Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengatur keuangan (freepik.com/jcomp)
ilustrasi mengatur keuangan (freepik.com/jcomp)

Intinya sih...

  • Menerapkan aturan persentase gaji, seperti 50-30-20, untuk kebutuhan pokok, keinginan, dan tabungan.

  • Membuat catatan pemasukan dan pengeluaran untuk melacak pola pengeluaran dan evaluasi bulanan.

  • Menyisihkan tabungan di awal bukan di akhir sebagai tagihan wajib setiap bulan, serta membedakan kebutuhan dan keinginan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya seringkali terasa membanggakan. Setelah sekian lama hanya mengandalkan uang saku atau bantuan orang tua, akhirnya bisa merasakan gaji hasil keringat sendiri. Namun, kenyataan yang sering dialami anak muda di fase awal bekerja adalah gaji terasa cepat sekali habis. Bukan karena jumlahnya tidak cukup, melainkan karena belum terbiasa mengatur cash flow atau arus kas pribadi.

Nah, berikut ini trik mengatur cash flow ala anak muda yang baru kerja. Scroll ke bawah sampai selesai, ya!

1. Menerapkan aturan persentase gaji

Persentase Gaji (freepik.com/freepik)

Banyak pakar keuangan menyarankan metode sederhana seperti 50-30-20. Artinya, 50 persen gaji untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk keinginan atau gaya hidup, dan 20 persen untuk tabungan atau investasi. Rumus ini bisa jadi panduan awal supaya cash flow tetap terkontrol dan tidak asal keluar masuk.

Kalau gaji masih kecil, kamu bisa menyesuaikan porsinya. Yang penting, ada bagian yang disisihkan untuk tabungan, meski hanya 5–10 persen. Kebiasaan kecil ini punya dampak besar dalam jangka panjang karena melatih konsistensi finansial sejak dini.

2. Membuat catatan pemasukan dan pengeluaran

Ilustrasi Rencana Anggaran Keuangan (freepik.com/wirestock)

Mencatat arus kas pribadi mungkin terdengar ribet, tapi sebenarnya ini salah satu cara terbaik untuk melacak ke mana saja uangmu pergi. Dengan catatan harian atau aplikasi keuangan, kamu bisa melihat pola pengeluaran, bahkan menemukan kebiasaan boros yang sebelumnya tidak disadari.

Kalau rutin dilakukan, catatan ini jadi alat penting untuk evaluasi bulanan. Dari sana, kamu bisa menyesuaikan anggaran, memangkas pengeluaran tidak penting, dan lebih fokus pada prioritas. Ingat, cash flow yang sehat bukan soal banyaknya gaji, tapi bagaimana kamu mengelolanya.

3. Menyisihkan tabungan di awal bukan di akhir

Ilustrasi menabung (freepik.com/freepik)

Banyak anak muda berpikir menabung itu sisa uang belanja. Akhirnya, tabungan tidak pernah terisi karena gaji keburu habis duluan. Trik yang lebih efektif adalah langsung memindahkan sebagian gaji ke rekening tabungan atau instrumen investasi di hari pertama menerima gaji.

Dengan cara ini, kamu tidak merasa kehilangan karena sudah terbiasa menyesuaikan hidup dengan sisa uang yang ada. Anggap saja menabung adalah tagihan wajib yang harus dibayar setiap bulan. Kalau terbiasa sejak awal, tabungan akan terkumpul tanpa terasa.

4. Membedakan kebutuhan dan keinginan

Ilustrasi kepikiran keuangan (freepik.com/stockking)

Banyak fresh graduate yang masih sulit membedakan antara kebutuhan dasar dan keinginan. Padahal, ini adalah langkah awal yang sangat penting dalam mengatur cash flow. Kebutuhan mencakup hal-hal vital seperti makan, transportasi, dan tagihan bulanan, sementara keinginan biasanya berupa nongkrong, belanja barang tren, atau traveling yang sebenarnya bisa ditunda.

Dengan membuat daftar pengeluaran, kamu bisa menata prioritas lebih jelas. Tulis kebutuhan yang wajib dipenuhi setiap bulan, lalu baru alokasikan sebagian gaji untuk keinginan. Jika kebiasaan ini diterapkan sejak awal, kamu tidak akan mudah tergoda untuk menghabiskan gaji hanya demi kesenangan sesaat.

5. Menyiapkan dana darurat

Ilustrasi dana darurat (freepik.com/freepik)

Meski masih muda, bukan berarti bebas dari risiko finansial. Bisa saja tiba-tiba sakit, kehilangan pekerjaan, atau ada kebutuhan mendadak yang butuh biaya. Di sinilah pentingnya dana darurat sebagai penopang. Banyak anak muda yang menyepelekan hal ini, padahal dana darurat bisa menyelamatkan dari lilitan utang.

Mulailah dengan target kecil, misalnya satu bulan biaya hidup. Setelah itu, kembangkan menjadi tiga hingga enam bulan. Simpan dana darurat di rekening terpisah agar tidak tercampur dengan uang sehari-hari. Dengan begitu, kamu akan lebih tenang menghadapi situasi tak terduga.

Nah, dengan melakukan tips di atas, semoga cash flow kamu semakin terjaga dan bisa menabung, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team