Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Pola Pikir Negatif yang Bisa Menjebak Kamu, Hati-hati

ilustrasi wanita berpikir negatif (unsplash.com/yoel peterson)

Gak bisa dimungkiri, melatih mindset atau pola pikir sangat penting dalam hidup. Pasalnya, mindset bisa jadi penentu apakah kita bisa atau tidak menghadapi sesuatu. Sayangnya, masih banyak orang yang gak sadar bahwa kemajuan atau kondisi stuck dalam hidup dipengaruhi oleh mindset.

Misalnya, kita memiliki prinsip ingin berbuat baik hanya pada mereka yang bersikap baik saja. Selain buruk, sikap tersebut justru akan membuat kita jadi mandek dalam hidup. Maka dari itu, pola pikir negatif harus diperbaiki jika kita ingin menjalani hidup yang positif pula.

Berikut lima pola pikir negatif yang bisa menjebak kamu. Simak ulasannya sampai akhir, ya!

1. Berbuat keliru untuk balas dendam akan perilaku buruk orang lain

ilustrasi pria berteriak (unsplash.com/guillaume de germain)

Pernahkah kamu berbuat keliru untuk balas dendam akan perilaku buruk orang lain? Misalnya, membalas komentar pedas yang diucapkan orang lain dengan perilaku lain yang lebih buruk. Meskipun tujuannya mungkin untuk memberikan efek jera misalnya, namun sikap tersebut tentunya keliru.

Sebab, membalas keburukan dengan keburukan lain, gak ada gunanya. Yang ada, kamu akan terus merasa sakit hati dan menghambat proses berkembang. Padahal, ada solusi yang lebih baik untuk balas dendam.

Misalnya, dengan perlahan melakukan langkah kecil untuk meraih mimpi atau melakukan perubahan. Di sisi lain, tidak membalas perbuatan buruk orang lain juga bukan tanda lemah. Melainkan, ini jadi tanda bahwa kamu memiliki pengendalian dan kedewasaan diri yang baik.

2. Memiliki prinsip untuk berbuat baik hanya pada mereka yang berbuat baik

ilustrasi wanita keras kepala (unsplash.com/priscilla du preez)

Selain memiliki keinginan balas dendam, gak jarang juga kita berpikir untuk berbuat baik pada mereka yang juga baik. Begitu pula sebaliknya, berbuat buruk pada mereka yang berbuat buruk. Memang, menerima sesuatu yang gak mengenakkan itu sulit. Namun, bukan berarti harus membalas perilaku buruk tersebut.

Sebab, reaksi seperti itu hanya akan melunturkan keharmonisan satu sama yang lain. Bahkan dalam jangka panjang, ini bisa mendorong kamu dan dia saling perhitungan dan terus mengungkit-ungkit kesalahan. Padahal, akan lebih jika kita membantu semua orang dengan tulus, kan? Sehingga, akan timbul kedamaian pula di hati.

3. Bersikap masa bodoh dengan omongan orang asal bahagia

ilustrasi wanita egois (unsplash.com/allef vinicius)

Bersikap bodo amat memang gak selalu berarti negatif. Misalnya, bersikap cuek pada orang yang mudah menghakimi. Padahal mereka tidak tahu betul perjuangan yang kita lakukan.

Sebab, memikirkan hal tersebut justru berpengaruh buruk pada kesehatan fisik dan mental. Meskipun begitu, bukan berarti kita harus bodo amat dalam segala hal. Misalnya, memiliki prinsip bersikap bodo amat pada omongan orang lain asal bahagia.

Bukannya lebih baik, pola pikir seperti justru akan membuat kita jadi mandek. Kita akan enggan introspeksi diri dan memperbaiki kesalahan, yang akhirnya memicu sikap seenaknya. Maka dari itu, kita harus mampu memfilter antara komentar yang membangun dan menjatuhkan, ya.

4. Berpikir jika balikan dengan mantan adalah hal yang buruk

ilustrasi pasangan berkonflik (unsplash.com/jd manson)

Sering kali kita juga menganggap bahwa balikan dengan mantan adalah hal yang buruk. Memang, kalau dia bersikap buruk atau toksik, memutus hubungan dan tidak balikan lagi merupakan jalan terbaik. Namun, tidak semua orang harus diperlakukan sama, bukan?

Maksudnya, bisa jadi mantan kamu sebenarnya pasangan yang tepat. Namun, karena kesalahpahaman atau sikap tertentu akhirnya kalian jadi putus. Nah setelah putus, bisa jadi kamu dan dia sama-sama belajar dari kesalahan itu dan bertemu lagi dengan versi yang lebih baik.

Meskipun begitu, kamu juga perlu lebih selektif jika ingin balikan dengan mantan. Dalam hal ini, kamu perlu mempertimbangkan alasan ingin memulai hubungan itu lagi, sekaligus memikirkan konsekuensinya. Tujuannya, agar kesalahan serupa tidak terjadi lagi di depan.

5. Berprinsip tidak akan meminta maaf ketika merasa tidak bersalah

ilustrasi pria bersikap masa bodoh (unsplash.com/ayo ogunseinde)

Seiring bertambahnya pengalaman hidup, kita pasti bertemu dengan orang-orang dengan berbeda prinsip, karakter, dan sifat. Bahkan, dengan orang terdekat pun, pastinya kita memiliki perbedaan ide, atau sudut pandang, dan lain sebagainya. Sayangnya, perbedaan ini justru kerap membuat satu orang dengan yang lainnya saling tidak sepakat.

Bukan tanpa alasan, ini bisa terjadi karena kita berusaha untuk mempertahankan prinsip masing-masing. Meskipun itu memang penting, namun dalam beberapa kondisi ini bisa mengakibatkan perselisihan. Maka dari itu, meminta maaf dan memahami bahwa setiap orang memiliki pengalaman berbeda penting dilakukan.

Sebab pada dasarnya, meminta maaf itu bukan hanya ketika kita sedang salah saja. Namun, ini juga bentuk empati atau penyesalan karena terjadinya sebuah permasalahan. Sehingga, dengan pemikiran tersebut, bisa memperluas sudut pandang dan membantu kita berkembang.

Kesimpulannya, melatih pola pikir yang baik sangat penting dalam hidup. Bukan hanya untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, namun ini juga berpengaruh dengan cara bersikap dengan orang lain. Meskipun gak mudah, kamu bisa memulainya dengan cara sederhana. Seperti dengan berbuat baik kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan yang sama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aprilia Nurul Aini
EditorAprilia Nurul Aini
Follow Us