Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

10 Istilah tentang Fenomena Sosial dan Psikologis di Dunia Digital

ilustrasi perempuan yang sedang mengatur keuangan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Digitalisasi membawa berbagai fenomena baru yang memunculkan banyak dampak. Beberapa di antaranya dapat mempengaruhi perilaku, kesehatan mental, dan interaksi sosial manusia. Tahukah kamu bahwa ada banyak istilah lain yang menggambarkan dampak dunia digital terhadap kehidupan?

Sebuah studi oleh Kuss dan Griffiths (2017) mengungkapkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah psikologis. Maka dari itu, tentu perlu untuk mengetahui dan memahami fenomena ini lebih dalam. Berikut adalah sepuluh istilah tentang fenomena sosial di dunia digital. Simak dulu, siapa tahu kamu pernah mengalaminya!

1. Sharenting: fenomena ketika orang tua terlalu banyak membagikan informasi anak di media sosial. Pahami bahwa anak juga punya privasi ya!

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Mikhail Nilov)

2. Parasocial relationship: sebuah fenomena berupa obsesi yang tidak sehat terhadap influencer atau selebriti. Kagum boleh, berlebihan jangan!

ilustrasi seorang content creator (pexels.com/Kampus Production)

3. Doomscrolling: fenomena kecanduan mengonsumsi berita negatif secara berlebihan. Jangan diterusin! Nanti kamu lupa waktu!

ilustrasi seorang perempuan yang sedang menganalisis kumpulan konten (pexels.com/Los Muertos Crew)

4. Digital hoarding: ketidakmampuan menghapus data digital yang tidak perlu. Yuk mulai hapus tangkapan layar yang tidak lagi digunakan itu!

ilustrasi orang yang sedang mengetik (pexels.com/Oleksandr P)

5. Phubbing: dampak mengabaikan orang sekitar karena terlalu fokus pada gadget. Jangan sampai hubungan di dunia nyata jadi renggang ya!

ilustrasi suatu konten di layar handphone (pexels.com/cottonbro studio)

6. Digital amnesia: ketergantungan secara berlebihan pada gadget untuk menyimpan dan mengingat informasi daripada mengandalkan ingatan mereka sendiri. Siapa yang suka begini?

ilustrasi seseorang di depan laptop (pexels.com/Edward Jenner)

7. Finsta fatigue: fenomena kelelahan mental dan emosional akibat mengelola beberapa akun atau persona berbeda di media sosial. Berasal dari kata "Finsta" (fake Instagram) dan "fatigue" (kelelahan)

ilustrasi seorang content creator (pexels.com/Kampus Production)

8. Digital poverty: kesenjangan akses teknologi dan dampaknya pada pendidikan. Sering dialami karena ketidakmerataan akses teknologi!

ilustrasi seorang lelaki yang sedang belajar (pexels.com/Andrea Piacquadio)

9. Phantom vibration syndrome: sebuah sensasi palsu bahwa ponsel bergetar padahal sebenarnya tidak. Bisa jadi ini yang buat kamu gak bisa lepas dari ponsel!

ilustrasi perempuan yang sedang self talk (pexels.com/Julia M Cameron)

10. Textiety: kecemasan yang timbul saat menunggu balasan pesan teks atau chat. Siapa yang pernah begini saat menunggu chat dari doi?

ilustrasi lelaki yang sedang sendiri (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dengan memahami fenomena-fenomena tadi, semoga kita dapat lebih bijak dalam menjaga keseimbangan kehidupan dari aspek sosial dan psikologis di dunia digital. Ingatlah bahwa keberadaan teknologi berguna untuk memudahkan kehidupan, bukan menghancurkan kehidupan. Mulai sekarang, mari evaluasi diri, apakah selama ini sudah sehat dalam menggunakan teknologi?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Adira Putri Aliffa
EditorAdira Putri Aliffa
Follow Us