Yogyakarta, IDN Times - Film karya IDN Pictures, Perempuan Pembawa Sial akan tayang perdana di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) tanggal 6 Desember 2024 pukul 15.00 WIB, dan 7 Desember 2024 pukul 12.45 WIB.
Karya terbaru milik IDN PIctures ini juga berkompetisi dalam kategori Indonesia Screen Awards bersama empat film panjang lainnya.
CEO IDN, Winston Utomo menyampaikan bahwa film ini mencerminkan komitmennya untuk terus mendukung karya-karya yang berani, dan membuka dialog sosial yang relevan di masyarakat.
"Melalui cerita Mirah, kami berharap dapat menginspirasi dan menghadirkan perspektif baru kepada penonton mengenai kekuatan cinta, keteguhan hati, serta perjuangan melawan stigma," terang Winston, Jumat (21/11/2024).
Film mengisahkan Mirah, seorang perempuan berusia 32 tahun yang hidup di bawah bayang-bayang kutukan. Warga di desanya mengucilkan Mirah karena percaya bahwa ia adalah pembawa sial yang menyebabkan kematian tragis bagi setiap pria yang berhubungan dengannya.
Di saat Mirah bertemu Rancak Bana, seorang pria pendatang baru di desa, ia menemukan secercah harapan dan ketenangan. Sayangnya, ia kemudian menemukan bahwa sosok mistis bernama Bahu
Laweyan adalah penyebab dari kutukannya, yang berasal dari dendam saudara tirinya, Puti.
Untuk menghadapi kutukan ini dan mempertahankan cintanya, Mirah mengambil langkah ekstrem yang mengubah hidupnya secara permanen.
Disutradarai Fajar Nugros dan diproduseri Susanti Dewi, film Perempuan Pembawa Sial atau The Queen of Witchcraft, menampilkan jajaran aktor dan aktris berbakat Indonesia yang membawa cerita ini menjadi hidup. Raihaanun memerankan Mirah, tokoh
utama yang bergulat dengan kutukan yang menguasai hidupnya. Morgan Oey hadir sebagai Rancak Bana, sosok yang membawa secercah harapan dan cinta baru bagi Mirah. Clara Bernadeth memerankan Puti, saudara tiri Mirah yang memegang peranan penting dalam alur cerita. Aurra Kharishma turut memperkaya dinamika cerita sebagai Lasmi, karakter pendukung yang menonjol, serta penampilan istimewa seniman legendaris asal Jogja, Didik Nini Thowok yang menambahkan kedalaman dan kekayaan narasi film ini.