Fachri Kenalkan Kulon Progo lewat Oleh-oleh Cokelat Makaryo

Gen Z yang satu ini ikut memberdayakan petani kakao lokal

Kulon Progo, IDN Times - Terletak paling barat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kulon Progo adalah kabupaten dengan paket lengkap karena punya pantai, pegunungan, dan makanan khas yang enak. Kamu mungkin pernah menjajal jajanan tradisional seperti geblek dan growol. 

Nah, ada salah satu oleh-oleh khas Kulon Progo yang sedang naik daun, yaitu Cokelat Makaryo. Adalah Fachri Yusufi Maulidani (25), sosok anak muda yang berkiprah di baliknya. Lewat cokelat bikinannya, Fachri turut memberdayakan masyarakat lokal, khususnya petani kakao. Seperti apa ceritanya?

1. Berawal dari keinginan membuat oleh-oleh khas Kulon Progo yang awet

Fachri Kenalkan Kulon Progo lewat Oleh-oleh Cokelat MakaryoCokelat makaryo (instagram.com/cokelatmakaryo)

Fachri bercerita, ia awalnya sangat ingin membuat oleh-oleh khas Kulon Progo yang awet sehingga bisa dikirimkan ke luar kota, bahkan ke luar negeri.

"Kemudian saya mencari-cari dan ternyata di Kulon Progo itu salah satu penghasil kakao yang banyak, tapi kurang dimanfaatkan oleh masyarakat," ujarnya saat diwawancarai IDN Times, Sabtu (23/10/2021).

Menurut Fachri, para petani di Kulon Progo hanya menjual kakao keringnya saja tanpa ada proses lanjutan yang bernilai tambah. Merasa sayang dengan sumber daya yang ada, Fachri kemudian belajar mengolah cokelat. Ia bahkan merantau sampai ke Jember untuk membekali diri sebagai pembuat cokelat.

2. Meskipun hasil kakao di Kulon Progo melimpah, gak semua bisa dijadikan cokelat yang enak

Fachri Kenalkan Kulon Progo lewat Oleh-oleh Cokelat Makaryocokelat makaryo (instagram.com/bagasnakiw)

Meski awalnya Fachri melihat potensi besar dari petani kakao Kulon Progo, ternyata gak semua bisa diolah jadi cokelat yang enak. Ini karena masih ada petani-petani yang belum memfermentasi kakaonya dengan baik. Saat diolah, hasilnya jadi cokelat yang rasanya pahit. Ini menjadi kesulitan tersendiri bagi Fachri yang awalnya melihat hasil yang melimpah, tetapi justru sebaliknya.

"Kalau pakai cokelat yang difermentasi rasanya jadi lebih enak. Ada asamnya, pahitnya juga menurun, getirnya juga menurun, jadi kami juga pakai kakao dari luar Kulon Progo," Kata pria berperawakan tinggi ini.

Fachri mengatakan, kakao dari Kulon Progo diperolehnya dari petani di kawasan Tambak, Triharjo. Namun, dirinya mengaku tetap memasok kakao dari luar daerah untuk mencukupi kebutuhan produksinya.

3. Turut terdampak pandemi, Fachri berupaya mengembalikan bisnisnya seperti sedia kala

Fachri Kenalkan Kulon Progo lewat Oleh-oleh Cokelat Makaryocokelat makaryo (instagram.com/bagasnakiw)

Cokelat Makaryo sendiri sudah berdiri sejak tahun 2018 dan selama perjalanannya menjadi pebisnis, langkah Fachri gak selalu mulus. Sama seperti yang lain yang merasakan kesulitan karena pandemi, omzet penjualannya pun ikut menurun. Selama ini Cokelat Makaryo juga turut dipasarkan ke toko oleh-oleh yang ada di Kulon Progo.

Namun karena minimnya wisatawan yang datang, otomatis memberikan pengaruh besar terdap Cokelat Makaryo. Walau begitu, ini gak membuat Fachri lantas menyerah. Ia bersama tim terus berusaha bertahan dan berinovasi demi menarik peminat baru sekaligus mempertahankan pelanggan setianya.

Baca Juga: Meraup 'Wangi' Cuan dari Bisnis Bunga Kering ala Herbaria

4. Menggunakan gula semut khas Kulon Progo

Fachri Kenalkan Kulon Progo lewat Oleh-oleh Cokelat Makaryocokelat makaryo (instagram.com/cokelatmakaryo))

Fachri tak hanya menyerap kakao dari petani lokal, tapi juga memanfaatkan gula semut yang dikenal sebagai salah satu produk oleh-oleh dari Kulon Progo.

"Kami mau menambahkan unsur Kulon Progo ke dalam cokelat ini, jadi biar lebih khas lagi kita tambahkan makanan lain. Dan kebetulan, gula semut ini awet sampai satu tahun. Jadi itu sesuai sama tujuan di awal yang ingin oleh-oleh khas Kulon Progo yang awet," tuturnya.

Gula semut untuk cokelatnya dipasok dari produsen yang berasal dari Kokap. Fachri mengatakan, ada dua jenis gula semut yang dimanfaatkannya dalam pembuatan cokelat, yaitu gula semut aren dan gula semut kelapa jahe merah.

5. Bekerja sama dengan pemerintah hingga membentuk kelompok tani

Fachri Kenalkan Kulon Progo lewat Oleh-oleh Cokelat Makaryocokelat makaryo (instagram.com/nakiwww)

Untuk mempromosikan oleh-oleh khas ini, Fachri tak hanya membuka kios sendiri yang beralamat di Jalan Brigjen Katamso, Gadingan, Wates, Kulon Progo. Produknya pun dititipkan di sejumlah toko oleh-oleh maupun minimarket jejaring yang ada di Kulon Progo.

Saat ini, dirinya memiliki dua karyawan untuk membantunya di Cokelat Makaryo. Nah, Fachri juga mengatakan kalau Cokelat Makaryo sampai sekarang sudah bekerja sama dengan pemerintah. Misalnya dengan Dinas Koperasi dan UMKM serta Dinas Perindustrian.

Fachri juga tengah membuat Badan Hukum Kelompok Petani dan Pengolah Kakao Maju Karya Yogyakarta yang nantinya akan bekerja sama dengan petani yang ada di Girimulyo. 

6. Ini pesan Fachri untuk kamu yang sedang berjuang

Fachri Kenalkan Kulon Progo lewat Oleh-oleh Cokelat MakaryoFachri (kanan), sosok di balik Cokelat Makaryo. (instagram.com/cokelatmakaryo)

Sebagai Gen Z yang inspiratif karena memberi pengaruh bagi banyak orang, Fachri menyelipkan pesan hangat untukmu, "Jangan takut mencoba, ya! Kode yang pertama adalah berani, setelah mulai mencoba ya mulai belajar lebih lagi untuk bagaimana cara bisnis yang skill up, yang lebih maju."

Dari Fachri, kita bisa belajar bahwa keresahan, bisa menjadi pintu yang akan mengantarkan pada kesuksesan. Pun lebih daripada itu, semoga apa yang kita kerjakan bisa memberi dampak baik untuk banyak orang.

Baca Juga: 7 Tempat Kulineran Bernuansa Alam di Nanggulan Kulon Progo

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya