3 Hal Sederhana Ini Bantu Latih Skill Problem Solving Anak Sejak Dini

Salah satunya problem solving melalui permainan

Kamu pasti sepakat bahwa sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak dalam masa tumbuh kembangnya juga akan menghadapi beberapa masalah. Misalnya ketika kesulitan mengerjakan PR, atau bertengkar dengan temannya.  Situasi tersebut bisa jadi menyulitkan. Sehingga agar mereka bisa memecahkan masalahnya sendiri nantinya, mengajarkan anak tentang problem  solving sejak dini penting.

Melansir Very Well Family, sebuah studi tahun 2010 yang diterbitkan dalam Behaviour Research and Therapy menemukan bahwa anak-anak yang kurang memiliki keterampilan memecahkan masalah mungkin berisiko lebih tinggi mengalami depresi dan bunuh diri. Di sisi lain, para peneliti menemukan bahwa mengajarkan keterampilan memecahkan masalah pada anak dapat meningkatkan kesehatan mental.

Berikut tiga hal sederhana yang bantu melatih skill problem solving pada anak sejak dini. Simak ulasannya sampai akhir, ya! 

1. Mengajari mereka tentang cara mengidentifikasi masalah

3 Hal Sederhana Ini Bantu Latih Skill Problem Solving Anak Sejak Diniilustrasi mendengarkan anak (unsplash.com/tim mossholder)

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, sama halnya dengan orang dewasa masalah yang dihadapi anak juga bervariasi. Saat mereka sedang bertengkar dengan teman sebayanya di sekolah, misalnya. Ketika hal itu terjadi, tidak jarang orangtua akan bereaksi dengan langsung meminta anak untuk meminta maaf atau memberi teguran. Memang ini penting, tetapi langsung menyuruh meminta maaf tanpa melihat masalah lebih jelas, justru membuat anak merasa perasaannya tidak penting. Atau sebaliknya,  justru dijadikan jalan pintas seseorang untuk menyelesaikan masalah lebih cepat.

Maka solusinya, mengajari anak tentang cara mengidentifikasi masalah perlu dilakukan. Misalnya ketika anak bertengkar dengan teman sebaya, orangtua bisa menanyakan masalah apa yang dihadapi, tetapi dengan mengajak anak untuk menceritakan apa yang terjadi dalam permainan. Dari sini kemungkinan akan terlihat lebih  jelas masalah yang terjadi, apakah karena murni kesalahan anak atau karena alasan lain.

Namun perlu diingat, memberikan pertanyaan bukan hanya untuk mencari jawaban, tetapi membantu anak untuk lebih berempati dan berpikir kritis. Orangtua bisa membimbing anak untuk merenungkan bagaimana mengatasi masalah tersebut, mengapa suatu kejadian terjadi, serta apa saja pelajaran yang bisa diambil, dan sebagainya.

2. Menemukan solusi bersama

3 Hal Sederhana Ini Bantu Latih Skill Problem Solving Anak Sejak Diniilustrasi anak dan orangtua (unsplash.com/unsplash+)

Hal selanjutnya yang perlu dilakukan yaitu menemukan solusi bersama. Tahapan ini penting dilakukan, utamanya ketika anak-anak sudah mulai mampu menilai hal-hal yang telah dilakukan, misalnya. Dalam hal ini, orangtua bisa memberikan kesempatan anak untuk menentukan ide dan mencari solusi dengan caranya sendiri. Ketika ide sudah terkumpul, kamu bisa membimbing mereka untuk melihat sisi baik dan buruk dari setiap pilihan yang ada.

Di sisi lain  hal yang paling penting dalam mencari solusi  yaitu jelaskan konsekuensi dan tunjukkan komitmen untuk membantu anak. Melansir Very Well Family, ketika menghadapi masalah perilaku gunakan pendekatan pemecahan masalah. Duduklah bersama dan katakan, "Akhir-akhir ini kamu kesulitan menyelesaikan PR, mari kita selesaikan masalah ini bersama-sama." Kamu juga perlu menunjukkan konsekuensi atas perilaku buruk, namun jelaskan pula tentang komitmen untuk mencari solusi sehingga mereka dapat melakukan yang lebih baik di lain waktu.

Baca Juga: 5 Kesiapan Mental Orangtua Menghadapi Anak Tumbuh Remaja

3. Mengajari anak tentang problem solving lewat permainan

3 Hal Sederhana Ini Bantu Latih Skill Problem Solving Anak Sejak Diniilustrasi anak bermain (unsplash.com/kelly sikkema)

Pada dasarnya mengajarkan anak tentang problem solving bisa dilakukan melalui berbagai cara. Bukan hanya melalui  lisan, namun juga bisa melalui media atau alat bantu visual lain seperti permainan. Pasalnya permainan bukan hanya sebagai hiburan saja, tetapi juga efektif untuk membantu anak  dalam memecahkan masalah itu tadi.

Misalnya dengan mengajari mereka lewat puzzle, teka-teki silang, atau mungkin mengambil bola yang tersangkut di pohon. Meskipun sederhana, ini akan membantu mereka mengidentifikasi sebuah pola, berpikir lebih logis, dsb. Sehingga semakin banyak kreasi permainan, maka  metode anak dalam memecahkan masalah  pun juga akan lebih bervariasi nantinya.

Lantas kapan idealnya anak perlu diajarkan problem solving  tersebut? Meskipun terkadang memang tergantung kebutuhan anak, namun perlu dilatih sedini mungkin. Dilansir Empowered Parents, prasekolah merupakan waktu terbaik bagi anak untuk belajar memecahkan masalah dengan cara yang menyenangkan. Manfaat belajar sejak dini akan bertahan seumur hidup dan yang menyenangkan yaitu terasa lebih ringan.

Kesimpulannya, mengenalkan anak tentang problem solving atau pemecahan masalah sejak dini menjadi hal yang perlu dilakukan. Pasalnya sejak kecil anak juga akan  menghadapi berbagai masalah dan ketidakpastian, baik dalam skala kecil atau bahkan besar. Sehingga dengan kemampuan problem solving, anak-anak akan lebih terasah untuk berpikir solutif, logis, dan kritis sejak dini. Memang tidak mudah, tetapi bisa diupayakan perlahan.

Baca Juga: 5 Tips Membangun Kecerdasan Finansial pada Anak, Mulai dari Hal Kecil!

Aprilia Nurul Aini Photo Community Writer Aprilia Nurul Aini

Have a blast!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya