Profil Yos Suprapto Seniman Jogja yang Vokal Isu Sosial dan Lingkungan

- Yos Suprapto, seniman kritis yang pameran lukisannya dibatalkan secara mendadak karena dianggap kontroversial
- Yos aktif berkenian sejak 1970, pernah menekuni teknologi pertanian dan terlibat dalam aktivisme mahasiswa
- Karya lukis Yos kerap mengkritik masalah sosial, politik, dan budaya dengan simbolis abstrak serta warna optimis sebagai lambang harapan
Indonesia tidak pernah kekurangan seniman genius nan kritis. Salah satunya adalah Yos Suprapto yang dikenal kerap menyentil kekuasaan dan pemerintah lewat hasil karyanya.
Baru-baru ini, sosoknya kembali menyita perhatian. Pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto bertema 'Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan' di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, batal digelar. Pembatalan itu dilakukan secara mendadak.
Yos menjelaskan, tiga lukisan yang diminta diturunkan pada hari pembukaan menceritakan seorang petani yang sedang memberi makan kepada orang kaya, petani yang sedang memberi makan kepada anjing-anjing, dan petani yang membawa sapi ke istana.
Ketiga lukisan itu dianggap oleh pihak kurator terlalu vulgar sehingga tidak layak untuk dipamerkan. Ia pun mengaku kaget kenapa permintaan itu diminta secara mendadak tanpa ada kesepakatan terlebih dahulu. Bahkan, permintaan itu dilakukan beberapa jam sebelum pameran digelar.
"Saya menanyakan, kok di titik terakhir baru lu ngomong. Berapa jam sebelum pameran dibuka, itu disuruh turunkan. Itu kan kontroversial sekali," katanya kepada wartawan, Jumat (20/12/2024).
1. Siapa sosok Yos Suprapto?

Yos Suprapto adalah seorang seniman kelahiran Surabaya, pada tanggal 26 Oktober 1952. Kecintaannya pada seni sudah bermula sejak di bangku sekolah menengah atas.
Yos diketahui pernah menekuni pendidikan di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta pada tahun 1970, tapi memutuskan untuk keluar tahun 1973. Selain seniman, dirinya turut menekuni teknologi pertanian hingga pernah menjabat sebagai konsultan lepas dalam bidang teknologi tepat guna dan pertanian biodinamik.
2. Vokal sejak masa muda

Diketahui dari tesis karya Dorothy Ryani Honesty dari Universitas Multiedia Nusantara (UMN) yang berjudul Pembuatan Buku Biografi: Yos Suprapto Naskah Akademik Skripsi Berbasis Karya (2018), sejak muda Yos peduli pada isu sosial dan lingkungan.
Tak melulu lewat seni, Yos turut terlibat sebagai aktivis mahasiswa yang menentang rezim Orde Baru. Ia pernah menjadi kontributor majalah Independen di era Orba sebagai illustrator sampul majalah.
3. Aktif sejak 1970 dan berani bersuara tentang kondisi bangsa

Karya lukis Yos kerap bertema kritik masalah sosial, politik, dan budaya. Dirinya mampu menggambarkan sebuah adegan secara gamblang, sekaligus penuh makna simbolis yang abstrak.
Yos diketahui beberapa kali menggelar pameran yang mengangkat isu lingkungan dan kritik sosial. Misalnya pameran tunggal berjudul Bersatu dengan Alam yang berlokasi di Taman Ismail Marzuki, Jakarta tahun 1994. Selanjutnya tahun 2001 dengan tajuk Barbarisme: Perjalanan Anak Bangsa, dan pada 2017 bertema Arus Balik Cakrawala 2017.
Hampir keseluruhan lukisan yang dibuat oleh Yos menunjukkan adanya keprihatinan atas kondisi bangsa yang dinilainya tak baik-baik saja. Dalam pameran Arus Balık Cakrawala 2017, ia mengkritik praktik adu domba yang tercermin dalam sebuah lukisannya yang berjudul Adu Domba. Yos menggambarkan bahwa masyarakat saat ini yang mudah dan suka diadu domba, demi mendapatkan kekuasaan politik segelintir manusia.
4. Memiliki ciri khas menggunakan warna-warna optimis

Salah satu ciri khas Yos adalah menggunakan warna-warna optimis sebagai lambang harapan di beberapa lukisannya. Misalnya dalam lukisan yang diberi judul Arus Balik, yaitu para nelayan digambarkan sedang melaut. Menurutnya rakyat Indonesia harus menghidupkan kembali budaya kemaritiman Indonesia.
Dalam lukisan tersebut, Yos optimis budaya bahari yang kini mulai ditinggalkan justru kekuatan vital bangsa menuju kemakmuran.