Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dibuang Sayang, Limbah Minyak Atsiri Disulap Jadi Bata Kokoh Interlock

WhatsApp Image 2025-07-24 at 5.32.21 PM.jpeg
Limbah minyak atsiri diolah menjadi bata interlock oleh Fendi Widiatmono, warga Kulon Progo. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Intinya sih...
  • Limbah minyak atsiri diolah menjadi bata interlock oleh Fendi Widiatmono, warga Kulon Progo
  • Bata interlock ini kuat dan hemat biaya, lolos uji standar keamanan, mampu menopang beban 1 ton.
  • Bata interlock bermutu terjamin, mendukung pembangunan rumah dengan biaya terjangkau dan aman.

Kulon Progo, IDN Times - Limbah minyak atsiri yang semula dipandang tak memiliki nilai ekonomi, diolah seorang pria asal Kulon Progo, menjadi batu bata interlock. Inovasi yang pemanfaatannya menekan potensi pencemaran lingkungan juga diklaim kuat dan hemat biaya.

Minyak atsiri adalah minyak esensial hasil ekstraksi berbagai bagian tanaman, seperti bagian bunga, daun, kulit kayu, akar, dan biji yang diproses melalui penyulingan. Minya ini dipakai buat aromaterapi, parfum, dan berbagai produk wewangian lainnya. 

1. Limbah atsiri hanya dibuang ke sungai dan cemari lingkungan

WhatsApp Image 2025-07-24 at 5.32.20 PM.jpeg
Limbah minyak atsiri diolah menjadi bata interlock oleh Fendi Widiatmono, warga Kulon Progo. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Di tangan Fendi Widiatmono, warga Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo, ia menemukan ide limbah minyak atsiri diolah jadi bata interlock.

Jenis bata ini didesain khusus agar dapat saling mengunci satu sama lain layaknya permainan lego. Umumnya, bahan baku material bangunan ini adalah campuran semen, pasir, dan material lainnya, dan diproduksi dengan cara dipadatkan, bukan dibakar seperti bata merah tradisional.

Dibuat dengan konsep daur ulang, bata interlock bikinan Fendi berasal dari adonan campuran abu daun cengkeh sisa pembakaran produksi minyak atsiri.

Ide berawal dari kegelisahannya melihat limbah minyak atsiri oleh pabrik produsen hanya dibuang ke sungai. "Padahal bisa diterapkan menjadi bentuk baru, fungsi baru yaitu bata interlock. Artinya siklusnya menjadi jalan dan tidak stuck pada limbah yang wujudnya merugikan," kata Fendi di rumah produksi miliknya, Sekolah Bata Interlock, Yayasan Pendidikan - CV Bata Interlock Adi IAI, belum lama ini.

2. Lolos sederet uji standar keamanan, mampu topang beban 1 ton

WhatsApp Image 2025-07-24 at 5.32.20 PM (1).jpeg
Limbah minyak atsiri diolah menjadi bata interlock oleh Fendi Widiatmono, warga Kulon Progo. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Perjalanan waktu Fendi merealisasikan idenya ini tak singkat, ia membutuhkan waktu sampai bertahun-tahun hingga menemukan formula atau komposisi yang sesuai untuk menciptakan bata interlock dari limbah minyak atsiri.

Prinsipnya, takaran limbah harus lebih banyak dibanding bahan dasar lainnya. "Gambaran sederhananya adalah, jika menggunakan tiga ember limbah, maka campurannya berupa semen, tanah dan pasir sebanyak sekitar masing-masing satu ember. Kemudian kita aduk dengan alat mixer khusus agar lebih kuat dan tahan air," urainya.

Bata interlock ala Fendi diklaim telah lolos serangkaian uji keamanan. Mulai uji beban siklik monotonic di Lab Struktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (Puskim), Bandung; uji tekan di Lab Beton Universitas Katolik Parahyangan, Bandung; uji geser di Lab Beton Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya; serta uji muatan.

Fendi mengklaim tingkat pemakaian yang sudah memenuhi standar kualifikasi, bata interlock inovasinya kuat menopang beban seberat 1 ton.

"Hasil pengujian, bata ini masuk kategori beton, di mana beton sendiri mampu mengangkat satu ton benda," tambahnya.

Dari titik ini, Fendi menerangkan selama sembilan tahun sudah membuat 65 karya konstruksi dari bata interlock berbahan limbah minyak atsiri di berbagai daerah Tanah Air, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, bahkan Padang, Sumatera Barat.

3. Seberapa hemat bangun rumah menggunakan material ini?

WhatsApp Image 2025-07-24 at 5.32.21 PM.jpeg
Limbah minyak atsiri diolah menjadi bata interlock oleh Fendi Widiatmono, warga Kulon Progo. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Fendi menyatakan, pemakaian bata interlock bermutu terjamin dan mendukung untuk pembangunan rumah dengan biaya terjangkau dan aman. Alasannya, pemasangan bata interlock tidak membutuhkan banyak campuran material seperti pasir maupun semen.

Fendi mengatakan, satu buah bata interlock miliknya dihargai Rp4 ribu atau sedikit lebih mahal dari kisaran harga batako Rp3.500 per buah. Tapi, kelebihan bata Fendi bisa langsung dipasang tanpa material lain.

"Batako untuk pemasangan membutuhkan semen, pasir dan material lain bisa lebih banyak. Sementara saya jika buat rumah hanya satu lantai, yang dikasih semen hanya pilar sama kolomnya saja," ungkapnya.

Ia menyontohkan sebagai perbandingan, rumah senilai Rp100 juta yang dibangun menggunakan batako plus material lain sesuai standar, sedangkan penggunaan bata interlock limbah minyak atsiri hanya membutuhkan sekitar Rp30 juta saja.

"Ini adalah peluang bagus untuk kita mulai memanfaatkan bata interlock," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us