Ada 10 film Indonesia di Netflix yang mengangkat isu feminisme, dari klasik Tiga Dara hingga kontemporer Like & Share.
Tema yang diangkat beragam: kekerasan seksual, poligami, perjuangan pendidikan, hingga perlawanan terhadap patriarki.
Film-film ini tak hanya menyuguhkan kisah kuat perempuan berdaya, tapi juga mengajak penonton lebih peka terhadap isu sosial yang dialami perempuan.
Apakah kamu tertarik belajar isu feminisme di Indonesia? Jika iya, cobalah menonton film-film feminis dari Tanah Air. Cara ini bisa membuat kamu lebih peka dan dekat dengan berbagai masalah sosial yang dialami perempuan.
Nah, berikut ada rekomendasi film Indonesia yang mengangkat isu feminisme di Netflix. Perlu diingat, beberapa film mengangkat tema berat. Jadi, sebelum menonton, pastikan baca trigger warning-nya lebih dulu, ya.
Women from Rote Island mengikuti Martha (Irma Novita Rihi), yang pulang kampung usai pemakaman ayahnya. Namun, Martha pulang dalam kondisi trauma akibat kekerasan. Orpa (Merlinda Dessy Adoe), ibu Martha, berusaha melindungi putrinya sambil mencari keadilan di Pulau Rote.
Film karya Jeremias Nyangoen ini mendapatkan rating 6,4/10 versi IMDb. Sedangkan menurut Letterboxd, rating film terbaik FFI 2023 ini adalah 3,2/5.
27 Steps of May mengangkat isu kekerasan seksual perempuan. Kisahnya mengikuti May (Raihaanun), gadis yang mengisolasi diri setelah mengalami trauma berat. Perlahan, May mulai menemukan setitik cahaya berkat interaksi uniknya dengan seorang pesulap (Ario Bayu).
Disutradarai oleh Ravi L. Bharwani, 27 Steps of May sukses meraih rating 3,7/5 di Letterboxd. Drama ini juga mencatatkan rating 7,9/10 di IMDb.
Tiga Dara mengangkat kehidupan tiga kakak beradik, Nunung (Chitra Dewi), Nana (Mieke Wijaya), dan Nani (Indriati Iskak), yang tinggal bersama sang nenek usai ibu mereka meninggal. Film klasik ini mengeksplorasi mimpi dan asmara tiga perempuan yang penuh inspirasi tersebut.
Tiga Dara adalah karya sutradara Usmar Ismail. Film musikal komedi ini sukses meraih rating 7,8/10 versi IMDb, dan 3,7/5 versi Letterboxd.
Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak menjadi salah satu film feminis Indonesia terkuat. Sinopsisnya mengikuti aksi balas dendam Marlina (Marsha Timothy) yang diperkosa dan dirampok hartanya. Dengan penuh tekad, Marlina membawa kepala pelaku dalam perjalanannya.
Film thriller bergaya western ini disutradarai oleh Mouly Surya. Rating-nya menembus 98 persen versi Rotten Tomatoes, 3,7/5 versi Letterboxd, dan 6,9/10 versi IMDb.
Like & Share mengeksplorasi isu kekerasan seksual perempuan di dunia digital. Sinopsisnya mengikuti dua sahabat, Lisa (Aurora Ribero) dan Sarah (Arawinda Kirana), yang membuat konten ASMR bersama. Tak disangka, dunia konten menjerumuskan mereka ke situasi mengerikan.
Like & Share disutradari oleh Gina S. Noer. Menurut IMDb, film drama remaja ini berhasil meraih rating 7,2/10. Di sisi lain, rating Like & Share di Letterboxd adalah 3,5/5.
Sinopsisnya mengikuti Daya (Dian Sastrowardoyo) dan ibunya, Berlian (Christine Hakim), yang kabur dari kekerasan politik. Kehidupan mereka makin penuh gejolak ketika memutuskan tinggal di tepi laut.
Pasir Berbisik mengeksplorasi hubungan kompleks ibu dan anak perempuan, serta tantangan menghadapi kesepian dan isolasi. Disutradarai oleh Nan Triveni Achnas, drama ini mencatatkan rating 7,2/10 versi IMDb, dan 3,6/5 versi Letterboxd.
Sinopsisnya mengikuti Sur (Shenina Cinnamon), mahasiswa yang kehilangan beasiswa usai menghadiri sebuah pesta. Ia dituduh melakukan pelanggaran serius. Dalam upaya menyelidiki kebenaran, Sur menemukan sesuatu yang menghancurkan dirinya saat pesta tersebut.
Penyalin Cahaya berhasil memborong 12 Piala Citra di FFI 2021, termasuk kategori Film Terbaik. Film karya Wregas Bhanuteja ini meraih rating 100 persen versi Rotten Tomatoes, 6,8/10 versi IMDb, dan 3,4/5 versi Letterboxd.
Film Athirah mengangkat isu poligami yang berlatar budaya Bugis, khususnya Makassar pada era 1950-an. Sinopsisnya berfokus pada kehidupan Athirah (Cut Mini), seorang istri berbakti yang hidupnya berubah ketika suaminya membawa perempuan lain.
Athirah merupakan buah karya sutradara kondang Tanah Air, Riri Riza. Drama keluarga ini meraih rating 3,4/4 versi Letterboxd, dan 6,8/10 versi IMDb.
Sang Penari mengangkat tema feminisme tentang penari ronggeng. Dia adalah Srintil (Prisia Nasution), gadis yatim piatu yang tumbuh di desa miskin. Bercita-cita menjadi penari sakral, tarian Srintil menawan banyak hati sekaligus memicu tragedi tak terelakkan.
Disutradarai oleh Ifa Isfansyah, Sang Penari sukses menyabet Film Terbaik FFI 2011. Rating-nya juga bagus, yaitu 3,6/5 versi Letterboxd, dan 7,5/10 versi IMDb.
Film ini mengikuti perjuangan Kartini untuk meningkatkan pendidikan perempuan Indonesia. Dikenal sebagai bangsawan, Kartini berani melawan norma-norma patriarki pada awal tahun 1900-an. Peran pahlawan Indonesia ini dibawakan oleh Dian Sastrowardoyo
Drama keluarga penuh sejarah ini merupakan buah karya Hanung Bramantyo. Rating-nya versi Letterboxd adalah 3,6/5. Sedangkan versi IMDb, rating film Kartini adalah 7,5/10.
Dari rekomendasi di atas, apa film Indonesia tentang feminisme yang mau kamu tonton? Saksikan semuanya di Netflix. Tak cuma penuh inspirasi, film-film tersebut juga bisa membuat kamu makin kritis dengan isu perempuan di Tanah Air.