Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
batik khas Jogja (kratonjogja.id/Perbandingan motif geometris dan non-geometris)
batik khas Jogja (kratonjogja.id/Perbandingan motif geometris dan non-geometris)

Intinya sih...

  • Batik Jogja memiliki lima motif khas, termasuk Parang Rusak yang melambangkan semangat dan kekuatan.
  • Motif Kawung adalah batik larangan yang hanya boleh dipakai oleh keluarga Raja di keraton Jogja.
  • Batik Grompol, Batik Bunga Mawar, dan Batik Semen merupakan motif batik khas Jogja yang penuh makna filosofis dan simbolis.

Batik menjadi salah satu yang ikonik dari Jogja. Gak sekadar kain bermotif, tapi juga punya cerita dan harapan. Keunikannya menjadi menarik dan berbeda dari daerah lain. Ada yang berunsur geometris seperti berbentuk lingkaran, garis-garis hingga segitiga. Ada juga yang disebut motif nongeometris yang biasanya menampilkan unsur flora fauna.

Berikut lima macam batik khas Jogja yang populer dan banyak penggemarnya, dikutip dari jurnal “Motif Batik Keraton Yogyakarta sebagai Sumber Inovasi Perhiasan Kotagede” karya Pandansari Kusumo, dkk.

1.Batik Parang

Batik Parang (vecteezy.com/Yun Suroso)

Motif ini termasuk dalam kategori geometris, bentuk-bentuk yang muncul dalam kain batik berpola teratur. Ciri khasnya berupa motif miring seperti ombak di lautan, dikenal dengan nama Parang Rusak.

Ada kombinasi seperti motif api dan mlinjon yang bentuknya mirip belah ketupat. Parang melambangkan semangat dan kekuatan, terinspirasi dari ombak laut. Unsur api dan air melambangkan hidup manusia, air melambangkan ketenangan dan kesejukan, dan api seperti perjuangan yang membara.

Batik Parang dulunya hanya boleh dipakai oleh kalangan bangsawan. Jadi, kalau kamu mengoleksinya dan memakainya akan tampil anggun berwibawa.

2.Batik Kawung

Batik Kawung (budaya.jogjaprov.go.id/Batik Kawung)

Motif kawung juga dalam golongan geometrik, bedanya lebih terkesan simpel dan elegan. Terinspirasi dari buah kawung yang bentuknya bulat seperti kolang-kaling. Bagian tengah ada garis vertikal horizontal yang membagi lingkaran jadi empat bagian. Di sela-selanya ada motif mlinjon bentuknya belah ketupat.

Motif ini termasuk jenis batik larangan yang gak semua orang boleh memakainya. Hanya keluarga Raja di lingkungan keraton Jogja. Kawung melambangkan agar pemakainya menjadi pribadi bijaksana, berbudi luhur dan memberi manfaat untuk banyak orang.

3.Batik Grompol

Batik Grompol (tokopedia.com/Batik Kraton Yogya)

Termasuk dalam motif ceplok berkategori geometrik, batik grompol berciri khas seperti bunga dengan kelopak berjumlah empat, ada putik di bagian tengahnya. Ada pula yang bermotif buah dikelilingi semacam titik-titik kecil.

Biasanya dikenakan dalam upacara adat seperti perkawinan dan acara tujuh bulanan kehamilan. Di momen siraman batik ini juga dikenakan oleh pengantin dan orangtuanya sebagai lambang doa dan harapan.

Maknanya juga sangat indah, seperti pohon yang berbuah lebat menyimbolkan harapan agar pemakai dilimpahi rezeki dan berkah yang banyak. Begitu dalam membawa doa baik untuk kesejahteraan hidup pemakainya.

4.Batik Truntum

Batik Truntum (hamzahbatik.co.id/batik truntum)

Motif batik Jogja yang bermakna romantis, bentuknya tersusun dari bunga berkelopak delapan, seperti arah mata angin. Pada bagian tengahnya terdapat sembilan titik kecil, ada delapan di sekelilingnya dan satu di tengah.

Batik ini kerap dikenakan dalam upacara pernikahan adat, biasanya yang memakai adalah orangtua pengantin saat sesi midodareni dan ketika panggih. Terinspirasi dari bunga gambir yang sedang mekar dan menyebarkan aroma harum yang memikat.

Motifnya sebagai simbol cinta kasih sayang yang tak ada putusnya. Jadi, kalau dikenakan dalam upacara pernikahan, menjadi tanda ketulusan, saling memahami dan berupaya harmonis.

5.Batik Semen

Batik Semen Sida Mukti (vecteezy.com/Yun Suroso)

Batik motif ini termasuk kategori motif geometris. Ada berbagai jenis seperti semen sidaluhur yang dipenuhi unsur seperti gunung dan pohon, burung, tanaman. Filosofinya dipenuhi kebaikan, mengajarkan kebijaksanaan dan kekuatan menghadapi cobaan.

Semen ageng sawat lar, motif ini dulunya dikenakan cicit dan canggah Sultan, biasanya dipakai saat kegiatan adat di lingkungan keraton. Motifnya berupa perahu, burung, sawat, hingga lidah api. Melambangkan harapan agar pemakainya jadi pemimpin yang bijaksana dan tangguh.

Semen Huk, kalau ini termasuk batik larangan pada masa Sultan HB VII, sehingga hanya Raja dan putra mahkota yang boleh memakainya. Unsurnya berupa kerang, burung huk, garuda, dan cakra. Makna dari motifnya begitu besar agar pemakainya bisa seperti pemimpin yang adil dan memiliki kecerdasan sehingga mampu menyejahterakan rakyat atau anggotanya.

Ada juga semen sida mukti yang kerap dijumpai di acara pernikahan sebagai busana pengantinnya. Terdapat unsur kerang, pohon hayat, burung, sawat, binatang yang semuanya melambangkan keberkahan hidup. Maknanya juga bagus supaya pemakainya bahagia, makmur, dan memiliki sifat dermawan.

Itulah kelima batik khas Jogja yang penuh makna, semuanya punya sisi menarik yang membawa harapan baik. Semakin bangga dengan kekayaan budaya Indonesia, khususnya Jogja, kan? Pakai batik kini juga gak mesti nunggu ada acara formal karena bisa juga dikenakan dalam beragam kegiatan dari yang sakral sampai santai.

Editorial Team