TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Menarik Tradisi Tirakatan, Rutin Digelar Jelang 17 Agustus

Momen mengenang jasa pahlawan dan introspeksi diri

Ilustrasi tirakatan 1 Suro di Keraton Yogyakarta. (Kratonjogja.id)

Tirakatan meruapakan tradisi yang masih dijaga secara turun-temurun dalam tatanan adat masyarakat Yogyakarta dan Jawa. Tirakatan menjadi semacam tradisi wajib yang digelar dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Malam sehari sebelum 17 Agustus, masyarakat melakukan renungan untuk mendapatkan ketenangan batin dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dalam acara tirakatan. Lebih lanjut, berikut informasi seputar tirakatan yang wajib kamu ketahui.

1. Sebagai ungkapan rasa syukur

doa bersama dan malam tirakatan 17 Agustus di Desa Ngadimulyo (ngadimulyo-kampak.trenggalekkab.go.id)

Terlebih dahulu, mari menilik asal-usul dari kata "tirakatan" itu sendiri. Istilah "tirakatan" berasal dari kata "tirakat" yang memiliki bentuk kata awal yaitu "thariqah" sebelum mengalami gejala ablaut. Melansir qudusiyah.org, "thariqah" berasal dari bahasa Arab yang artinya jalan bertobat dan kembali kepada Allah SWT.

Dengan kata lain, tirakatan berarti melakukan pantangan terhadap sesuatu demi mencapai satu tujuan mulia di hadapan Allah SWT. Tujuan tersebut dapat berupa ungkapan rasa syukur serta permohonan perlindungan.

Baca Juga: 10 Tradisi Masyarakat Lombok yang Dapat Dijumpai oleh Wisatawan 

2. Dua waktu pelaksanaan tirakatan

Warga Padukuhan Jodog RT 05, Gilangharjo, Pandak, Bantul, siapkan menu 77 ingkung pada malam tirakatan, Selasa (16/8/2022). (IDN Times/Daruwaskita)

Di lingkungan masyarakat khususnya Yogyakarta dan sekitarnya, dikenal tradisi tirakatan dengan dua waktu yang berbeda. Tirakatan pertama adalah yang dilakukan pada malam satu Suro atau ketika memasuki tahun baru Jawa.

Tirakatan 1 Suro sendiri sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu dengan makna yang mendalam. Pihak Keraton Yogyakarta pun tidak luput menggelar prosesi tirakatan ini dengan khidmat.

Sementara tirakatan kedua yaitu pada malam sebelum tanggal 17 Agustus, yang merupakan tirakatan dalam rangka mengingat dan mensyukuri kemerdekaan Republik Indonesia. Tirakatan 17 Agustus biasa digelar di setiap RW atau kelurahan dan dapat diikuti oleh masyarakat setempat. Sehingga suasananya terasa lebih hangat dalam balutan semangat kemerdekaan.

3. Prosesi tirakatan

ilustrasi triakatan (instagram.com/kodim0729bantul)

Pada umumnya, prosesi tirakatan 17 Agustus digunakan sebagai momentum tasyakuran atas kemerdekaan bangasa dari penjajah. Acara diisi dengan tahlilan dan tabligh singkat yang dipimpin oleh ulama, kepala RW, atau kelurahan setempat. Hal ini pun memberikan semangat persatuan yang terus-menerus diperkokoh dari masa ke masa.

Sedangkan pada malam 1 Suro, tirakatan lebih dimaknai dengan menghindari tindak keburukan, dengan jalan melakukan puasa khusus. Puasa khusus yang dimaksud biasanya berupa mutih ataupun berdiam diri tanpa bicara selama beberapa waktu.

4. Sarat dengan nilai spiritual

ilustrasi qunut (unsplash.com/Masjid Pogung Dalangan)

Faktor keagamaan atau spiritual sangat kental mewarnai tirakatan. Sehubung dengan tujuan diadakannya ritual tersebut sebagai penguat iman kepada Allah SWT.

Namun, tidak hanya diisi dengan kegiatan yang bermakna spiritual tinggi, tirakatan juga membawa ketenangan rohani dalam perwujudan duniawi. Tampak dari rangkaian tirakatan dibarengi pula dengan momen silaturahmi, berbagi makanan, dan pesta rakyat.

Baca Juga: Rekomendasi Jasa Konveksi Baju di Jogja, Sat Set dan Hasil Rapi

Berita Terkini Lainnya