8 Cara Menerapkan Stoikisme agar Hidup Lebih Bahagia

Gak perlu gusar dengan hal-hal yang gak bisa kamu kendalikan

Kamu tentu pernah merasa kecewa dan marah terhadap hal-hal kurang menyenangkan yang terjadi padamu. Namun, pada dasarnya memang ada banyak hal yang tidak bisa kamu kendalikan.

Salah satu cara yang bisa kamu lakukan agar lebih tenang dan bahagia adalah dengan cara menerapkan Stoikisme atau Stoa. Stoikisme adalah salah sebuah filosofi yang mengajak seseorang untuk menjaga pikiran agar tenang dan rasional terhadap sesuatu, serta tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal di luar kendalinya.

Nah, berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menerapkan filosofi Stoa dalam hidupmu mulai dari sekarang.

Baca Juga: 5 Cara Memperoleh Saran Terbaik untuk Permasalahanmu

1. Menyadari bahwa banyak hal terjadi di luar kendali kita 

8 Cara Menerapkan Stoikisme agar Hidup Lebih Bahagiailustrasi sadar sesuatu terjadi di luar kendali (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memang tidak salah mengharapkan sesuatu yang lebih. Tapi, sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kamu menyadari bahwa banyak hal yang akan terjadi di luar kendalimu. Hal-hal seperti pendidikan, pekerjaan, relasi dan kondisi fisik bisa saja terjadi di luar ekspektasimu. Tentu, hal ini kerap kali membuat kamu kecewa dan marah dengan keadaan.

Mungkin berbeda denganmu yang sudah menyadari keadaan tersebut. Kegagalan dan ketidakberhasilan itu akan mudah kamu terima. Jadi, kamu tidak akan mengungkit-ngungkit sesuatu yang sudah terjadi dan tidak perlu lagi menyalahkan diri sendiri. Alhasil, kamu jadi lebih fokus terhadap hal-hal yang bisa kamu lakukan.

2. Tenangkan pikiran, jangan mudah terdistraksi 

8 Cara Menerapkan Stoikisme agar Hidup Lebih Bahagiailustrasi menenangkan pikiran (pexels.com/Liza Summer)

Pikiran tenang adalah langkah awal untuk melakukan sesuatu. Mungkin kamu sudah beberapa kali mencoba untuk mengendalikan suasana dengan baik, termasuk mencoba memfokuskan pikiran terhadap apa yang sedang kamu kerjakan. Namun, distraksi kapan saja dapat merusak konsentrasimu. Terlebih jika kamu sedang memiliki gejolak batin yang kuat.

Filsuf Yunani, Epitectus, pernah mengatakan bahwa dalam hidup kamu pasti akan menemukan kesialan dan hal-hal yang dapat memancing emosi. Keadaan tersebut bisa membuat kamu terdistraksi.

Untuk meredakannya, kamu harus tau bahwa ada pilihan untuk keluar dari distraksi tersebut. Kamu bisa meluapkan emosi jika memang itu yang bisa membuat pikiranmu menjadi lega. Tapi perlu diingat, lakukan di atas kendalimu agar tidak menjadi bumerang buat dirimu dan menjauhkanmu dari pikiran tenang.

3. Lebih banyak mendengarkan 

8 Cara Menerapkan Stoikisme agar Hidup Lebih Bahagiailustrasi mendengarkan (pexels.com/SHVETS Production)

Mendengarkan masih menjadi hal yang sulit dilakukan. Terlebih kalau kamu bukan tipe pendengar. Dipastikan, kamu akan selalu fokus pada hal-hal yang ada di kendalimu untuk mencari celah agar kamu bisa masuk ke dalam obrolan tersebut.

Mendengarkan nyatanya mampu membuat kamu lebih tenang daripada harus banyak memperdebatkan masalah. Dengan lebih banyak mendengarkan, kamu bisa lebih memahami pendapat orang lain. Apabila ditemukan pendapat yang berbeda denganmu, maka kamu tidak akan mengambil pusing hal itu.

4. Terimalah apa yang tidak bisa diubah

8 Cara Menerapkan Stoikisme agar Hidup Lebih Bahagiailustrasi menerima hal yang tidak bisa diubah (pexels.com/Monstera)

Beberapa hal yang akan menyertai hidupmu mungkin akan memiliki nilai paten dan tidak bisa diubah. Oleh karena itu, sejauh apapun kamu ingin mengubah hal tersebut, tidak akan pernah sampai pada titik perubahan.

Alih-alih memikirkan hal-hal yang sudah pasti tidak bisa diubah, sebaiknya kamu fokus pada hal-hal yang bisa diubah. Sekalipun perubahan itu hanya berdampak kecil terhadap kehidupanmu, setidaknya pikiran kamu bisa memikirkan hal-hal lain yang lebih penting daripada membiarkannya stagnan.

Baca Juga: 20 Hal yang Harus Dilakukan di Usia 20-an, demi Masa Depan!

5. Ingatlah bahwa tidak ada sesuatu yang bertahan selamanya

8 Cara Menerapkan Stoikisme agar Hidup Lebih Bahagiailustrasi tidak ada yang bertahan (pexels.com/Hebert Santos)

Menjadi sesuatu yang lumrah ketika kamu menginginkan sesuatu agar bisa bertahan sampai kapan pun. Namun, kamu juga harus menyadari bahwa tidak ada satu pun hal yang ada saat ini akan bersifat abadi. Begitu pula dengan ambisimu. Apa yang saat ini kamu inginkan suatu saat mungkin bisa kamu miliki. Tetapi, setelahnya kamu juga harus merelakannya.

Ya, standar sosial untuk tampil cantik, kaya, sukses, dan lainnya kadang kala membuat kamu berpikir untuk memiliki selamanya. Jika kamu mengikuti ritme tersebut, maka cara berpikirmu sama dengan apa yang sedang kamu alami. Kamu akan merasa tenang jika apa yang kamu inginkan ada di genggaman tanganmu. Sebaliknya, kamu jadi sangat gelisah apabila apa yang kamu inginkan sudah tidak bisa lagi kamu pertahankan.

Memang, tidak ada salahnya berambisi untuk mengejar cita-cita setinggi mungkin, juga tidak ada yang salah dari mempertahankan apa yang sudah dimiliki. Poin terpenting di sini adalah lakukan apa saja yang kamu inginkan dengan sebaik mungkin. Namun kamu juga harus mengingat, sedikit banyak keberhasilan yang sudah kamu peroleh tidak bisa bertahan sampai kapan pun. Tugasmu selanjutnya adalah menyadari dan menerima apapun yang sudah terjadi.

6. Tuangkan pikiran ke dalam tulisan 

8 Cara Menerapkan Stoikisme agar Hidup Lebih Bahagiailustrasi menulis (pexels.com/Katya Wolf)

Menulis ternyata efektif sebagai media merefleksikan diri. Melalui tulisan yang kamu tulis, kamu jauh lebih memahami apa yang kamu inginkan. Bahkan secara tidak sadar kamu terkadang bisa menulis hal-hal yang tidak pernah kamu pikirkan sebelumnya. Ini sangat baik untuk menjadikannya pertimbangan dalam memutuskan sesuatu. Terlebih jika kamu disuruh untuk memilih.

Dalam mengambil sikap atas perbedaan pendapat pun bisa kamu lakukan dengan cara menulis. Menuangkan pendapat dalam bentuk tulisan membuatmu jadi punya waktu lebih lama untuk memahaminya. Jadi, kamu bisa memikirkan hal itu lebih matang lagi sebelum akhirnya memutuskan. Disamping itu, kamu juga bisa memahami lagi kenapa kamu memiliki pendapat berbeda dengan orang lain. Menulis juga sangat efektif untuk menerapkan mindfulness dan bersyukur.

7. Mengutaman prinsip moral di atas keinginan untuk mendapatkan materi dan pujian 

8 Cara Menerapkan Stoikisme agar Hidup Lebih Bahagiailustrasi membantu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kekuatan karakter dan perilaku jauh lebih penting dari apapun, termasuk materi, penghargaan dan pengakuan. Oleh karena itu, lakukan hal-hal sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Jangan hanya karena status dan ambisi, lantas kamu mengabaikan nilai dan moral yang justru membuat hidupmu semakin tidak tenang.

Dalam banyak kasus, mungkin kamu pernah marah karena apa yang kamu lakukan tidak mendapat apresiasi orang lain. Alhasil, kamu memutuskan untuk tidak ingin melakukannya lagi. Pola pikir seperti ini yang perlu diubah. Lakukan semua hal atas dasar kebaikan, bukan karena imbalan.

8. Jangan mencemaskan reaksi orang lain

8 Cara Menerapkan Stoikisme agar Hidup Lebih Bahagiailustrasi tidak peduli reaksi orang lain (pexels.com/Alex Green)

Takut bicara karena khawatir dengan reaksi yang diberikan orang lain justru membuatmu semakin tertekan. Mulailah untuk tidak memikirkan reaksi yang diberikan orang lain terhadap ucapanmu. Tetapi, pastikan juga kalau kamu tidak mengatakan hal-hal yang sia-sia dan selalu bersikap baik terhadap lawan bicaramu.

Apabila dalam obrolan tersebut kamu tidak bisa mengatur orang lain sesuai dengan kehendakmu, maka jangan biarkan dirimu mengikuti standarnya. Terlebih jika sampai meninggalkan kebenaran yang kamu yakini.

Masih ada banyak cara yang bisa kamu praktikan untuk bisa hidup lebih tenang dengan konsep stoikisme. Jadi, mana yang sudah kamu praktikan?

Baca Juga: Lakukan 6 Hal Ini saat Disakiti Orang Lain, Jauhi Emosi Sesaat

Dian Wijayanti Photo Community Writer Dian Wijayanti

Bukan anak musik tapi suka musik, find me on instagram @diannwy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya