Profil Affandi Koesoema, Pelukis Nyentrik dengan 2 Ribu Karya

Affandi termasuk sebagai seniman yang produktif, lho

Yogyakarta identik dengan kota seni di mana banyak seniman dan budayawan tinggal dan menghabiskan hari tua. Salah satunya adalah Affandi Koesoema, seorang pelukis yang dikenal nyentrik, tapi sukses sampai ke dunia internasional lewat karya. Bahkan diketahui Affandi sudah melukis sebanyak 2.000 karya, lho!

Baru-baru ini, telah digelar haul ke-32 Affandi untuk mengenang sosoknya sebagai maestro lukis. Peringatan tersebut digelar di Museum Affandi yang berlokasi di Jalan Laksda Adisucipto Nomor 167, Papringan, Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 15 Juli-11 September 2022 mendatang. 

Berikut ini profil singkat Affandi, sang maestro lukis yang namanya harum sampai luar negeri. Bikin makin kagum dengan sosoknya sebagai seniman!

1. Biodata Affandi

Profil Affandi Koesoema, Pelukis Nyentrik dengan 2 Ribu KaryaBiografi Affandi Koesoema (instagram.com/affandi_museum)

Nama lengkap: Affandi Koesoema 

Tempat dan tanggal lahir: Cirebon, 18 Mei 1907 

Tempat dan tanggal wafat: Yogyakarta, 23 Mei 1990

Nama istri: Maryati dan Rubiyem

Nama Anak: Kartika Affandi, Agung Kusuma, Juki Affandi, dan Rukmini Yusuf

Aliran seni: ekspresionisme dan abstrak

Baca Juga: Mengintip 'Potret Malam Affandi', Peringatan Haul ke-32 Maestro Lukis

2. Kehidupan sebelum dan saat masuk dunia seni rupa

Profil Affandi Koesoema, Pelukis Nyentrik dengan 2 Ribu KaryaPameran 'Potret Malam Affandi' memperingati haul ke-32 sang maestro lukis di Museum Affandi. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Affandi merupakan anak seorang mantri ukur bernama R. Koesoema di Ciledug, Cirebon. Bisa dibilang Affandi memiliki riwayat pendidikan formal yang tinggi yaitu di HIS, MULP, dan tamat di AMS. Pada zaman tersebut, tidak banyak anak pribumi yang bisa mengenyam pendidikan. 

Meskipun Affandi memiliki jenjang pendidikan formal yang tinggi, darah seni justru mengalir deras dalam dirinya. Sebelum menjadi seorang seniman, Affandi pernah berprofesi sebagai tukang sobek karcis, guru, sampai pembuat gambar reklame bioskop di Kota Bandung. Namun lagi-lagi pekerjaan tersebut tak diseriusi sosok Affandi karena ia lebih menyukai melukis. 

Di tahun 1930-an, Affandi masuk dalam kelompok Lima Bandung yang merupakan kelompok belajar bersama dan  kerja sama antar sesama pelukis. Anggota dari Lima Bandung ini adalah Sudarso, Barli, Hendra Gunawan, dan Wahdi Sumanta. Saat itu, Affandi dipercaya sebagai ketua dan kelompok ini memiliki andil besar dalam dunia seni rupa Indonesia. 

3. Karier melukis di masa proklamasi

Profil Affandi Koesoema, Pelukis Nyentrik dengan 2 Ribu KaryaBiografi Affandi Koesoema (instagram.com/affandi_museum)

Tahun 1943, Affandi sudah mengadakan pameran tunggal pertamanya yang bertempat di Gedung Poetera Djakarta. Padahal pada saat itu sedang berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia.

Pameran tunggal Affandi ini ada andil Kyai Haji Mas Mansoer, Ki Hajar Dewantara, Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad Hatta sebagai seksi Kebudayaan Poetra. Affandi sendiri dalam Seksi Kebudayaan Poetera bertindak sebagai tenaga pelaksana dengan S Soedjojono sebagai penanggung jawabnya.

Barulah ketika waktu proklamasi, banyak seniman seni rupa yang menjadikan gerbong-gerbong kereta sampai tembok rumah sebagai kanvasnya. Mereka menuliskan berbagai kalimat-kalimat penyemangat, salah satunya seperti "Merdeka atau Mati" yang diambil dari pidato Bung Karno. 

Kemudian, Affandi juga mendapatkan tugas sebagai pembuat poster yang merupakan ide langsung Soekarno. Poster itu menggambarkan seseorang yang dirantai, tapi sudah putus. Pada poster itu ada kalimat "Bung, ayo bung" yang merupakan inisiatif dari penyair Chairil Anwar.

4. Perjalanan karier melukis Affandi

Profil Affandi Koesoema, Pelukis Nyentrik dengan 2 Ribu KaryaBiografi Affandi Koesoema (instagram.com/affandi_museum)

Affandi Koesoema pernah mendapatkan beasiswa kuliah melukis yang didirikan oleh Rabindranath Tagore yang diadakan di India. Namun Affandi ditolak saat sudah sampai India karena ia dinilai tak lagi membutuhkan pendidikan melukis lagi. Karenanya, biaya yang sejatinya digunakan untuk beasiswa dialokasikan sebagai pameran keliling India.

Selain itu, pada tahun 1960-an, Affandi mendapat undangan untuk pameran di gedung USIS Jakarta. Dan Affandi pun, pameran di sana. Ia telah pergi ke berbagai negara untuk mengadalan pameran-pameran seni. 

Ia adalah pelukis yang produktif. Setidaknya ia telah menelurkan lebih dari 2 ribu karya yang juga banyak dipamerkan di luar negeri baik di benua Amerika, Eropa, dan tak terkecuali Asia. Walau begitu, Affandi adalah sosok yang selalu rendah hati bahkan menjuluki dirinya sebagai pelukis kerbau atau pelukis bodoh. 

5. Penghargaan dan Pameran Affandi

Profil Affandi Koesoema, Pelukis Nyentrik dengan 2 Ribu KaryaPameran 'Potret Malam Affandi' memperingati haul ke-32 sang maestro lukis di Museum Affandi. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Penghargaan Affandi: 

  • 1974 - Gelar Kehormatan Doctor Honoris Causa dari Unversitas Singapura
  • 1977 - hadiah perdamaian Internasional dari Yayasan Dag Hammerskoeld
  • 1977 - gelar Grand Maestro dari San Marzano, Florence, Italia
  • 1978 - piagam Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama dari Presiden Soeharto

Pameran Affandi:
  • 1966 - Museum of Modern Art di Rio de Janeiro, Brasil
  • 1988 - East West Center di Honolulu, Hawaii
  • 1990-1992 - Festival of Indonesia di Amerika Serikat
  • 1993 - Gate Foundation di Amsterdam, Belanda
  • 1994 - Singapore Art Museum
  • 1996 - Centre for Strategic and International Studies di Jakarta, Indonesia
  • 1997 - Indonesia-Japan Friendship Festival di Morioka, Tokyo
  • 1997-1998 - ASEAN Masterworks di Selangor, Kuala Lumpur, Malaysia
  • Pameran keliling di India
  • Pameran di Eropa seperti di London, Amsterdam, Brussels, Paris, Roma
  • Pameran di Amerika seperti di Brasilia, Venezia, São Paulo, Amerika Serikat
  • Pameran di Australia

Ada banyak hal yang bisa diambil hikmah dari sosok Affandi. Mulai dari ketekunan dan produktif selalu, peduli terhadap lingkungan, dan yang terpenting menjadi pribadi yang rendah hati meskipun namanya sudah dikenal banyak orang. Patut dicontoh, nih!

Baca Juga: Museum Affandi: Info Rute, Harga Tiket, dan Tips Mengunjunginya

Dyar Ayu Photo Community Writer Dyar Ayu

Jalan-jalan mencari penyu Alabiyu~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya