ilustrasi atlet tenis (unsplash.com/flou gaupr)
Pengalamannya sebagai atlet membuat Dirga semakin tertarik pada Ilmu Psikologi. Ia ingin memahami kondisi mental yang dapat memengaruhi performa seseorang, dan berharap bisa membantu orang lain melalui keilmuan ini.
“Saya ingin tahu kenapa seseorang bisa merasa cemas, kuat, atau bahagia. Psikologi bukan cuma soal teori, tapi bagaimana kita bisa menyentuh hati dan membantu orang lain memahami dirinya,” jelasnya.
Dirga bukan hanya menginspirasi lewat prestasinya, tapi juga latar belakang keluarga yang penuh ketulusan. Ayahnya adalah buruh jasa dan penjual bubur ayam, sementara ibunya seorang ibu rumah tangga. Namun, keduanya selalu mendukung penuh cita-cita Dirga, bahkan pernah menjual barang berharga demi pendidikan anak-anaknya.
“Mama dan Papa mungkin tidak bisa banyak bantu secara materi, tapi mereka selalu ada. Saya tahu banyak hal yang mereka korbankan. Papa bahkan pernah jual Vespa kesayangannya demi pendidikan kami,” ujar Dirga haru.
Kini, Dirga menatap masa depan dengan semangat yang menyala. Ia berharap bisa lulus tepat waktu, melanjutkan studi, dan berkontribusi bagi masyarakat lewat ilmu dan pengalamannya. “Saya ingin membuktikan bahwa anak dari latar belakang sederhana pun bisa punya mimpi besar dan mewujudkannya,” tutupnya penuh semangat.