7 Cara Mengatasi Balita yang Sering Merengek Minta Mainan

- Mengatakan "tidak" pada anak kecil yang memohon adalah penting untuk mengajarkan konsistensi dan menghindari kebiasaan merengek.
- Konsistensi dalam memberikan aturan dan penjelasan jelas membantu anak memahami ekspektasi serta mengelola keinginan mereka.
- Alihkan perhatian anak dari permintaan mainan dengan hadiah berupa aktivitas menyenangkan atau menetapkan batas waktu untuk mendapatkan mainan yang diinginkan.
Siapa sih yang gak gemas melihat balita dengan segala tingkah lucunya? Tapi, ada kalanya gemas berubah jadi pusing saat mereka sering meminta mainan setiap kali diajak keluar rumah. Kamu mungkin berpikir, “Kenapa sih balita selalu minta ini itu?”
Tenang, kamu gak sendirian. Sebenarnya, ini adalah hal yang normal terjadi pada anak usia 2-5 tahun. Mereka sedang berada di fase eksplorasi dunia dan belum memahami konsep menahan keinginan.
Menurut ahli perkembangan anak, balita memiliki kontrol impuls yang sangat minim. Jadi, kalau mereka melihat mainan yang menarik perhatian, spontan saja mereka berpikir, "Aku mau itu!" Nah, tugas kamu sebagai orang tua adalah membantu mereka mengelola keinginan ini. Berikut beberapa cara yang bisa kamu coba untuk menghadapi balita yang sering merengek minta mainan.
1. Katakan "tidak" dengan tegas, tapi tetap lembut

Gak ada yang lebih sulit daripada mengatakan “tidak” pada anak kecil yang memohon dengan mata penuh harapan. Tapi, penting untuk tetap konsisten. Jika kamu selalu menuruti keinginan mereka, mereka akan berpikir bahwa menangis atau merengek adalah cara efektif untuk mendapatkan sesuatu.
Misalnya, jika si kecil minta mainan di toko, kamu bisa berkata, “Enggak, kita gak membeli mainan hari ini, tapi kamu bisa bermain dengan mainanmu di rumah.” Tetap tenang, jangan tergoda meskipun ada tatapan menggemaskan itu!
2. Tetapkan batasan dan konsisten

Konsistensi adalah kunci untuk membuat si kecil menurut. Kalau hari ini kamu bilang “tidak” tapi besok menuruti keinginan mereka karena malas ribut, si kecil akan bingung dan semakin sering mencoba peruntungannya. Sebaiknya, buat aturan yang jelas dan selalu terapkan. Misalnya, kamu bisa membuat kesepakatan bahwa membeli mainan hanya dilakukan pada momen tertentu, seperti ulang tahun atau saat mereka berhasil melakukan sesuatu yang luar biasa.
3. Beri penjelasan sebelum masuk toko

Sebelum masuk toko, beri tahu anak apa tujuanmu ke sana. Misalnya, “Hari ini kita hanya beli susu dan roti, ya. Kita gak beli mainan.” Mengingatkan si kecil seperti ini membantu mereka memahami ekspektasimu.
Saat mereka mulai merengek, ingatkan lagi, “Kita sudah sepakat, kan? Hari ini kita gak beli mainan.” Pendekatan ini lebih efektif dibandingkan langsung mengatakan “tidak” tanpa penjelasan.
4. Lakukan 'trip hanya melihat'

Sesekali, ajak anak ke toko mainan hanya untuk melihat-lihat tanpa membeli. Jelaskan di awal bahwa ini adalah kunjungan hanya untuk lihat-lihat (looking only trip). Dengan cara ini, si kecil belajar bahwa gak setiap perjalanan ke toko harus berakhir dengan membeli sesuatu.
Trip ini juga bisa jadi momen mengajarkan empati. Misalnya, kamu bisa berkata, “Menurut kamu, mainan ini cocok gak untuk sepupu kamu?” Dengan begitu, mereka mulai memahami bahwa membeli mainan juga bisa untuk orang lain.
5. Alihkan perhatian dengan aktivitas seru

Daripada memberi hadiah berupa benda, coba alihkan ke aktivitas yang menyenangkan. Misalnya, kamu bisa memberikan hadiah berupa waktu bermain ekstra di taman atau cerita tambahan sebelum tidur. Ini membantu anak memahami bahwa kesenangan gak selalu datang dari benda material.
6. Catat keinginan mereka

Jika anak terus meminta sesuatu, alih-alih langsung menolak, kamu bisa berkata, “Oke, kita catat ya. Mungkin nanti di hari ulang tahun atau kalau kamu tetap ingin dalam waktu seminggu.” Dengan cara ini, mereka merasa didengar tanpa harus selalu mendapatkan apa yang diinginkan saat itu juga.
7. Bersiaplah untuk meninggalkan tempat

Jika balita tetap merengek meskipun kamu sudah mencoba berbagai cara, jangan ragu untuk meninggalkan tempat. Katakan dengan tenang, “Kita sudah sepakat, tapi kamu gak mendengarkan. Sekarang kita harus pulang.” Konsistensi seperti ini menunjukkan bahwa kamu serius dengan aturan yang sudah dibuat.
Menghadapi balita yang sering meminta mainan memang membutuhkan kesabaran ekstra. Tapi, dengan menerapkan cara-cara di atas, kamu gak hanya membantu mereka belajar mengelola keinginan, tapi juga mengajarkan pelajaran hidup yang penting sejak dini.
Ingat, anak-anak butuh bimbingan, bukan sekadar pemenuhan keinginan. Jadi, yuk tetap tenang dan konsisten menghadapi si kecil!