9 Film Indonesia Suguhkan Dialog Bahasa Jepang, Unik dan Beragam Genre!

Jumlah film Indonesia yang menampilkan bahasa daerah dalam dialognya, sudah banyak dibuat. Namun, bagaimana dengan film Indonesia yang menyuguhkan bahasa asing dalam dialognya?
Salah satunya adalah Bahasa Jepang, yang turut ditampilkan dalam beberapa film Indonesia. Meski jumlahnya belum banyak, namun hal ini menjadi daya tarik dan menghadirkan beberapa manfaat, termasuk mengedukasi penonton Indonesia untuk mengenal Bahasa Jepang. Inilah deretan film Indonesia yang suguhkan dialog Bahasa Jepang dalam ceritanya. Yuk simak !
1. Sang Kiai (2013)

Ada film Sang Kiai (2013), film sejarah Indonesia yang mengangkat kisah perjuangan serta kehidupan sosok pendiri Nahdlatul Ulama (NU), K.H. Hasyim Asy'ari, yang diperankan Ikranagara. Bagi yang belum pernah menonton film atau belum mengetahui kisah tokoh utama yang diangkat dalam ini, mungkin akan bingung bagaimana bisa bahasa Jepang ikut ditampilkan dalam film ini?
K.H. Hasyim Asy'ari adalah salah satu sosok pahlawan nasional yang berjuang di tengah masa kependudukan Jepang. Oleh karena itu, film Sang Kiai turut menampilkan berbagai kejaidan saat kependudukan Jepang di Indonesia, bahkan orang-orang Jepang asli juga diikutsertakan agar dialog terasa natural.
Film yang disutradarai Rako Prijanto ini berhasil menorehkan prestasi gemilang, yaitu berhasil memenangkan Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2013 sebagai film terbaik, dan Piala Citra FFI pertama untuk Adipati Dolken sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik. Film Sang Kiai dapat ditonton di platform streaming Netflix.
2. Winter in Tokyo (2016)

Selanjutnya ada film romantis Winter in Tokyo (2016) hasil adaptasi novel best seller karya Ilana Tan dengan judul sama. Sudah terlihat dari judulnya, tentu film ini menceritakan kehidupan musim salju di Kota Tokyo, Jepang.
Film ini mengisahkan seorang perempuan keturunan Indonesia-Jepang bernama Keiko (Pamela Bowie) yang tinggal di salah satu apartemen di Tokyo. Dalam perjalanan hidupnya itu, ia dipertemukan dengan dua pria yakni Nishimura Kazuto (Dion Wiyoko), tetangga seberang kamar apartemennya, dan Kitano Akira (Morgan Oey), yang dianggap sebagai cinta pertamanya.
Seluruh pemain dalam film ini menuturkan dialog Bahasa Jepang, yang dikolaborasikan Bahasa Indonesia. Latar tempat yang langsung diambil dari negeri sakura di musim salju, makin menambah manisnya film ini. Film ini diputar di platform streaming Vidio.
3. Hujan Bulan Juni (2017)

Penggemar sastra pasti sudah tidak asing dengan novel Hujan Bulan Juni karya mendiang sastrawan legendaris Sapardi Djoko Damono. Novel tersebut dikembangkan dalam film panjang dengan judul sama, film Hujan Bulan Juni (2017). Dalam versi filmnya, puisi tersebut turut ditampilkan. Lantas, bagaimana hubungannya dengan Bahasa Jepang?
Film Hujan Bulan Juni menceritakan kisah sepasang kekasih bernama Sarwono (Adipati Dolken), seorang dosen antropologi di Universitas Indonesia yang puitis dan berdarah Jawa tulen, serta Pingkan (Velove Vexia), dosen muda di prodi Sastra Jepang, Universitas Indonesia, keturunan Manado. Pingkan ciceritakan mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Jepang. Latar belakang Pingkan itulah yang membuat film garapan Hestu Saputra ini turut menyuguhkan Bahasa Jepang dalam beberapa dialognya. Platform streaming Amazon Prime Video menjadi ruang untuk menonton film romansa satu ini.
4. Roman Peony (2024)

Film kolaborasi Indonesia dan Jepang berjudul Roman Peony (2024) ini tayang di Jepang maupun di bioskop tanah air. Roman Peony merupakan karya simbolik dalam rangka merayakan 65 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang. Film ini tentu melibatkan para pemain serta tim Indonesia dan Jepang.
Secara membanggakan, film produksi Connection Film dan Yoshimoto Kreatif Indonesia ini menjadi satu-satunya film Indonesia yang berhasil tayang di Okinawa International Movie Festival (OIMF) pada April 2024. Latar tempat film ini mengambil tiga daerah di kawasan utara Jepang seperti Sapporo, Sobetsu, dan Wakkanai.
Dengan mengambil sentuhan budaya Indonesia dan Jepang, film genre drama romantis ini menceritakan seorang perempuan Indonesia bernama Clara (Jessica Veranda) yang bertolak ke Jepang untuk mencari seseorang hanya berbekal sebuah novel dengan judul Dejavu. Di negeri berjuluk matahari terbit tersebut, ia bertemu pria bernama Kenji (Genki Sadamatsu) yang kebetulan sedang kabur dari teman masa kecilnya, Miu (Hitomi Inoue). Takdir yang mempertemukan mereka akhirnya membawa pada perjalanan baru yang manis. Bahkan, keduanya tetap melanjutkan perjalanan itu dengan bekal petunjuk tempat yang ada di novel Dejavu.
Sayangnya, sampai saat ini film Roman Peony belum ditayangkan di platform streaming mana pun.
5. Winter Elegy (2024)

Ada film arahan sutradara Danial Rifky berjudul Winter Elegy (2024) yang tayang secara eksklusif di Klik Film. Film ini menyuguhkan kisah sedih penuh teka-teki., menceritakan empat orang perempuan asal Indonesia yang bertolak ke Jepang untuk mengetahui nasib suami masing-masing. Sebelumnya, mereka mendapat kabar bahwa suaminya menjadi korban kecelakaan pesawat.
Sesampainya di Jepang, mereka mendapati banyak cerita tak terduga dari suaminya. Para suami ini juga sempat digambarkan tinggal bersama sebagai perantau asal Indonesia. Bahasan mengenai JLPT (Japanese Language Proficiency Test) yang merupakan salah satu tes kemampuan Bahasa Jepang juga hadir dalam cerita. Bagi pembelajar bahasa Jepang, pasti akan dibuat related dengan bahasan mengenai JLPT di film ini.
6. Tebusan Dosa (2024)

Kali ini, ada film horor berjudul Tebusan Dosa (2024) karya sutradara Yosep Anggi Noen yang ikut menampilkan bahasa Jepang. Hal utama yang membuat film ini menghadirkan Bahasa Jepang karena salah satu tokoh yang diceritakan adalah seorang peneliti Jepang bernama Tetsuya (Shogen, aktor asli Jepang), sedang tinggal di Indonesia.
Di tanah air, ia memperkerjakan Uti Yah (Laksmi Notokusumo) dan Wening (Happy Salma) di tempat tinggalnya. Komunikasi yang ditampilkan antara tokoh Tetsuya dan Wening juga kolaborasi menggunakan dua bahasa yakni bahasa Jepang dan Indonesia. Bahkan, Wening memanggil Tetsuya dengan sebutan "Tetsuya san,". Di Jepang, ketika memanggil seseorang dengan akhiran nama ditambah dengan kata "san", maka akan dianggap lebih menghormati.
Bukan hanya menyajikan Bahasa Jepang, film yang secara garis besar mengangkat kisah perjuangan seorang ibu yang kehilangan anaknya ini juga menyuguhkan budaya Jepang, senbazuru, yaitu tradisi melipat seribu origami berbentuk bangau yang dipercaya sebagai simbol harapan dan keberuntungan. Berkaitan dengan kisahnya, Wening diceritakan melakukan tradisi tersebut agar anaknya yang diduga hanyut di sungai, dapat ditemukan dalam kondisi masih hidup.
7. Berebut Jenazah (2025)

Tak lama dari perilisan film Winter Elegy (2024), sutradara Danial Rifky kembali merilis film terbarunya yang masih menyuguhkan keindahan negara Jepang dan Bahasa Jepang dalam percakapannya. Kali ini berjudul Berebut Jenazah (2025) yang tayang secara eksklusif di Klik Film. Dilihat dari judul, tak salah bila film ini masuk genre horor, namun kenyataannya ada;ah film drama.
Berebut Jenazah mengisahkan anak keturunan Indonesia-Jepang bernama Naomi (Zara Adhisty) yang sukses jadi idol Jepang. Ia dikisahkan lahir dari orangtua beda negara dan beda agama. Kematian Naomi di usia muda karena sakit, membuat kedua orangtuanya yang bercerai memperebutkan jenazahnya.
Sang ayah (Whani Dharmawan) yang berasal dari Indonesia dan beragama Islam, meyakini bahwa sang putri menganut agama yang sama dengannya karena merasa sering ia bekali ajaran Islam sejak kecil. Sementara sang ibu (Hana Yuka Sano), merasa putri tunggalnya itu beragama Buddha sepertinya karena selama ini tinggal bersamanya. Film ini mengambil latar secara keseluruhan di Fukushima.
8. Made in Bali (2025)
Tayang di bioskop awal tahun ini dan akan tayang di Netflix mulai 26 Juni 2025, film Made in Bali menjadi salah satu film Indonesia yang turut menghadirkan bahasa Jepang di dalam ceritanya. Film ini berpusat pada kisah seorang dalang muda asal Bali bernama Made (Rayn Wijaya), yang memiliki teman masa kecil berdarah campuran Indonesia-Jepang bernama Ni Luh (Vonny Felicia). Saat mengetahui Ni Luh akan pindah ke Jepang, Made merasa kehilangan dan barulah dia menyadari bahwa ia memendam rasa pada Niluh. Di sisi lain, ada perempuan lain bernama Putu (Bulan Sutena) yang juga hadir sebagai sosok yang dijodohkan dengan Made.
Film ini berhasil memadukan budaya dan bahasa Bali yang kental dengan Bahasa Indonesia serta Jepang. Bukan hanya hadirkan beberapa dialog berbahasa Jepang, salah satu soundtrack film ini menggunakan lagu Moshimo Mata Itsuka yang dinyanyikan Ariel NOAH. Moshimo Mata Itsuka tak lain adalah lagu Mungkin Nanti yang dirilis ke dalam versi bahasa Jepang. Naskah skenario film ini ditulis oleh Oka Aurora yang sukses dengan Layangan Putus series (2021) serta film Ipar Adalah Maut (2024), dan digarap oleh sutradara Johar Prayudhi.
9. Pink Laundry (2025)

Berbeda dengan film sebelumnya yang berupa film panjang, film Indonesia yang menyuguhkan dialog berbahasa Jepang kali ini merupakan film pendek berjudul Pink Laundry (2025) besutan sutradara Khozy Rizal. Film ini dibagi menjadi tiga part dan tayang di kanal YouTube Alchemist Fragrance. Part pertama berdurasi 5 menit 58 detik, lalu part kedua berdurasi 11 menit 46 detik dan part ketiga memiliki durasi 13 menit 12 detik.
Pink Laundry merupakan produksi kolaborasi brand parfum Alchemist dan rumah produksi Palari Films, menghadirkan karya yang menjadi ruang penyalur kepekaan aroma dengan balutan sinema yang apik.
Menilik kisahnya, Pink Laundry menggambarkan cerita seorang mahasiswi arsitektur asal Indonesia bernama Indi (Tatjana Saphira), yang sedang kuliah di Kyoto. Demi menambah uang saku, Indi bekerja paruh waktu di sebuah toko roti, yang akhirnya dekat dengan pemilik toko roti.
Di sisi lain, Indi adalah perempuan yang telah lama kehilangan kasih sayang orangtuanya, termasuk sang mama (Maudy Koesnaedi). Hingga suatu ketika, saat ia mencuci bajunya di sebuah laundry kecil, ia tak sengaja menemukan sweater pink milik sang mama yang ia bawa. Sweater tersebut membangkitkan luka lama dan rindu kembali berkecamuk di relung hati Indi.
Itulah deretan film Indonesia yang menyuguhkan dialog Bahasa Jepang di dalamnya. Ternyata, ada banyak cara untuk mempelajari Bahasa Jepang melalui tontonan. Tak hanya dari anime dan dorama, tapi bisa dimulai dari film Indonesia!