TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Menarik Pakaian Adat Surjan, Lambang Baju Adat Yogyakarta

Telah dikenakan sejak zaman Walisongo, lho!

maternity shoot Karina Salim dan Aldy Primanda (instagram.com/karinasalim)

Setiap daerah di Indonesia memiliki keragaman budaya masing-masing mulai dari pakaian adat, tarian, hingga bahasa. Begitu pun Yogyakarta yang dikenal sebagai Kota Pelajar, keberadaan Keraton Yogyakarta membuat banyak tradisi dan kesenian yang tetap lestari.

Salah satu yang khas dari kota tersebut adalah pakaian adat surjan yang merupakan pakaian adat resmi Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kerap digunakan dalam acara besar layaknya menyambut tamu undangan, yuk, kepoin beberapa fakta menarik mengenai baju adat Jogja satu ini.

1. Umum digunakan oleh laki-laki

maternity shoot Raffi Ahmad dan Nagita Slavina mengenakan pakaian adat Jawa (dok. Diera Bachir)

Setiap pakaian adat memiliki perbedaan model dan corak untuk laki-laki dan perempuan. Begitu pun surjan di Jogja khusus digunakan oleh laki-laki yang menyiratkan kepemimpinan, kewibawaan dan ketegasan.

Sebagaimana diterangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, surjan merupakan pakaian adat laki-laki Jawa yang memiliki model kerah tegak dan berlengan panjang. Sementara untuk bahannya sendiri, surjan memanfaatkan lurik atau cita berkembang.

Baca Juga: 7 DIY Pakaian Daur Ulang dari Pakaian Lama, Praktis Gak Perlu Dijahit

2. Sudah ada sejak zaman Walisongo

Ilustrasi Sunan Kalijaga (gramedia.com)

Dalam cerita turun temurun di kalangan masyarakat Yogyakarta, dikisahkan bahwa pakaian surjan diciptakan langsung oleh salah satu Walisongo yang terkenal di Jawa. Walisongo adalah tokoh Islam yang sangat dihormati karena perannya dalam menyebarluaskan ajaran Islam di tanah Jawa. 

Salah satunya adalah Sunan Kalijaga yang dulunya adalah seorang perampok. Sunan Kalijaga pun bertaubat dan memeluk Islam, lalu mulai berdakwah media wayang. Baju surjan diciptakan oleh sunan Kalijaga sebagai contoh pakaian penutup aurat kepada masyarakat Jawa.

3. Jenis dan warna pakaian surjan

keluarga Tora Sudiro mengenakan motif batik surjan (instagram.com/t_orasudi_ro)

Pakaian adat surjan ini terbagi menjadi menjadi dua yaitu surjan lurik dan surjan ontrokusuma. Surjan lurik dikenal dengan motif garis-garis di sepanjang kainnya dan biasa digunakan oleh para prajurit dan aparat kerajaan pada zaman dulu.

Sedangkan surjan ontrokusuma dikenal dengan motif bunga yang biasa digunakan oleh para bangsawan. Biasanya untuk menghadiri upacara kebesaran seperti upacara Grebeg.

Pakaian surjan pun memiliki warna beragam, tetapi lebih didominasi gelap seperti abu-abu tua, cokelat, dan hitam. Meski ada pula yang memadukan warna putih untuk acara khusus.

4. Merupakan pakaian takwa

ilustrasi mengenakan pakaian adat surjan (bp-guide.id)

Pakaian adalah ciri khas seseorang untuk menunjukkan kharisma dari pemakainya. Pakaian adat suatu daerah memiliki tujuan sebagai lambang daerah akan budaya yang beragam di sana.

Pakaian adat surjan di Yogyakarta juga dikenal sebagai pakaian takwa. Di mana memiliki makna menggambarkan kepatuhan terhadap Sang Pencipta.

5. Menyiratkan filosofi yang dalam

maternity shoot Karina Salim dan Aldy Primanda (instagram.com/karinasalim)

Layaknya pakaian adat daerah lain, pakaian adat surjan juga mengandung filosofi yang sangat dalam. Secara etimologis, surjan berasal dari kata suraksa dan janma yang memiliki arti menjadi manusia. Makna lain yaitu pelita atau yang memberi terang benderang, berasal dari kata siro dan jan.

Pakaian adat satu ini juga menggambarkan ajaran Islam yang kental. Melansir karangsari-kulonprogo.desa.id, pada baju surjan peletakan kancing dimaknai sebagai rukun iman, ditandai dengan dipasangnya kancing baju berjumlah enam buah. Ada juga kancing di dada kiri dan kanan yang menggambarkan dua kalimah syahadat.

Baca Juga: Ragam Busana Pengantin Jogja, Wajib Tahu!

Berita Terkini Lainnya