TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Menarik Kain Lurik, Bukan Sekadar Corak Garis

Terlihat sederhana namun bermakna dalam

ilustrasi kain lurik (commons.wikimedia.org/Distifani)

Salah satu kain yang biasa digunakan untuk pakaian adat adalah adalah kain lurik. Kain ini merupakan kain khas Jawa dan sering terlihat dalam beberapa acara adat seperti pernikahan maupun dalam waktu-waktu tertentu pada acara yang berkaitan dengan kebudayaan.

Jika dilihat sekilas, kain ini nampak sangat sederhana. Hanya berisi kumpulan garis dengan beberapa warna. Namun siapa sangka, ternyata kain ini memiliki banyak makna dan penuh filosofi lho! Yuk simak beberapa fakta menarik tentang kain lurik!

1. Sudah ada sejak zaman kerajaan

ilustrasi kain lurik (commons.wikimedia.org/Sugede SS)

Berdasarkan catatan sejarah, lurik sudah ada sejak dulu lho. Pada masa kerajaan Majapahit, lurik sudah dikenal sebagai karya tenun dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat masa lampau. Kain lurik dipakai oleh hampir semua orang sebagai busana sehari-hari. Untuk wanita biasanya dibuat kebaya, selendang, dan juga jarik, sedangkan untuk pria digunakan sebagai bahan baju beskap ataupun surjan. Selain menjadi pakaian rakyat, lurik ini juga di lingkungan keraton khususnya para abdi dalem dan prajurit keraton.

2. Memiliki makna tertentu

ilustrasi pemakaian kain lurik (commons.wikimedia.org/Heri nugroho)

Kata “lurik” berasal dari bahasa Jawa kuni yaitu “lorek” yang artinya lajur, garis, atau belang. Selain itu, kata lurik juga berasal dari kata “rik”yang artinya garis atau parit yang dimaknai sebagai pagar atau pelindung bagi pemakainya.

Sebuah garis bukan hanya diartikan sebagai sebuah coretan, namun juga bisa menggambarkan suasana yang ditimbulkan. Misalnya garis lurus mengesankan kekuatan, arah dan perlawanan. Kemudian garis vertikal menandakan stabilitas, kekuatan atau kemegahan.

3. Memiliki beberapa motif dasar

ilustrasi pemakaian kain lurik (commons.wikimedia.org/Ahmadekohadi)

Kain lurik, memiliki tiga motif dasar dan mengalami perkembangan. Motif dasar yang pertama adalah motif lajuran dengan corak garis-garis searah panjang helai kain. Selanjutnya ada motif pakan malang dengan corak garis-garis yang searah lebar kain. Kemudian yang ketiga adalah motif cacahan dengan corak kotak-kotak kecil yang merupakan hasil kombinasi antara garis melintang dengan garis membujur.

Baca Juga: Sejarah Praja Cihna Lambang Kasultanan Yogyakarta, Ini Maknanya

4. Memiliki beberapa fungsi pemakaian dalam berbagai aspek kehidupan

ilustrasi pemakaian kain lurik (commons.wikimedia.org/Fadkus)

Pakaian yang biasanya digunakan untuk upacara biasanya dibuat secara khusus dengan lambang-lambang dan warna yang memiliki arti. Misalnya warna kain biru tua atau hitam digunakan untuk upacara kematian. Kemudian warna-warna meriah seperti merah, coklat dan warna lainnya digunakan dalam acara perkawinan.

Dari aspek sosial, pakaian menunjukkan status sosial dan membedakan antar tokoh masyarakat. Dalam aspek ekonomi, biasanya kain dijadikan sebagai alat tukar untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Sedangkan dalam aspek religi, ragam hias yang diterapkan pada kain biasanya mengandung unsur perlambangan yang berhubungan dengan agama maupun suatu kepercayaan.

Verified Writer

Arina Tri Wahyuni

Finding magic in the little things✨

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya