji Thukul, aktivis Indonesia yang menjadi korban penghilangan paksa di era Orde Baru. Collider memuji penyutradaraan Yosep Anggi Noen dalam menghasilkan film yang kontemplatif. Berkat tangan dinginnya, penonton hanyut dalam keheningan, ketegangan, dan kecemasan.
Collider juga memuji alur cerita minimalis yang dipadukan dengan akting naturalistis Gunawan Maryanto. Alhasil, film ini bukan meromantisasi pemberontakan, melainkan justru mengeksplorasi beban emosional aktivis. Sayangnya, drama sejarah ini belum tersedia di platform streaming.
3. Budi Pekerti (2023)

Budi Pekerti mengeksplorasi dampak mengerikan media sosial kepada seorang individu yang viral akibat suatu insiden. Collider memuji sutradara Wregas Bhanuteja yang kembali mencetak film luar biasa setelah Penyalin Cahaya. Dalam Budi Pekerti, Wregas dipuji berhasil menyajikan film yang bergema di era digital hingga ke sanubari penonton.
Menurut Collider, Budi Pekerti adalah film kritik tentang cancel culture, mob mentality, dan moral dalam masyarakat Indonesia. Maka, bukan hal mengejutkan jika film yang dibintangi Ine Febriyanti, Angga Yunanda, dan Prilly Latuconsina ini mampu mencetak box office. Tonton film Budi Pekerti di Netflix.
4. Autobiography (2022)

Autobiography mengangkat lanskap politik Indonesia era kini yang masih terbayang-bayangi masa lalu otoriter. Bagi Collider, film perdana Makbul Mubarak ini adalah komentar politik paling berani dari sinema Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Ini berkat alur cerita lambat Autobiography yang tetap menggugah pikiran.
Collider juga menyinggung kesuksesan Autobiography di Venice Film Festival dan Toronto International Film Festival (TIFF). Film thriller ini dipuji menyajikan politik yang intens, tetapi tetap berakar pada identitas, kekuasaan, dan komentar sosial yang kuat. Meski demikian, Autobiography masih belum tersedia di platform streaming Indonesia.
5. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021)

Film ini diangkat dari novel terlaris Eka Kurniawan. Collider memuji Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas berani memadukan genre action, satir, dan romantis. Apalagi, film ini menumbangkan kiasan maskulin sambil tetap berpegang pada ciri khas action klasik Indonesia.
Collider melanjutkan, film karya sutradara Edwin ini berhasil menawarkan latar retro, konflik, dan eksplorasi tema tentang maskulinitas yang kaya. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas menjadi adaptasi cerdas yang tidak mengkhianati novelnya. Kamu bisa menonton secara streaming di Netflix.
6. Yuni (2021)

Yuni merupakan karya sutradara perempuan Indonesia, Kamila Andini, yang mengangkat isu feminis, khususnya patriaki dan pernikahan dini. Collider terpesona dengan cara film Yuni melukiskan seorang gadis yang terjebak di tengah mimpi dan tekanan sosial. Terlebih, film coming of age ini dirangkai dengan sinematografi puitis dan penulisan intim.
Collider bahkan memuji Yuni sebagai salah satu film Asia terpenting dalam dekade ini. Selain mempresentasikan tema sosial yang relevan, Yuni juga tidak kehilangan jiwanya dalam menghadirkan kedalaman emosional tentang otonomi dan pengalaman gadis-gadis Indonesia menjadi dewasa di pedesaan. Kamu bisa streaming film Yuni di Disney+ Hotstar.
7. Dua Garis Biru (2019)

Dua Garis Biru menjadi film kedua Angga Yunanda yang masuk daftar Collider. Menurut Collider, film karya sutradara Ginatri S Noer ini menjadi film Indonesia paling membumi sekaligus menyentuh emosi dan pikiran. Ini karena Dua Garis Biru mengangkat isu kehamilan remaja dengan penuh kejujuran dan kepekaan.
Selain itu, film Dua Garis Biru juga menyajikan dinamika keluarga yang kompleks, namun tetap memenuhi ekspektasi penonton. Collider secara khusus memuji keberhasilan Dua Garis Biru dalam memborong 12 nominasi Festival Film Indonesia (FFI). Penasaran? Kamu menontonnya di Netflix.
8. 27 Steps of May (2018)

27 Steps of May disebut Collider sebagai film Indonesia paling menghantui dalam 10 tahun terakhir. Alasannya, film karya sutradara Ravi L. Bharwani ini menawarkan penggambaran trauma dan pemulihan kasus kekerasan seksual yang empatik. Collider memuji performa Raihaanun yang memukau dan memilukan ketika memerankan May.
Sinematografinya juga ibarat mimpi yang melengkapi kondisi emosional karakter utama, May. 27 Steps of May menjadi film penting Indonesia yang membahas trauma, tentu tanpa lupa menawarkan secerah harapan. Kamu bisa nonton streaming 27 Steps of May di Netflix.
9. The Night Comes for Us (2018)

Collider menyebut The Night Comes for Us sebagai film action paling intens yang pernah dibuat di Indonesia. Film ini dinilai memperkuat reputasi Indonesia di level global sebagai pemilik original sinema bela diri. Terlebih, para pemeran berhasil menyajikan koreografi aksi brutal yang orisional dan inventif.
Secara khusus, Collider memuji akting Joe Taslim yang memukau, dan performa Iko Uwais sebagai antagonis sadis tetapi tetap manusiawi. Menurut Collider, The Night Comes for Us menjadi tonggak sejarah sinema laga Indonesia yang wajib ditonton. Saksikan film karya Timo Tjahjanto ini di Netflix.
10. Mencuri Raden Saleh (2022)

Lagi-lagi dibintangi Angga Yunanda. Film Mencuri Raden Saleh dipuji sebagai langkah maju yang berani dari sinema blockbuster Indonesia. Disutradarai Angga Dwimas Sasongko, film ini menjadi bukti bahwa sinema Indonesia bisa setara dengan film produksi Hollywood.
Collider bahkan membandingkan kesuksesan Mencuri Raden Saleh dengan film top Hollywood seperti Top Gun: Maverick dan The Batman. Menurut Collider, film ini menyajikan visual epik, set adegan mempesona, dan generasi aktor muda Indonesia yang cemerlang. Kabar baiknya, film Mencuri Raden Saleh bisa kamu tonton streaming di Netflix.
Film Indonesia terakhir dalam satu dekade terakhir versi Collider dalam menjadi tontonan seru kala libur Paskah. Kamu bakal menikmati kekuatan sinema Tanah Air yang kaya akan emosi. Apalagi, banyak film-film di atas bisa disaksikan secara streaming di Netflix.