Proses membatik di Sembung Batik (IDN Times/Dyar Ayu)
“Awal-awal yang diproduksi ya batik-batik klasik, yang satu lembar kain itu full motif. Setelah itu jalan satu sampai dua tahun kemudian, kok sepertinya membosankan. Lalu, saya bikin gebrakan pertama dengan bikin batik motif galau,” ujar Bayu.
Batik motif galau menurut Bayu tak jauh berbeda dengan batik lainnya, hanya saja pemasarannya dengan cara yang berbeda. Bayu juga menggabungkan aneka motif dan warna dalam satu kain sehingga terlihat unik dan menyegarkan.
Tidak berpuas dengan menciptakan batik motif galau, Bayu kemudian membuat batik dengan motif lahar dingin, batik dengan lebar 77 meter sebagai peringatan HUT RI yang ke-77 tahun pada Agustus 2022 lalu, dan yang terakhir Bayu bersama seniman batik lainnya membuat batik motif Sambo dan dibuat pameran secara virtual.
Dari batik ini, Bayu dan pembatik lainnya memberi kritikan bagi pemerintah dan instansi terkait menyoal kasus yang semakin hari justru menunjukkan kebobrokan pihak-pihak yang seharusnya mengayomi masyarakat. Sebelum itu, lelaki asli Lendah tersebut juga pernah membuat batik motif Gunung Semeru yang hasilnya kemudian dilelang dan hasilnya disumbangkan kepada masyarakat terdampak letusan Gunung Semeru.
“Batik itu kan yang penting prosesnya, bukan masalah tentang motifnya. Batik itu proses sebagai alat ekspresinya, kita gunakan kuas, kita gunakan cap, apa pun itu yang penting kita gunakan lilin dan ada pewarnaannya, sudah sah,” paparnya.