ilustrasi seseorang bekerja (pexels.com/cottonbro studio)
Karena berisi pengalaman sehari-hari, diary punya urutan yang lebih runut. Misalnya, pada paragraf pertama, kita membahas kejadian di pagi hari, paragraf selanjutnya untuk peristiwa di siang hari, kemudian sore hingga malam. Kalau kamu tipe yang suka langsung menulis ketika ada peristiwa menarik, kamu bisa membuat dua jenis kolom di buku harianmu. Kolom pertama berisi peristiwa yang langsung ditulis, sementara kolom kedua berisi detail kejadian yang lebih runut.
Jurnal tidak serunut diary. Kapanpun inspirasi hadir, jurnal siap menampung. Ingin menulis tentang goals untuk lima tahun lagi, kemudian mundur dengan menulis goals untuk esok hari? Tidak masalah. Apakah kamu penulis dan pada hari ini kamu menulis tentang karakter, kemudian dua hari selanjutnya mengarang bebas, dan di minggu depannya kembali menulis karakter? Boleh-boleh saja. Apapun yang sedang terpikirkan, hal itu bisa langsung ditulis.
Secara umum, itulah perbedaan-perbedaan antara diary dan jurnal. Namun, pada akhirnya kedua jenis tulisan itu ada untuk mempermudah diri kita, baik untuk mendokumentasikan kegiatan hingga memperkaya diri. Karenanya, perbedaan-perbedaan itu tidaklah baku. Kita sah-sah saja untuk mengisi diary dan jurnal kita sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan diri sendiri.