Aturan Screen Time di Berbagai Negara, Anakmu Berapa Lama Main Gadget?

Intinya sih...
Rekomendasi WHO: Batasan screen time dari WHO untuk anak-anak berbeda-beda, mulai dari tidak ada screen time untuk bayi di bawah 1 tahun hingga maksimal 2 jam per hari untuk anak usia 5-17 tahun di luar jam belajar.
Taiwan: Anak-anak dilarang lebih dari 30 menit screen time per hari, dengan ancaman denda bagi orang tua yang melanggar aturan ini.
China: Anak di bawah 18 tahun hanya boleh main gadget maksimal 1 jam per hari, dan itu hanya boleh Jumat hingga Minggu, atau hari libur nasional. Total? Cuma 3 jam seminggu!
Gak bisa dimungkiri, screen time alias waktu menatap layar jadi tantangan besar buat orang tua zaman sekarang. Mulai dari nonton YouTube, main game, sampai scrolling media sosial, anak-anak sekarang lebih akrab dengan layar dibanding main di luar rumah.
Tapi tahukah kamu, beberapa negara di dunia sudah menetapkan aturan tegas soal screen time anak-anak? Tujuannya jelas, untuk melindungi perkembangan fisik dan mental generasi muda. Nah, yuk intip perbandingan aturan screen time anak di berbagai negara. Cek juga, berapa lama screen time anakmu setiap hari?
1. Rekomendasi WHO: Jangan Asal Kasih Gadget
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memberi panduan sejak 2020:
Bayi di bawah 1 tahun: Sebaiknya tidak mendapat screen time sama sekali.
Anak usia 2–4 tahun: Maksimal 1 jam per hari.
Anak usia 5–17 tahun: Maksimal 2 jam per hari di luar jam belajar.
Kalau anakmu screen time-nya lebih dari itu setiap hari, saatnya mulai waspada, ya!
2. Taiwan: Lebih dari 30 Menit Bisa Kena Denda
Taiwan punya pendekatan yang ekstrem tapi efektif. Anak-anak disarankan tidak lebih dari 30 menit screen time per hari. Bahkan, memberi gadget terlalu lama bisa dianggap sebagai penelantaran anak. Orang tua bisa didenda kalau melanggar. Serius banget, kan?
3. China: Maksimal 3 Jam Seminggu!
China terkenal paling tegas soal aturan screen time. Anak di bawah 18 tahun hanya boleh main gadget maksimal 1 jam per hari, dan itu hanya boleh Jumat hingga Minggu, atau hari libur nasional. Total? Cuma 3 jam seminggu! Aturan ini diberlakukan terutama untuk mengatasi kecanduan game online.
4. Jepang: 60 Menit saat Weekday
Di beberapa provinsi Jepang seperti Kagawa, screen time dibatasi maksimal 60 menit saat weekday dan 90 menit saat weekend. Meski belum diberlakukan secara nasional, pendekatan ini cukup berhasil mengurangi kecanduan gadget.
5. Korea Selatan: Larangan Main Game Tengah Malam
Pemerintah Korea Selatan melarang anak di bawah usia 16 tahun untuk main game online dari tengah malam sampai jam 6 pagi. Tujuannya untuk melindungi kualitas tidur anak. Bayangin kalau aturan ini diterapkan di Indonesia, kira-kira anak-anak langsung panik gak, ya?
6. Australia dan Jerman: Bayi Tanpa Layar
Australia dan Jerman sepakat: anak di bawah 2 tahun (Australia) dan anak di bawah 3 tahun (Jerman) tidak boleh screen time sama sekali. Orang tua didorong untuk memberi lebih banyak stimulasi lewat aktivitas fisik dan interaksi langsung.
7. Singapura: Makan Tanpa Layar
Alih-alih membatasi waktu, Singapura fokus pada kebiasaan sehat. Salah satunya adalah kampanye “makan tanpa screen”. Jadi, anak-anak diajak makan sambil ngobrol, bukan sambil nonton.
8. Indonesia: Masih Longgar, Tapi Perlu Waspada
Sayangnya, di Indonesia belum ada batasan screen time secara nasional. Anak-anak sering kali overuse gadget, baik untuk hiburan maupun belajar. Efeknya? Gangguan tidur, obesitas, keterlambatan bicara, hingga gangguan mental seperti kecemasan.
Screen time memang gak bisa dihindari. Tapi orang tua bisa bijak mengatur durasinya. Buat aturan yang jelas, berikan contoh, dan ajak anak beraktivitas tanpa layar. Karena kesehatan anak, baik fisik maupun mental, selalu jadi prioritas utama. Jadi, berapa menit screen time yang tepat untuk anakmu?