ilustrasi remaja sedang tantrum (freepik.com/ 8photo)
Fase remaja jadi periode perkembangan berbagai hal. Termasuk belajar meregulasi emosi dan membangun identitas diri. Emosi yang intens seperti marah, frustrasi, merasa gagal, atau kesedihan akan lebih sering timbul akibat perubahan biologis dalam tubuh.
Namun, tidak semua remaja dapat mengenali emosi yang mereka rasakan. Kegagalan pengenalan emosi ini juga mempengaruhi cara mereka mengelolanya (Research on Child and Adolescent Psychopathology, 2023). Saat dihadapkan pada situasi yang tidak diharapkan dan gagal mengelola emosi, remaja mungkin meluapkannya dalam cara tantrum.
Meskipun tantrum hanya dialami segelintir remaja saja, bukan berarti hal tersebut remeh. Kebiasaan ini patut menjadi perhatian mama dan Papa jika sering terjadi. Mengetahui kemungkinan penyebabnya dapat membantu untuk menentukan langkah penyelesaiannya.
Sesekali mungkin wajar terjadi. Namun, jika terjadi dalam frekuensi yang tinggi, segera pertimbangkan untuk menghubungi tenaga profesional. Dengan begitu hubungan orangtua dan remaja akan tetap sehat serta harmonis.