Kristanto menjelaskan awalnya gerakan ini dimulai dari grup informasi dan komunitas-komunitas di Yogyakarta, seperti grup Facebook Info Cegatan Jogja (ICJ), Info Kecelakaan dan Kriminalitas Jogjakarta (IKKJ), Info Cegatan Gunungkidul (ICG), dan grup serupa lainnya. Kemudian Kristanto dan kawan-kawan melakukan koordinasi, dan lahirlah sebuah wadah bernama ACJJ.
"Kalau kita sebelum penamaan ACJJ dari 2016, ada yang di ICJ, ada yang di komunitas lain-lainnya, IKKJ, atau seperti ICG. Kalau dulu gerakannya belum diwadahkan dalam arti dulu bergeraknya memang individu," ungkap Kristanto saat ditemui IDN Times pada Selasa (30/6).
Kristanto menceritakan dahulu jika ada satu orang yang meminta bantuan karena ada masalah di jalanan, personel yang datang justru terlalu banyak sehingga ACJJ ini dibentuk agar lebih terkoordinasi.
Hal yang sama disampaikan Rudi Hermanto. Ia mengungkapkan personel yang terkumpul adalah orang-orang yang sering berhubungan di media sosial.
"Kiblat kita kan grup sosial terbesar di DIY sendiri ya di ICJ. Di ICJ sendiri dulu sering trouble malam akhirnya (orang-orang di grup berkata) udah saya kondisikan, udah saya kondisikan dari berbagai wilayah, akhirnya kita saling kenal, kita minta kontaknya," ucap Rudi.