Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cuplikan film Insidious (dok. Blumhouse Productions, FilmDistrict/Insidious)

Intinya sih...

  • Film horor modern dengan anggaran rendah sukses finansial dan kritis
  • James Wan menciptakan film ikonik Saw dengan anggaran minim Rp18,8 miliar
  • The Witch, You're Next, It Follows, dan Late Night With The Devil (2023) merupakan film horor modern sukses lainnya dengan anggaran minimalis.

Horor selalu menjadi genre yang menguntungkan karena biasanya diproduksi dengan anggaran kecil yang menjamin keberhasilan finansial. Namun, agar sebuah film horor dapat menjadi klasik modern, ia juga harus mendapatkan sambutan positif dari para kritikus dan penonton. Untungnya dalam era kebangkitan horor modern ini, penonton umum dan penggemar genre horor telah disuguhi banyak film yang mengesankan dan menakutkan. Film-film ini membuktikan bahwa anggaran yang minimalis dapat menghasilkan film horor yang berdampak dan kreatif.

Sejak tahun 2000 hingga sekarang, genre horor telah menyaksikan banyak sutradara berpengalaman maupun pendatang baru yang memanfaatkan anggaran rendah sebagai keunggulan mereka. Film-film horor spesifik ini diproduksi dengan biaya kurang dari Rp80 miliar dan telah mencapai kesuksesan kritis dan komersial. Beberapa di antaranya bahkan cukup sukses untuk melahirkan waralaba seperti Paranormal Activity dan Insidious. Yuk, langsung saja simak daftar 10 film horor modern dengan budget rendah yang sukses bikin merinding, wajib kamu tonton!

10. Saw (2004)

cuplikan film Saw (dok. Lions Gate Films/Saw)

James Wan memiliki pengaruh yang besar terhadap horor modern dan semuanya berawal dari film panjang pertamanya berjudul Saw yang diadaptasi dari film pendek yang juga ia sutradarai. Waralaba Saw telah menghasilkan banyak sekuel sejak tahun 2004 dengan yang terbaru adalah Saw X pada tahun 2023. Namun film aslinya tetap yang terbaik, mengingat hanya film itulah yang disutradarai oleh Wan. Dengan anggaran sebesar 1,2 juta dolar atau setara Rp18,8 miliar, Saw memanfaatkan lokasinya yang minimalis untuk menciptakan sebuah karya horor modern yang tak terlupakan.

Berlatar di sebuah kamar mandi yang kotor dan terbengkalai, Saw mengisahkan dua pria yang dirantai di dalam ruangan tersebut dan seorang dalang licik bernama Jigsaw yang ingin memainkan permainan mematikan dengan mereka. Setelah perilisan Saw, John Kramer atau Jigsaw menjadi ikon penjahat horor dengan suara yang mengerikan, pola pikir yang menyimpang, dan jebakan-jebakan brutal yang ia siapkan untuk korban-korbannya.

Saw dapat menjadi tontonan yang brutal bagi mereka yang takut dengan kekerasan ekstrem, tetapi hal itu tidak menghalangi film tersebut untuk meraup lebih dari Rp1,5 triliun di seluruh dunia dan melahirkan salah satu waralaba horor terpanjang yang pernah ada. Meskipun sekuel-sekuelnya memiliki kualitas yang bervariasi, film aslinya tetap menjadi yang terbaik terutama karena plot twist yang ikonik di akhir film.

9. You're Next (2011)

cuplikan film You're Next (dok. HanWay Films, Lionsgate/You're Next)

Sebagian besar film yang termasuk dalam subgenre invasi rumah (home invasion) cenderung menampilkan kiasan-kiasan yang sama. Namun, You're Next mengambil pendekatan yang berani dan menumbangkan ekspektasi penonton. Film ini mengikuti kisah keluarga kaya Davison yang bersatu kembali untuk merayakan ulang tahun pernikahan. Malam mereka berubah menjadi kekacauan ketika tiga penyusup bertopeng binatang masuk ke rumah mereka dan mulai membunuh mereka satu per satu.

Premis You're Next memang terasa familiar, namun film ini berbeda dari film-film sejenis berkat kehadiran sang protagonis, Erin. Ia adalah kekasih salah satu anggota keluarga Davison yang memiliki kemampuan rahasia yang berguna saat menghadapi para penyusup bertopeng. Ketika yang lain bersembunyi dalam ketakutan, Erin justru melawan, menjadikannya salah satu tokoh wanita terbaik dalam film horor modern.

Meskipun dibuat dengan anggaran rendah sebesar Rp15,7 miliar, You're Next adalah sebuah film thriller yang luar biasa dan menyegarkan dengan adegan-adegan pembunuhan dan plot twist yang inovatif. Bahkan setelah perilisannya, You're Next terus menarik penggemar baru yang mencari film horor yang lebih berani mengambil risiko.

8. The Witch (2015)

cuplikan film The Witch (dok. Rooks Nest Entertainment, A24/The Witch)

A24 adalah sebuah studio film yang sangat berpengaruh dalam genre horor indie. Beberapa film mereka telah mencapai kesuksesan kritis dan finansial, termasuk The Witch. Dengan anggaran sebesar Rp62,9 miliar film ini meraup keuntungan sebesar Rp629 miliar. Film ini merupakan debut fitur Robert Eggers dan ia membuktikan kemampuannya dalam menciptakan kisah horor yang menegangkan dan bertempo lambat. The Witch berlatar pada tahun 1600-an ketika kecurigaan terhadap sihir sedang merajalela dan dimulai dengan sebuah keluarga yang pindah ke sebuah pertanian kecil di dekat hutan.

Kehidupan baru mereka yang damai terganggu oleh kejadian-kejadian aneh termasuk hilangnya salah satu anak mereka dan spekulasi tentang seorang penyihir yang tinggal di hutan. Tidak lama kemudian, iman dan kesetiaan keluarga tersebut diuji. Dengan durasi 92 menit, The Witch membangun ketegangan secara bertahap tanpa berlebihan. Alih-alih mengandalkan jump scare, Eggers berfokus pada paranoia dan atmosfer hutan yang menyeramkan untuk menciptakan nuansa horor yang khas.

Dengan latar tempat yang hanya berpusat di rumah keluarga tersebut dan hutan, The Witch tidak membutuhkan anggaran besar untuk menyampaikan kisahnya yang intens dan kontemplatif. Setelah kesuksesan The Witch, Eggers menjadi lebih ambisius dan bekerja dengan anggaran yang lebih besar dalam proyek-proyek seperti The Lighthouse dan The Northman

7. It Follows (2014)

cuplikan film It Follows (dok. Northern Lights Films, RADiUS-TWC/It Follows)

Film-film horor terbaik menggunakan faktor ketakutan untuk menyampaikan pesan yang mendalam. Film horor indie It Follows melakukan hal ini dengan sangat baik melalui penceritaan yang konstruktif. It Follows dibintangi oleh Maika Monroe sebagai Jay seorang remaja periang yang akhirnya tidur dengan pacarnya, namun kemudian menemukan bahwa sang pacar memiliki rahasia gelap. Pacarnya memiliki kutukan yang ditularkan melalui hubungan seksual dan Jay kini menjadi korban terbaru.

Sebuah roh mematikan yang dapat berubah wujud menjadi berbagai orang kini menguntit Jay dengan tujuan untuk membunuhnya yang membuatnya kebingungan mencari cara untuk menghilangkan kutukan tersebut. Jika dianalisis lebih dalam, jelas bahwa It Follows tidak hanya berfungsi sebagai alegori untuk penyakit menular seksual tetapi juga tentang kecemasan yang ditimbulkannya.

Penulis dan sutradara David Robert Mitchell menyisipkan banyak metafora tersembunyi dalam film tersebut, sehingga film ini tidak hanya menegangkan tetapi juga merangsang pemikiran. Dengan anggaran terbatas sebesar 1,3 juta dolar atau sekitar Rp20,4 miliar, Mitchell mengarahkan It Follows seolah-olah film ini adalah film horor klasik dari tahun 80-an. Adegan-adegan entitas yang berubah wujud dan meneror Jay beserta teman-temannya cukup untuk membuat penonton merinding ketakutan.

6. Late Night With the Devil (2023)

cuplikan film Late Night With the Devil (dok. AGC Studios, IFC Films/Late Night With the Devil)

Genre horor selalu berhasil menghasilkan karya yang sangat kreatif bagi para penonton yang mendambakan sesuatu yang baru. Late Night With The Devil (2023) adalah sebuah perjalanan ke dekade nostalgia yang menawarkan sudut pandang menarik tentang kerasukan setan. Film ini mengisahkan peristiwa dalam sebuah episode fiktif acara bincang-bincang larut malam yang ditayangkan pada malam Halloween tahun 1977. Jack Delroy, pembawa acara Night Owls, sangat membutuhkan peningkatan rating acara.

Dalam upaya mendongkrak popularitas acaranya, Jack mengundang seorang gadis yang diduga kerasukan setan untuk episode Halloween tersebut yang kemudian berubah menjadi pengalaman mengerikan bagi semua orang di studio. Late Night With The Devil menggabungkan gaya found footage dan dokumenter untuk menunjukkan bagaimana rekaman sebuah acara bincang-bincang larut malam berubah menjadi bencana.

Meskipun ceritanya fiktif, cara pengambilan gambarnya membuat film ini terlihat seperti sebuah rekaman asli dari tahun 1970-an yang hilang. Presentasi retro ala tahun 70-an terasa sangat otentik mulai dari set studio, kostum, hingga elemen-elemen lainnya. Yang lebih menakjubkan lagi, film ini dibuat dengan anggaran hanya Rp2,3 miliar yang sebagian besar dialokasikan untuk efek praktis dan CGI. Melalui Late Night With The Devil, horor modern kembali menunjukkan sisi imajinatifnya.

5. X (2022)

cuplikan film X (dok. Little Lamb, A24/X)

Menciptakan film horor slasher modern tanpa terjebak dalam kiasan-kiasan yang usang merupakan tantangan tersendiri. Di tangan penulis dan sutradara Ti West, X berhasil memadukan kekerasan berdarah khas subgenre slasher dengan nostalgia tahun 70-an dan pemeran yang berbakat. Berlatar tahun 1979, X mengikuti sekelompok kru film kecil yang berangkat untuk memproduksi sebuah film dewasa. Mereka menemukan lokasi syuting yang ideal di sebuah gudang dekat rumah sepasang lansia dan mereka berbohong kepada pemilik rumah tentang tujuan mereka sebenarnya.

Namun kelompok tersebut harus berjuang untuk bertahan hidup setelah pasangan lansia tersebut mengungkap produksi film mereka dan mulai membunuh mereka satu per satu. X layak mendapatkan peringkat dewasa karena adegan seks dan kekerasan yang ditampilkan ditambah dengan tampilan retronya, menciptakan nuansa film slasher klasik tahun 70-an. Adegan-adegan pembunuhan dalam film ini sangat brutal, dengan karakter-karakter yang mati karena benda tajam, tembakan, dan bahkan buaya.

Dengan anggaran sebesar Rp15,7 miliar, West memilih lokasi dan aktor yang tepat. Para pemeran dalam film ini antara lain Jenna Ortega, Brittany Snow dan Kid Cudi yang semuanya memerankan karakter mereka dengan sangat baik. Namun, penampilan ganda Mia Goth sebagai protagonis Maxine dan antagonis lansia Pearl adalah sorotan terbesar. Pada tahun yang sama dengan perilisan X, West dan Goth kembali meraih kesuksesan dengan film prekuel Pearl yang juga dibuat dengan anggaran sekitar Rp15,7 miliar.

4. Sinister (2012)

cuplikan film Sinister (dok. Summit Entertainment, Lionsgate/Sinister)

Diberi julukan film paling menakutkan yang pernah ada menurut sains, Sinister adalah film horor yang bukan untuk yang penakut. Sutradara Scott Derrickson telah menghasilkan film-film horor dan fantasi lain dengan anggaran yang jauh lebih besar. Namun, Sinister tetap menjadi karya terbaiknya karena film ini membuktikan bahwa horor yang kuat dapat diciptakan dengan anggaran yang terbatas. Film ini dibintangi oleh Ethan Hawke sebagai penulis Ellison Oswald yang bertekad untuk memecahkan misteri kematian sebuah keluarga.

Ellison dan keluarganya pindah ke rumah para korban tersebut agar ia dapat menemukan jawaban. Setelah menemukan berbagai petunjuk termasuk rekaman film, Ellison menyadari bahwa ada sesuatu yang supranatural di balik kematian tersebut, dan keluarganya bisa menjadi korban berikutnya. Dengan biaya produksi sebesar Rp47,1 miliar, Sinister berhasil menakuti penonton dengan jump scare yang fantastis, latar rumah hantu yang menyeramkan, dan kehadiran supranatural yang mengganggu. 

Citra yang paling menghantui dan momen paling menakutkan dalam Sinister muncul ketika Ellison dan penonton melihat isi rekaman film Super 8 yang ia temukan. Saat menonton Sinister, mudah untuk memahami mengapa film ini menjadi salah satu film horor terbaik selama bertahun-tahun dan mencapai kesuksesan finansial saat dirilis.

3. Insidious (2010)

cuplikan film Insidious (dok. Blumhouse Productions, FilmDistrict/Insidious)

Saw bukanlah satu-satunya film horor modern karya James Wan yang melambungkan kariernya dan melahirkan sebuah waralaba film. Insidious mengikuti jejak Saw dengan diproduksi menggunakan anggaran rendah sekitar Rp23,5 miliar dan kemudian meraup keuntungan lebih dari Rp1,5 triliun di seluruh dunia. Film ini mengisahkan keluarga Lambert yang pindah ke sebuah rumah baru dan menemukan bahwa rumah tersebut dihantui oleh roh-roh jahat. 

Setelah salah satu putra mereka jatuh koma, Josh dan Renai, kedua orang tuanya yakin bahwa ia kerasukan setan. Dengan bantuan para penyelidik paranormal dan seorang cenayang, Josh dan Renai berusaha mengusir setan tersebut. Para penggemar horor tentu sudah mengetahui bahwa Insidious terkenal dengan horor psikologis dan jump scare-nya, terutama adegan yang menampilkan setan merah yang membuat jantung penonton berdebar kencang.

Mengingat anggaran yang terbatas, sangat mengagumkan bahwa Insidious mampu menyeimbangkan atmosfer rumah hantu dengan eksplorasi alam penyucian yang disebut The Further. Kisah Insidious berlanjut dalam beberapa sekuel, namun bakat Wan dalam menciptakan kengerian yang memikat dengan anggaran minimal telah mengubah Insidious pertama menjadi sebuah fenomena horor.

2. Paranormal Activity (2007)

cuplikan film Paranormal Activity (dok. Blumhouse Productions, Paramount Pictures/Paranormal Activity)

Film-film horor dengan gaya found footage biasanya diproduksi dengan anggaran yang sangat rendah dan Paranormal Activity adalah salah satu contohnya. Jika tahun 1990-an memiliki The Blair Witch Project, maka tahun 2000-an memiliki Paranormal Activity yang mendefinisikan genre found footage di era modern. Film ini memiliki premis sederhana tentang sepasang kekasih yang pindah ke sebuah rumah baru di pinggiran kota, namun kemudian menemukan bahwa rumah tersebut dihuni oleh roh jahat yang menghantui mereka di malam hari.

Untuk mendapatkan bukti dan membuktikan adanya aktivitas paranormal, pasangan tersebut memasang kamera video di seluruh rumah. Film ini seluruhnya direkam menggunakan perekam genggam dan kamera video untuk menciptakan kesan yang lebih autentik. Pilihan gaya sinematografi ini terbukti efektif karena Paranormal Activity berhasil membangkitkan kembali kekaguman banyak orang terhadap found footage.

Dengan anggaran sebesar Rp235 juta dan strategi pemasaran yang cerdas sebelum perilisannya, film ini berhasil meraup hampir Rp3,1 triliun, menjadikan Paranormal Activity sebuah kisah sukses yang luar biasa. Film ini kemudian melahirkan sebuah waralaba film, baik atau buruk, dan sekuel-sekuelnya juga diproduksi dengan anggaran kecil. Meskipun Paranormal Activity telah kehilangan daya tariknya, film ini tetap menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa bagi genre horor di akhir tahun 2000-an.

1. Get Out (2017)

cuplikan film Get Out (dok. Blumhouse Productions, Universal Pictures/Get Out)

Sejak perilisannya pada tahun 2017, Get Out telah menjadi sebuah fenomena budaya pop yang signifikan. Jordan Peele meninggalkan gaya komedinya yang khas dan beralih ke genre horor. Dengan anggaran sebesar Rp70,7 miliar, Peele menciptakan salah satu film horor terbaik dan paling berpengaruh di tahun 2010-an. Get Out mengisahkan Chris Washington seorang pria Afrika-Amerika yang menemani pacarnya yang berkulit putih, Rose Armitage, untuk bertemu dengan orang tuanya dalam sebuah liburan akhir pekan keluarga.

Terdapat suasana canggung yang jelas ketika keluarga Armitage berusaha memahami hubungan antarras Rose dan Chris. Namun Chris kemudian menemukan bahwa keluarga Armitage jauh lebih sinis dan rasis daripada yang ia bayangkan. Dengan cermat mengangkat tema rasisme, Get Out berhasil memukau penonton dan kritikus. Film ini dengan brilian mencampurkan horor non-jump scare dengan kengerian yang terasa sangat nyata bagi komunitas tertentu.

Adegan di mana Chris dihipnotis dan dikirim ke "Sunken Place" masih sangat mengesankan dan memperkuat posisi Peele sebagai sutradara baru yang berbakat dalam genre horor. Peele juga memenangkan penghargaan Oscar untuk skenario film tersebut, sementara Daniel Kaluuya menjadi bintang besar berkat pujian kritis dan kesuksesan box office film ini.

Film-film horor dengan budget rendah seringkali dianggap remeh, namun kenyataannya mereka mampu menghadirkan ketakutan yang tak kalah intens dengan film-film berbujet besar. Dengan kreativitas dan ide-ide segar, para pembuat film independen berhasil menciptakan atmosfer mencekam yang membuat penonton bergidik ngeri. Hal ini membuktikan bahwa kualitas sebuah film tidak selalu ditentukan oleh besarnya anggaran produksi. Film horor indie mana yang menurutmu paling menakutkan? Yuk, bagikan rekomendasi film horor favoritmu di kolom komentar!

Editorial Team