Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Memasuki usia remaja, anak mulai merasakan lebih dalam konflik-konflik yang ada di sekitarnya. Tak jarang mereka akan mengeluh, tanpa disadari mulai curhat kepada orangtuanya. Namun, semakin lama ada kalanya intensitas anak curhat kepada orangtua mulai berkurang.
Tentu saja, ini menjadi pertanyaan besar bagi orangtua yang kerap menjadi tempat curhat anak remajanya. Ternyata, ada sederet penyebab mengapa intensitas anak untuk bercerita kepada orangtua mulai berkurang. Bahkan, anak mulai menganggap orangtua bukanlah tempat yang tepat untuk curhat. Apa, ya, sebabnya?
1. Respons orangtua tidak sesuai dengan yang anak inginkan
Ada masanya, anak mengalami hari yang buruk disertai perasaan yang kacau dan hati yang sensitif. Pada kondisi seperti ini, kerap kali secara tidak sadar anak curhat terkait perasaannya kepada orangtua. Bukan solusi yang didapat, namun orangtua malah menghakimi hingga menyalahkan anak.
Orangtua perlu memahami, ada kalanya anak membutuhkan solusi di waktu yang sama. Di sisi lain, orangtua hanya perlu menjadi pendengar yang baik untuknya. Kesalahpahaman ini kerap terjadi, hingga anak memilih untuk tidak lagi curhat dengan orangtua.
2. Orangtua mendesak anak untuk curhat lebih detail
Mengkhawatirkan kondisi anak, merupakan hal yang wajar sebagai orangtua. Ditambah lagi, orangtua melihat jelas perubahan pada anak saat sedang ada masalah. Pada kondisi seperti ini, sering kali orangtua mendekat dan meminta anak bercerita.
Sama seperti anak remaja lainnya, ada kalanya anak membutuhkan waktu untuk sendiri hingga masanya akan curhat kepada orangtua. Anak akan kurang nyaman jika dipaksa bercerita ditambah orangtua mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendetail. Sebab itulah di lain waktu, anak akan menolak curhat kepada orangtua.
3. Trauma dengan sikap orangtua
Coba ibu dan ayah ingat kembali, apakah pernah mengajukan pertanyaan yang menyudutkan anak? Jika iya, barangkali hal tersebutlah, penyebab anak enggan curhat dengan orangtua lagi. Ada perasaan trauma, mengingat curhat yang sebelumnya, pernah ditanggapi orangtua hingga membuat anak sakit hati.
Mungkin saja, orangtua terlalu emosional menanggapi curhatan anak remajanya. Tanpa ia tahu, malah menyakiti perasaannya. Jika memang anak enggan untuk curhat lagi, orangtua bisa memberikan nasihat-nasihat saat melakukan aktivitas bersama.
Baca Juga: 5 Langkah Membangun Percaya Diri Remaja di Era Media Sosial
4. Tidak ada rasa percaya dengan orangtua
Umumnya, alasan untuk tidak lagi curhat, biasanya karena tidak ada lagi rasa kepercayaan. Bisa jadi, ini juga yang anak rasakan saat tidak lagi menganggap orangtua bukanlah tempat yang tepat untuk bercerita. Ada beberapa orangtua yang malah menyebarkan atau membuka curhatan anak kepada teman atau malah ke keluarga lainnya.
Jika anak mengetahui hal ini, wajar saja anak tidak lagi percaya dengan orangtua. Ada perasaan takut, jika cerita apalagi terkait privasi dengan orangtua, akan menjadi bahan pembicaraan lagi dengan keluarga lainnya. Risiko lebih panjang, keluarga lainnya ikut menasihati anak, rasa malu akan anak rasakan.