TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Soft Saving, Gaya Menabung yang Cocok untuk Gen Z

Menabung dengan berfokus pada masa sekarang

ilustrasi menabung (unsplash.com/Towfiqu Barbhuiya)

Menabung merupakan salah satu hal mendasar yang sudah dianjurkan sejak dini bahkan semenjak kita duduk di bangku sekolah dasar. Gaya hidup hemat sering kali dikaitkan dengan kemapanan finansial di masa depan.

Namun, hidup di zaman modern seperti sekarang yang serba praktis dan cenderung melanggengkan budaya konsumerisme, terkadang membuat kita khususnya para gen Z mengalami kesulitan untuk menabung. Menabung dianggap sebagai hal yang memberatkan karena dengan berhemat kita tidak lagi bisa bersenang-senang seperti biasanya.

Padahal, sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan masa depan khususnya terkait kesiapan finansial. Kebangkrutan, mengalami pemutusan hubungan kerja dan musibah merupakan sesuatu yang bisa terjadi kapan saja. Lantas, bagaimana cara menabung dengan enjoy dan tetap bisa menikmati hidup? Yuk, kenalan dengan soft saving,  teknik menabung yang bisa menjadi alternatif untuk si gen Z agar tetap bisa menikmati hidup.

1. Apa itu soft saving?

ilustrasi mengumpulkan uang receh (unsplash.com/Tawfiqu Barbhuiya)

Soft saving adalah gaya menabung dengan menyisihkan uang yang kita miliki untuk masa depan dengan persentase yang lebih sedikit, karena uang itu lebih banyak digunakan untuk masa sekarang. Cara menabung seperti ini digadang-gadang lebih cocok untuk gaya hidup generasi Z yang lebih mementingkan personal growth dan kenyamanan dalam hidup yang sedang dijalani saat ini.

Soft saving juga disebut sebagai soft life dalam hal finansial. Gaya hidup ini mementingkan kenyamanan, stress yang minimal dan lebih memprioritaskan kesehatan mental. Dalam hal ini, penganut gaya soft life lebih mengutamakan pengalaman yang terjadi dalam hidupnya daripada jumlah tabungan di rekening bank. 

2. Kelebihan soft saving

ilustrasi bangun tidur dengan nyaman (unsplash.com/Bruce Mars)

Seperti yang sudah tertulis sebelumnya bahwa pelaku soft saving akan menyisihkan lebih sedikit uangnya untuk menabung, sehingga mereka akan memiliki lebih banyak dana yang dapat dialokasikan untuk saat ini. Penganut soft saving akan memiliki lebih banyak pengalaman yang bisa dilakukan, seperti traveling, nonton konser ataupun hobi lainnya. 

Selain pengalaman, mereka juga akan memiliki lebih banyak pilihan untuk menjalani hidup dengan kenyamanan. Seperti, memiliki keleluasan untuk memilih tempat tinggal yang eksklusif, membeli gadget dengan spesifikasi yang lebih mumpuni atau dengan menjangkau fasilitas olahraga yang lebih proper.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Sepele Ini Bikin Uang Gajian Cepat Habis

3. Kekurangan soft saving

ilustrasi masa pensiun (unsplash.com/Vlad Sargu)

Cita-cita dari sebagian besar pekerja adalah ingin menjalani masa pensiun dengan kondisi finansial yang memadai. Untuk mewujudkannya, mereka akan memanfaatkan waktu produktif mereka untuk bekerja dengan giat. Upah yang dihasilkan pun akan dikelola dengan sedemikian rupa sehingga ada lebih banyak alokasi untuk menabung, mempersiapkan kehidupan di hari tua yang lebih layak. 

Berkaitan dengan kelayakan hidup di hari tua, kekurangan dari soft saving adalah akan lebih sulit untuk menyiapkan dana pensiun karena sebagian besar uang sudah digunakan di masa produktif. Sehingga, mungkin kamu akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berhasil mengumpulkan dana pensiun. Ibaratnya, kenyamanan di masa depan sudah ditukar dengan kenyamanan yang dinikmati masa sekarang.  

Verified Writer

Lulu Fatikhatul Maryamah

A learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya