Introver adalah pribadi yang mendapatkan energinya dari kesendirian. Bukan berarti introver tidak menikmati waktu yang dihabiskan bersama orang lain, hanya saja mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk memulihkan tenaga setelah bersosialisasi.
Menurut Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), kepribadian introver terbagi ke dalam 8 tipe. Sebagai individu, 8 tipe introver MBTI ini tentunya juga memiliki sisi gelapnya masing-masing. Untuk lebih jelasnya, yuk baca terus artikel di bawah ini.
ISTJ adalah individu yang dapat diandalkan karena dapat berpegang teguh pada rencana. Akan tetapi, ISTJ juga keras kepala dan kaku sehingga akan bersikap toxic, seperti tidak fleksibel atau menolak berkompromi.
ISTJ tidak mau mencoba hal baru atau mendengarkan sudut pandang orang lain. Mereka mungkin menghakimi dan mencoba mencari-cari kesalahan orang lain yang tidak sependapat dengannya.
ISFJ terkadang mengambil tindakan berlebihan untuk menyenangkan orang lain. Hal ini dapat mengarah pada perilaku tidak sehat seperti rasa khawatir yang berlebihan.
Akibat dari sikap ini, ISFJ sering merasa kesal karena merasa kurang dihargai atas apa yang dilakukannya untuk orang lain. ISFJ kemudian menarik diri ketika tidak mendapatkan penghargaan yang mereka inginkan.
Logika dan kepraktisan adalah dua kekuatan terbesar ISTP yang menjadi alasan mereka dianggap keren oleh orang-orang di sekitarnya. Namun, ketika berhubungan dengan orang lain pada tingkat emosional yang mendalam, kepribadian ini mengalami kesulitan. Oleh karena itu, ISTP terkadang menjadi sedikit tidak peka.
Mereka mungkin menjadi terlalu kritis terhadap orang lain dan terpaku pada aspek negatif kehidupan. Tak jarang, ISTP menyakiti orang lain lewat kata-katanya.
ISFP juga disebut sebagai “petualang” karena sifat mandiri dan keinginan mereka akan kebebasan. Mereka adalah individu yang berpikiran mendalam, yang seringkali menghabiskan banyak waktu dalam pikirannya sendiri.
Kecenderungannya untuk menarik diri, seringkali membuat ISFP tidak tahu kapan harus meminta bantuan. Mereka juga sensitif terhadap kritik dan menganggap segala sesuatunya bersifat pribadi. Alih-alih menyeimbangkan sisi perasaan dan pemikirannya, para ISFP cenderung percaya bahwa apa pun yang mereka rasakan adalah kebenaran hakiki.
Sebagai salah satu tipe MBTI yang mandiri, ambisius dan strategis, INTJ juga dikenal sebagai tipe orang yang tidak hangat. INTJ dapat menunjukkan perilaku arogan dan memperlakukan orang lain dengan cara yang merendahkan, terutama seputar kecerdasan orang lain. Mereka bisa sangat menghakimi dan tidak toleran terhadap siapa pun yang tidak memiliki logika atau menunjukkan terlalu banyak emosi.
INTP seringkali menjadi terobsesi dengan masalah teoritis yang tidak memiliki penerapan praktis. Mereka juga cenderung terlalu terjebak dalam logika sehingga melupakan pertimbangan emosional apa pun.
Perilaku INTP yang lebih toxic lagi adalah ketika mereka menganalisis sesuatu secara berlebihan, dan hal ini menyebabkan mereka mempertanyakan motif seseorang. Alih-alih membiarkan orang lain masuk ke dalam hidup mereka, INTP malah mencari cara untuk menyingkirkan orang tersebut, menyalahkan orang lain atas situasi yang ada.
INTP menggunakan pikiran mereka dengan cara yang negatif, karena cara mereka menganalisis situasi terlalu berlebihan dan menyebabkan mereka menjadi takut terhadap hal-hal yang mungkin tidak akan terjadi.
Salah satu perilaku beracun yang paling rentan dilakukan oleh INFJ adalah manipulasi. Mereka pandai memahami emosi orang lain sehingga sering kali memanfaatkannya dengan cara yang manipulatif.
INFJ tahu bagaimana menggunakan rasa bersalah sebagai metode untuk memaksa orang berperilaku tertentu. Kebanyakan INFJ akan melakukan ini ketika mencoba melindungi diri mereka dari rasa sakit hati atau situasi yang tidak mereka sukai.
INFP adalah tipe orang yang akan melakukan apa pun untuk membantu orang lain. Di sisi lain, situasi stres dapat mengubah sikap mereka.
Sisi gelap INFP adalah sikap egoisnya. Ketika tipe kepribadian ini merasa terancam oleh apa pun yang menghadangnya, mereka tidak segan-segan meninggalkan orang tersebut.
Penting untuk diingat bahwa kita semua pasti pernah mengalami hari-hari buruk dan melakukan kesalahan. Menjadi toxic tidak selalu menentukan bahwa kita adalah pribadi yang buruk. Namun, tetap saja, berhati-hatilah sebelum berkata-kata dan bertindak.